TRUSTNEWS.ID – Anggota MPR RI Prof. Dr. Jimly Asshiddiqie bekerjasama dengan mahasiswa dan masyarakat Jakarta Utara mengadakan kegiatan sosilalisasi empat pilar MPR RI dengan tema Agama dan Nasionalisme.
Anggota MPR RI Prof. Dr. Jimly Asshiddiqie mengatakan ada lima hal penting yang harus menjadi perhatian dalam mengelola prinsip kebangsaan. Yakni pluralisme, insklusivisme, universalisme, nasionalisme, dan konsitutisioanlisme.
Menurut Jimly pertama yang harus dilakukan adalah pengakuan bahwa kita ini plural, pluralisme Indonesia. Lalu inklusivisme, kita tidak boleh membiarkan adanya persepsi masing-masing warga negara tentang suatu kebenaran.
“Jangan sampai kita larut dalam eksklusivitas. Kita harus melakukan segala cara agar menjadi inklusifisme,” ujar Jimly.
Cara pandang yang ketiga untuk mempersatukan bangsa Indonesia adalah universalisme. Lima nilai Pancasila telah menjadi identitas bangsa Indonesia. "Saatnya kita membangun sistem etika kehidupan berbangsa dan bernegara, selain hukum berbangsa dan bernegara," tambahnya.
Lalu dibutuhkan rasa nasionalisme untuk mempersatukan keanekaragaman bangsa kita di tengah pergaulan antarbangsa. “Negara kita adalah negara kesepakatan, maka segala kesepakatam dirumuskan dalam konstitusionalisme,“ tutur Anggota MPR RI ini.
Sealain itu, Prof. Jimly menginformasikan juga hal yang telah disampaikannya sudah dituliskan semua ke dalam bukunya yang berjudul Pancasila : Identitas berbangsa dan bernegara, yang mengulas ideologi Indonesia yaitu Pancasila. Pancasila memiliki lima prinsip dasar kebangsaan, antara lain pluralisme, inklusivisme, universalisme, nasionalisme, dan konstitusionalisme. Globalisme memiliki pengaruh dalam membentuk semangat kebangsaan yaitu nasionalisme Indonesia modern. Berbagai permasalahan dalam kehidupan kebangsaan di Indonesia yang berkaitan dengan Pancasila sebagai dasar, konstitusi, kedaulatan, dan kelembagaan negara. tuturnya.
Terakhir, tujuan kegiatan ini adalah mensosialisasikan dan mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika kepada masyarakat luas dengan ragam suku dan agama dengan saling menjaga keharmonisan antarsesama,” tutur panita pelaksana kegiatan.