trustnews.id

Anggota MPR RI Prof Jimly Asshiddiqie Sosialisasikan Empat Pilar Bersama Pergerakan Wanita Nasional Indonesia (PERWANAS) dan Warga Kebayoran Baru
Dok, Istimewa

TRUSTNEWS.ID - Anggota MPR RI Prof. Dr. Jimly Asshiddiqie bekerjasama dengan Pergerakan Wanita Nasional Indonesia (PERWANAS) mengadakan kegiatan sosilalisasi empat pilar MPR RI dengan tema Pancasila, Bhineka Tunggal Ika, UUD, NKRI harga mati.

Anggota MPR RI Prof. Dr. Jimly Asshiddiqie mengatakan “Kita mempunyai Empat prinsip penting, prinsip itu tiang/pilar, sebelumnya sudah ada keputusan oleh mahkamah konstitusi dulu pancasila itu bukan tiang/pilar, jadi pilar tiga saja. kenapa seperti itu karena pancasila itu dasar atau pondasi jadi bukan tiang yang tiang itu NKRI, UUD, Bhineka Tunggal Ika itu tiangnya tapi ini hanya soal istilah saja. Yang di maksud dengan empat pilar ini yakni empat prinsip pokok berbangsa dan bernegara”. Jelasnya.

Menurut Jimly  pancasila tetap sebagai dasar dan pilar ditambah satu lagi yaitu wawasan nusantara, maka ada lima hal penting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, yaitu pancasila sebagai dasar, Bhineka Tunggal Ika kita harus mengakui bahwa dulu kita hidupnya plural (beranekaragam), NKRI, UUD dan wawasan nusantara. Ujarnya.

Kita ini plural dari segi agama, bahasa dan etnis. Ini harus dipahami, diakui dan supaya kita saling menghormati bahwa sesungguhnya Allah menciptakan kita berbeda-beda, bersuku-suku agar kita saling mengenal, menghormati dan bekerjasama. Jadi itulah prinsip pertama yang sangat penting ialah Bhineka Tunggal Ika. Sambungnya di DPP Perwanas.

Menjawab pertanyaan peserta kegiatan dalam mewujudkan indonesia emas tahun 2045 “Kita perlu melakukan yang namanya reformasi kedua, dalam hal ini difokuskan pada perubahan bagaimana cara kita mendidik yang tadinya seorang murid harus memiliki keterampilan harus kita ubah menjadi harus memiliki jiwa kepemimpinan atau enterpreneur”. Jawab Jimly

Terakhir, tujuan kegiatan ini adalah mensosialisasikan dan mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, NKRI, dan UUD kepada masyarakat luas dengan ragam suku dan agama dengan saling menjaga keharmonisan antarsesama,” tutur panita pelaksana kegiatan.