trustnews.id

Pemajuan Kebudayaan, Digitalisasi Dan Kekuatan Budaya

TRUSTNEWS.ID,. - Pemanfaatan media digital dalam pelestarian budaya dalam bentuk pengarsipan memudahkan penggiat budaya lokal yang selama ini terbatasi oleh letak geografis yang sulit dijangkau. Menjawab tantangan industri teknologi yang bergerak semakin cepat dalam pemajuan kebudayaan.

Tak banyak negara yang memiliki keragaman budaya dan adat-istiadat. Dari yang tak banyak ini, Indonesia satu diantaranya. Hampir di setiap daerah memiliki kebudayaan tersendiri yang menjadi ciri khas dan identitas dari daerah tersebut. 

Hanya saja, dunia sudah jauh berubah. Cara pandang manusia akan budaya pun berubah. Bagaimana selama ini budaya dilekatkan dengan kata “menjaga” agar tetap lestari dari satu generasi ke generasi berikutnya. 

Kini budaya menjadi suatu kekuatan yang bahkan mengguncang dunia seiring globalisasi dan perkembangan teknologi. Kemudahan akses ini memungkinkan sebuah budaya (tari, musik, drama/film) bisa dinikmati di berbagai belahan dunia melalui platform media sosial. Sebut saja, bagaimana masyarakat dunia terkagum-kagum melihat tari Ratoh Jaroe asal Nangroe Aceh Darussalam di acara pembukaan Asian Games 2018. 

Dalam pandangan Restu Gunawan, Direktur Pembinaan Tenaga dan Lembaga Kebudayaan, Ditjen Kemendikbud Ristek, digitalisasi dalam Pemajuan Kebudayaan memegang peranan penting dalam hal peningkatan daya guna, pengelolaan, pendokumentasian, penyebarluasan informasi dan pengetahuan unsur-unsur kebudayaan. 

Sebagai contoh, dengan pemanfaatan media digital, permasalahan seperti pelestarian budaya melalui pengarsipan menjadi lebih mudah, di sisi lain keterlibatan masyarakat dan pegiat budaya lokal yang terbatasi oleh letak geografis akan lebih mudah dijangkau. Lebih jauh penggunaan teknologi digital adalah bagian dari upaya untuk menjawab tantangan industri teknologi yang bergerak semakin cepat. 

“Era digitalisasi bisa menjadi peluang dan bisa menjadi penghambat bila kita tidak ikut terlibat didalamnya,” ujar Restu Gunawan dalam wawancara dengan TrustNews.

“Kita bisa melihat bagaimana digitalisasi berkembaang luar biasa cepatnya di semua sektor kehidupan. Untuk itu kita harus menyiapkan orang-orangnya, jangan kemudian kita anti terhadap teknologi, tapi kita justru harus mengadopsinya untuk kita inventarisir, didokumentasikan dan sebagainya dalam bentuk audio visual misalnya,” paparnya. 

“Tantangan kebudayaan peluang ke depan bagaimana kita mengadaptasi dan mengadopsi teknologi untuk kemajuan kebudayaan, supaya bisa pertama mensejahterakan masyarakat, pendidikan karakter, untuk diplomasi dan lain sebagainya,” tambahnya. 

Sebagaimana diketahui, gagasan penguatan kebudayaan sebagai identitas nasional sejatinya telah tertuang dalam UU nomor 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan. Kemunculan peraturan ini tidak terlepas dari upaya strategis untuk memajukan kebudayaan melalui pelindungan, pengembangan, pemanfaatan, dan juga pembinaan guna mewujudkan masyarakat Indonesia yang berdaulat secara politik, ekonomi, dan juga berkepribadian dalam menjawab tantangan eksistensi di kancah budaya global. 

Pemajuan Kebudayaan, menurut Restu, membawa semangat baru dalam upaya pelindungan, pengembangan, pemanfaatan, dan pembinaan kebudayaan nasional. 

“Negara (baca pemerintah) dalam upaya pemajuan kebudayaan lebih berperan sebagai fasilitator yang mendampingi masyarakat dalam perumusan pemajuan kebudayaan, dengan mewadahi partisipasi dan aspirasi seluruh pemangku kepentingan,” ungkapnya. 

Beragam program terkait Pemajuan Kebudayaan pun digelar, mulai dari Desa Pemajuan Kebudayaan, Jalur Rempah, Repatriasi Cagar Budaya, Media Kebudayaan, Advokasi Masyarakat Adat dan BLU Museum hingga Gerakan Seniman Masuk Sekolah (GSMS). 

GSMS bertujuan untuk menggalakkan kembali seni budaya lokal di sekolah dan untuk menumbuhkan rasa cinta kepada seni budaya lokal, dan menghasilkan konten dalam rangka penyebarluasan informasi yang dikemas secara menarik untuk dapat disebarluaskan kepada masyarakat. 

“Para penggiat bidang seni dan budaya yang paham tentang pendidikan berkolaborasi dengan sekolah-sekolah untuk mengajarkan kesenian. Jadi mereka masuk ke kelas-kelas untuk mengajarkan kesenian yang ada didaerahnya masing-masing,” ujarnya. 

“Selain itu ada juga misalnya lomba cipta lagu daerah, melibatkan anak-anak dan guru. Dengan adanya lomba ini, para guru dan murid mencipta lagu daerah yang sesuai dengan usianya. Ini tujuannya agar masyarakat mencintai kebudayaan di daerahnya melalui seni,” pungkasnya.