trustnews.id

Usai Pandemi, Kembali Masuknya Aki Impor Yuasa Dongkrak Penjualan
Dok, Istimewa

TRUSTNEWS.ID – Algoritma penjualan khususnya accumulator (accu, baterai, aki) mengalami anomali selama pandemi melanda negeri (2020-2022).

Ragam kebijakan pemerintah dalam menekan penularan virus Covid-19 dengan membatasi ruang gerak mobilitas masyarakat, sebut saja PSBB, WFH hingga PPKM, justru meningkatkan angka penjualan (year of year/yoy). 

PT Santi Yoga, agen Tunggal Yuasa Battery Indonesia, mengungkap, penjualan Yuasa Battery bahkan lebih besar jika dibandingkan dengan tahun 2019, di mana pandemi Covid-19 belum menyerang.

“Awal pandemi kita mikirnya penjualan akan ngedrop karena secara umum tidak ada pergerakan masyarakat karena semuanya ‘dikunci’ di dalam rumah oleh pemerintah,” ujar Agustono Santoso, Automotive Battery Department Head PT Santi Yoga, bercerita kepada TrustNews.

“Ternyata apa yang kita takutkan malah sebaliknya. Selama pandemi jualan kita justru lumayan naiknya. Ini yang membuat kita heran, kok malah naik,” tambahnya. 

Rasa heran bercampur keanehan terus berlanjut, menurutnya, paska PPKM dihentikan perusahaan menggencarkan penjualan dalam menjaga angka pertumbuhan. Pertimbangannya, aktivitas masyarakat menggunakan kendaraan bermotor, baik kendaraan pribadi maupun transportasi publik mulai normal kembali. 

“Kita sedang menggencarkan penjualan kembali supaya naik karena terus terang saat ini kita sedang turun jika dibandingkan tahun lalu. Waktu pandemi yang kita pikirjelek banget malah cukup baik. Saat kondisi membaik justru malah turun. Padahal sistim penjualannya sudah menggunakan semua channel perpaduan konvensional dan online. Kondisi ini menimbulkan tanda tanya,” paparnya. 

Inovasi Santi Yoga dalam branding pun sudah dilakukan melalui digital marketing. Inovasi dalam digital marketing tidak saja terbatas pada media social seperti Facebook (FB), Twitter, Instagram, Tiktok dan Youtube tetapi termasuk juga official website dan aplikasi Yuasa App baik untuk Android atau IOS. 

Selain itu penjualan secara online melalui marketplace (Tokopedia, Shopee, Bukalapak, Blibli dan lainnya), termasuk pembelian melalui Yuasa App juga telah dilakukan, yang sebenarnya sebelum pandemi melanda di Indonesia juga sudah mulai dilakukan. 

“Konsumen cukup pilih aki Yuasa yang diinginkannya, bayar dan tunggu paketnya datang. Kalau Pembeli mengalami kesulitan dalam pemasangan, Konsumen tinggal memberitahukan agar aki tersebut dapat dipasangkan juga oleh Teknisi Yuasa dan akan dilakukan secara gratis, tetapi tentunya untuk hal ini waktu pemasangan dan pengirimannya harus dijadwalkan,” ungkapnya. 

Dengan pembelian secara online inilah Konsumen bisa tinggal memesan tipe aki yang diinginkan, melakukan transfer dan tinggal menunggu barang yang diinginkan tersebut terkirim secara gratis untuk biaya pengirimannya. 

“Program ini tentunya bisa berjalan dengan baik berkat telah adanya titik-titik cabang yang telah dipunyai oleh Yuasa diseluruh Indonesia (saat ini kurang lebih telah ada sekitar 45 titik cabang) sehingga bisa mengirimkan aki tersebut secara gratis dengan menggunakan ekspedisi internal Yuasa sendiri,” ujarnya. 

“Keberadaan cabang-cabang yang tersebar dari Sabang sampai Merauke menjadi keunggulan bagi kami dalam after sale service dan availability stock. Sehingga memberi kemudahan bagi konsumen dalam mencari aki Yuasa,” tambahnya. 

Agustono juga menyoroti keberadaan aki-aki impor yang di jual bebas di pasaran after market dalam negeri dengan harga yang jauh lebih murah. Sebab dalam berbagai kesempatan, pemerintah sebenarnya terus mengkampanyekan “pengurangan produk impor” dan mendorong penggunaan produkproduk dalam negeri. 

“Kompetisi di industri aki dalam negeri kian sengit dengan tidak adanya kebijakan pengurangan atau pembatasan impor karena harus berhadapan langsung dengan keberadaan aki-aki impor yang dijual dengan harga lebih murah di pasaran,” ujarnya. 

“Secara persaingan tentu kurang fair dan bisa merusak pasaran aki di dalam negeri karena mereka (aki impor) menawarkan harga yang jauh lebih murah. Kita mengharapkan pemerintah melihat hal ini dan bisa mengeluarkan kebijakan paling tidak untuk membatasi aki impor masuk ke Indonesia,” pungkasnya.