TRUSTNEWS.ID,. - Indonesia memiliki potensi kemaritiman yang cukup besar. Potensi kemaritiman Indonesia adalah segala sesuatu yang terdapat di perairan laut Indonesia yang dapat dimanfaatkan oleh penduduk Indonesia dan dapat meningkatkan kesejahteraan penduduk Indonesia.
Bicara tentang potensi, laut Indonesia memiliki angka potensi lestari yang besar, yaitu 6,4 juta ton per tahun. Potensi lestari adalah potensi penangkapan ikan yang masih memungkinkan bagi ikan untuk melakukan regenerasi hingga jumlah ikan yang ditangkap tidak mengurangi populasi ikan. Estimasi potensi ikan di Indonesia memiliki total 12,01 juta ton per tahun.
Sektor perikanan juga membuka lapangan kerja, mulai dari sebagai nelayan laut nelayan perairan umum, dan pembudidaya ikan. Orang yang bergantung pada sektor perikanan dari hulu (penangkapan dan budidaya) sampai hilir (industri, perdagangan, jasa, dan lain-lain) cukup banyak.
"Berbicara tentang ekonomi maritim, sesungguhnya kita sedang melihat maritim Indonesia sebagai sebuah potensi ekonomi dengan segala potensi sumberdaya yang ada didalamnya menjadi sebuah ekonomi riil," ujar I Gusti Putu Gede Rumayasa Yudana, Direktur Politeknik Kelautan dan Perikanan (KP) Sidoarjo kepada TrustNews.
"Peran Politeknik Kelautan dan Perikanan Sidoarjo (Politeknik KP Sidoarjo) adalah bagaimana menyiapkan SDM KKP yang unggul untuk mengelola sumberdaya maritim sebagai potensi ekonomi menjadi ekonomi riil," tambahnya.
Politeknik KP Sidoarjo sebagai UPT Pendidikan Tinggi Vokasional Kelautan dan Perikanan, lanjutnya, mempunyai tugas dan fungsi untuk menghasilkan lulusan atau tenaga teknis bidang perikanan jenjang D.3 yang berkarakter Unggul, Inovatif, berwawasan industri KP global yang berkelanjutan.
"Untuk dapat menghasilkan lulusan yang demikian maka diperlukan pola penyelenggaraan pendidikan vokasional KP yang spesifik baik kurikulum, SDM, sarpras dan pola pembinaan karakter, yang juga berpedoman pada standar penyelenggaraan pendidikan vokasi yang ditetapkan oleh BAN-PT," ucapnya.
Adapun upaya Politeknik KP Sidoarjo dalam memperbanyak SDM milenial, menurutnya, dilakukan dengan tiga cara. Pertama, digitalisasi sistem informasi tentang pendidikan tinggi KP yang dapat dengan mudah diakses oleh masyarakat luas melalui aplikasi yang terpusat (Single Windows) seperti Command center, Data center, E-latar dan lain-lain (Pemanfaatan dan Optimali-sasi Teknologi Informasi).
Kedua, peningkatan sinergitas, kerjasama internal KKP dan external KKP baik instansi pemerintah, swasta maupun kelompok masyarakat (Pelibatan organisasi sosial, kelompok kemasyarakatan dan masyarakat)
Ketiga, melaksanakan kegiatan Tridharma Perguruan Tinggi terutama Penelitian dan Pengabdian Masyarakat pada sentrasentra sumberdaya perikanan (Desiminasi hasil penelitian untuk kegiatan pengabdian kepada masyarakat.
"Dalam melaksanakan ketiga strategi di atas saat ini sedang dilaksanakan program SFV (Smart Fisheries Village) Desa dan UPT, serta program VOGA (Vocational Goes to Actors) yang merupakan program prioritas BPSDM KP," ungkapnya.
Diakuinya, dalam perjalanannya Politeknik KP Sidoarjo menghadapi beberapa tantangan, khususnya saat pandemi Covid-19 melanda negeri. Saat itu, Politeknik KP Sidoarjo melakukan adaptasi dan modifikasi sistem pembelajaran dampak Covid.19 dengan tetap berpedoman pada kriteria capaian pembelajaran dan profil lulusan.
"Kondisi ini bisa kita lewati terbukti lulusan Politeknik KP Sidoarjo pada periode tahun 2020-2022 kesemuanya dapat diterima /terserap oleh DUDI bidang perikanan sesuai kebutuhan," ujarnya. Tantangan lainnya, terkait dengan pemenuhan standar pengelolaan pendidikan tinggi menghadapi terbitnya PP.57/2022 tentang Penyelenggaraan Perguruan Tinggi oleh Kementerian Lain dan Lembaga Pemerintah Non Kementerian, sebagai amanat UU. No.12/2012 tentang Pendidikan Tinggi.
"Dalam kontek ini Politeknik KP SidoKegiatan belajar di Politeknik KP Sidoarjo. Foto dok. Politeknik KP Sidoarjo. Wisuda Taruna Politeknik KP Sidoarjo. Foto dok. KKP. arjo merasa mampu dalam memenuhi apa yang diamanatkan dalam PP 57 walaupun masih perlu ada penyempurnaan didalamnya, dengan pertimbangan selama ini dalam melaksanakan pengelolaan Pendidikan telah berpedoman pada standar-standar yang ditetapkan oleh Pemerintah dalam hal ini Kementerian Pendidikan melalui PD Dikti dan BANPT," ucapnya.
"Termasuk tantangan peningkatan kualitas pengelolaan, SDM dan layanan kepada pengguna layanan yang akuntabel dan transparan dengan ditetapkannya Politeknik KP Sidoarjo sebagai Perguruan Tinggi dengan status Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (PK BLU)," pungkasnya.