TRUSTNEWS.ID,. - Di masa pandemi ini, justru jasa kurir dan logistik semakin memiliki peranan krusial dalam pendistribusian dokumen dan barang. Hal ini, mengingat aktivitas ekonomi tetap harus berjalan namun pergerakan orang terbatasi. Apalagi, selama pandemi banyak masyarakat lebih berbelanja online di e-commerce dan pastinya membutuhkan jasa kurir untuk mengantarkan barang.
Sekalipun mampu menggeliat dan berupaya tahan banting atas kondisi yang terjadi saat pandemi, untuk melakoni itu semua bukan perkara mudah, bahkan di era endemi seperti saat ini bisnis jasa kurir dan logistik ibarat listrik yang byar pyet, sering terkendala dengan beragam masalah. Eksistensi perusahan-perusahaan ini masih sangat bergantung dengan sektor industri.
Kalau industrinya membaik otomatis, jasa kurir dan logistik juga ikut baik, begitu pun sebaliknya. Saat ini peran jasa ini mengalir bak air sungai mengalir. Mencoba bertahan sambil bersaing di level jasa dan service saja.
“Kalau kondisinya sudah seperti ini kita balik lagi bergantung ke asosiasi yang sifatnya punya kekuatan untuk mendukung bisnis para anggotanya. Tapi yang paling penting untuk menjadi perhatian adalah perang tarif antar pengusaha,” ujar Felix Daniel Lawalata, Direktur PT Wahana Indah Gemaca kepada Trustnews belum lama ini.
PT Wahana Indah Gemaca merupakan salah satu perusahaan yang menjalankan bisnisnya di bidang logistik. Berjibaku dengan perusahaan jasa dan logistik lainnya dalam upaya meningkatkan eksistensi perusahaan.
Bagi Felix upaya perang tarif ini dapat dihalau sepanjang perusahaan jasa logistik mampu berimprovisasi dengan baik, melalui inovasi dan pelayanan terdepan terbaik dalam memberikan service kepada pelanggan-pelanggan terbaiknya. Dengan improvisasi ini sudah barang tentu memberikan dampak positif besar dalam menjalani persaingan.
“Kita bersaing dengan perusahaan teman-teman kita sendiri, bersaing secara sehat. Kita tidak bisa serta merta melawan persaingan itu head to head, tapi balik lagi mengatasinya dengan improvisasi jasa service yang kita berikan,” terang Felix meyakinkan.
Selain persaingan, persoalan mengganjal untuk dijadikan perhatian khusus bagi para pelaku jasa dan logistik, terkait sumber daya manusia, terutama menyangkut siklus para driver di logistik. Sangat berbeda antara 10 tahun lalu dengan situasi sekarang. Untuk saat ini diakui Felix tidak mudah mencari tenaga sopir atau driver.
Anak-anak muda saat ini memandang profesi sopir itu tidak menjanjikan. Gaji kecil dan banyak menguras energi. Makanya, sekolah driver untuk menunjang kegiatan logistik saat ini mulai sepi peminat. Dirinya pun agak kewalahan untuk menjawab dinamika ini. Peran driver sangat menunjang dalam melahirkan citra terbaik bagi perusahaan dalam memberikan pelayanan.
“Makanya kita juga agak hati-hati dalam memilih driver, kalaupun dapat kita tempa dengan pengetahuan dan masukan agar mampu memberikan pelayanan terbaik ketika memberikan service kepada pelanggan,”tambahnya.
Persoalan lain yang paling banyak dialami para pengusaha logistik, terutama bagi para driver di lapangan adalah menyangkut premanisme melalui penguatan liar. Felix tidak menampik hal ini menjadi kendala dalam pegoperasian perusahaan yang dilakoninya. Dia berharap kepada aparat penegak hukum untuk lebih tegas lagi menghadapi para preman berkedok pungutan liar tersebut. Sebab risiko yang dihadapi kalau dibiarkan cukup besar.
Apabila tidak dikasih uang, truk-truk milik perusahaan dirusak atau tidak boleh melewati lokasi mereka. Kalau diikuti tentu akan berdampak pada pengiriman. Tapi kalau dibiarkan, juga punya dampak kurang baik juga bagi perusahaan. Satu bulan ditertibkan, bulan depannya sudah muncul lagi.
“Harapan saya di industri logistik kepada pemerintah untuk bisa mem-berikan insentif guna mendukung truk-truk yang sudah berumur 7-15 tahun yang mesti diganti gitu. Untuk mengganti ini harus ada dukungan insentif dari pemerintah. Ibaratnya seperti pemerintah memberikan subsidi listrik ke masyarakat atau pelaku industri. Dukungan ini penting dilakukan bagi upaya kita melakukan regenerasi atau menekan biaya lain, agar biaya logistik tidak terlalu tinggi, ” terang Felix.