trustnews.id

Strategi Berdikari Meubel Nusantara Garap Pasar Lokal
Dok, Istimewa

TRUSTNEWS.ID,. - Kondisi geopolitik dan inflasi besar di negara tujuan ekspor. Belum lagi sisa-sisa pandemi Covid-19 jadi penyebab menurunnya kinerja ekspor mebel atau furnitur sebesar 28% pada tahun 2023. Data ekspor mebel per September 2023 hanya mencapai USD1,29 miliar turun dari tahun 2021 yang tercatat USD1,86 Miliar atau turun 30% secara tahunan.

Sementara, untuk kerajinan tahun 2023 tercatat USD513 juta menurun dari tahun lalu yang mencapai USD647 juta atau turun 21%. Total kinerja ekspor gabungan tahun 2022 tercatat USD2,5 miliar turun menjadi USD1,8 miliar pada tahun 2023, akumulasi turun 28%.

Dwi Wahyu Aprianto, Direktur PT Berdikari Meubel Nusantara (BMN), mengatakan perkembangan industri meubel (furniture) di Indonesia sedang mengalami kontraksi cukup luar biasa dalam fase pemulihan pasca covid-19 dan juga adanya situasi geopolitik internasional yang mengakibatkan adanya koreksi terutama pasar ekspor.

"Penurunannya sebesar 10% dari tahun sebelumnya," ujar Dwi Wahyu Aprianto kepada TrustNews.

Sedangkan untuk dalam negeri, lanjutnya, pangsa pasar mebel dan kerajinan domestik merupakan pasar potensial yang harus dimanfaatkan, meski pertumbuhannya belum stabil.

Setidaknya ada 3 potensi yang bisa dimanfaatkan yakni adanya peningkatan pertumbuhan industri hotel dan penginapan, adanya pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) dan adanya Dana Alokasi Khusus Fisik (DAK Fisik) pengadaan meja dan kursi untuk pembelajaran. Sehingga Pemerintah Indonesia memang menghimbau untuk para pelaku usaha di bidang furniture untuk mampu menangkap peluang yang ada di Pasar Lokal.

"Kondisinya memang penuh tantangan, namun BMN melihat masih ada celah yang bisa dimanfaatkan yakni pasar domestik. Keberadaan IKN dan kebutuhan perabotan untuk perkantoran, hotel, perumahan dan fasilitas umum lainnya," ujarnya.

Menurutnya, BMN melakukan suatu transformasi bisnis dengan membuat suatu terobosan yang dilakukan kolaborasi yakni fokus & diferensiasi.

Pertama, fokus pada market development dengan peningkatan penjualan ekspor untuk captive market beach chair Strandkorb.

Kedua, fokus emerging market, penetrasi pasar untuk ekspor kategori furniture outdoor.

Ketiga , diversifikasi produk , pengembangan furniture indoor ataupun outdoor baik di pasar ekspor ataupun lokal.

Keempat, pelebaran sayap atas bisnis Jasa konstruksi, fokus pada jasa konstruksi yang include dengan furniture didalamnya.

"BMN senantiasa berkolaborasi dengan pelaku/konsultan/komunitas di bidang design serta berkolaborasi dengan beberapa institusi pendidikan untuk mendapatkan preferensi kebutuhan design product yangs saat ini berkembang dan menjadi trendsetter," paparnya.

Dalam konteks pengembangan produk, ditekankan Dwi, BMN fokus khusus pada aspek keberlanjutan dan ramah lingkungan. Ini dibuktikan dengan adanya sertifikat SVLK (Sistem Verifikasi Legalitas Kayu) dan FSC (Forest Stewardship Council) yang menandakan komitmen PT BMN mengurangi dampak deforestasi.

"Selain itu, sisa dari material yang tidak terpakai oleh BMN dikerjasamakan dengan pihak UMKM dalam bentuk CSR dengan diolah lagi menjadi olahan kayu berupa houseware ataupun kacamata yang dijual baik di pasar ekspor ataupun domestik," pungkasnya.