
TRUSTNEWS.ID,. - Di tengah arus tantangan yang terus menggulung—kelangkaan bahan baku lokal berkualitas, lonjakan harga yang semakin melambung, dan persaingan global yang kian ketat—PT Elco Indonesia Sejahtera memilih untuk tidak hanya bertahan. Mereka melangkah dengan mantap, menapaki jalan menuju visi besar menjadi penguasa industri kulit dunia.
"Untuk menjaga kelangsungan produksi sepanjang tahun, kami terpaksa mengimpor bahan baku dari negara-negara yang setara dalam kualitas," ujar Mochamad Yusuf Tojiri, Direktur Elco, dengan penuh keyakinan kepada TrustNews.
Langkah yang awalnya tampak sebagai sebuah kompromi ini ternyata menjadi strategi yang cemerlang. Dengan harga bahan impor yang lebih kompetitif, Elco berhasil menekan biaya produksi tanpa mengorbankan kualitas sesuatu yang menjadi kebanggaan perusahaan.
Namun, kesuksesan Elco tak hanya terletak pada bahan baku. Sebagai pendiri, Yusuf menyadari betul pentingnya teknologi dan sumber daya manusia yang tangguh. Investasi besar-besaran dalam mesin-mesin berteknologi mutakhir kini menjadi pilar utama perusahaan.
Mesin-mesin tersebut tidak hanya meningkatkan efisiensi, tetapi juga memangkas tingkat kegagalan produk yang sebelumnya kerap menghambat proses produksi. Sementara itu, tenaga kerja yang terampil terus mengasah kemampuan mereka, menjadikan inovasi sebagai napas dalam setiap langkah operasional.
"Inovasi adalah kunci keberlanjutan kami," tegas Yusuf dengan optimisme yang tak tergoyahkan.
Ia menggambarkan bagaimana teknologi modern membantu perusahaan menghasilkan produk berkualitas tinggi secara konsisten, sekaligus mengurangi kesalahan. Kegagalan yang dulunya sering kali menghentikan jalannya produksi kini hanya menjadi kenangan masa lalu.
Kualitas tetap menjadi jiwa Elco. Dalam setiap produk yang dihasilkan, mereka menanamkan komitmen untuk melampaui ekspektasi pasar global. Kombinasi unik antara bahan baku impor yang terstandarisasi dan tekstur kulit domba lokal yang telah diakui dunia menjadi keunggulan kompetitif yang sulit tertandingi.
"Kualitas bukan hanya tujuan, tetapi juga prinsip hidup kami. Kami tak pernah berkompromi dalam hal ini," kata Yusuf dengan penuh keyakinan.
Namun, persaingan bukan tanpa rintangan. Negara-negara seperti India dan Pakistan menawarkan harga yang jauh lebih murah, menciptakan tekanan besar di pasar internasional. Oleh karena itu, diversifikasi produk menjadi langkah strategis yang tak terhindarkan.
Elco kini memperluas jangkauannya, memproduksi berbagai produk seperti sarung tangan golf dan sarung tangan kerja, sambil terus mengeksplorasi peluang di pasar global yang lebih luas. "Pasar domestik memang besar, tetapi produk impor yang murah semakin menjadi ancaman serius. Pemerintah harus mengevaluasi kebijakan pajak impor untuk melindungi industri lokal," ujar Yusuf, tanpa menutup mata bahwa Elco juga tak bisa hanya mengandalkan regulasi.
Mereka terus bergerak aktif, berinovasi, dan membuka jalan baru di pasar yang terus berkembang. Langkah ini tak tanpa risiko. Ketidakpastian pasar global, perubahan tren yang begitu cepat, serta tekanan harga adalah bagian dari perjuangan mereka. Namun, visi yang jelas dan strategi yang terukur tetap menjadi kompas dalam menghadapi dinamika tersebut.
Menurut Yusuf, langkah-langkah yang diambil untuk memastikan keberlanjutan bisnis ini harus menjadi strategi jangka panjang. "Kami akan terus mengevaluasi kebijakan harga untuk mendekati harga produk pesaing, terutama dari India dan Pakistan. Kami mengimpor bahan baku dan bahkan bahan kimia, karena harga di luar negeri lebih murah," ujarnya.
"Kami juga menggunakan teknologi yang dapat meningkatkan efisiensi produksi dan merekrut karyawan yang memiliki keahlian khusus. Dengan cara ini, saya optimis produk kami akan dihargai lebih oleh perusahaan lokal daripada produk impor, karena harganya sebanding, namun kami mendukung industri lokal," urainya.
Yusuf juga mencatat bahwa pasar jaket kulit kini mengalami penurunan permintaan. "Jaket kulit, yang dulu sangat booming lima tahun lalu, kini menjadi barang tersier. Dengan kondisi ekonomi saat ini, itu mempengaruhi permintaan. Namun, kami yakin bahwa dengan inovasi dan kualitas, produk lokal tetap akan mendapat tempat."
"Di tahun 2025, kami menargetkan posisi sebagai pemimpin pasar di industri kulit. Dengan kualitas terbaik, efisiensi tinggi, dan penetrasi pasar yang agresif, kami yakin visi ini akan tercapai," pungkasnya.