Digitalisasi perdesaan akan mempercepat pemasaran produk unggulan desa terutama di bidang pariwisata. Sehingga idealnya, sebuah desa wisata harus memiliki portal dan jaringan internet yang baik.
Hal tersebut dikatakan Anggota Tim Advisor Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) Roosari Tyas Wardani saat memberikan arahan pada Rapat Koordinasi Pembangunan Desa Berbasis Digital di Lombok Barat, Rabu (24/7).
“Terutama desa wisata, perangkat jaringan harus tersedia dengan baik,” ujarnya.
Terkait digitalisasi desa, ia juga berharap rapat koordinasi tersebut dapat membahas hal-hal yang bisa difasilitasi oleh dana desa. Selain itu, ia juga meminta kementerian komunikasi dan informatika turut berperan aktif memfasilitasi perdesaan yang masih belum tersentuh jaringan internet.
“Pada dasarnya desa digital tidak bisa dilaksanakan jika jaringan internet tidak ada. Dengan Rakor ini, bisa kita temukan kendala-kendala yang ada, menyempurnakan, serta mensinkronkan aturan-aturan,” ujarnya.
Di samping itu ia mengatakan, digitalisasi desa perlu dilakukan untuk menghadapi era revolusi 4.0. Saat ini, lanjutnya, Kemendes PDTT juga tengah berinovasi memberikan pendidikan kepada pegiat desa secara digital melalui akademi desa.
“Kita siapkan juga untuk meningkatkan kapabilitas pendamping desa melalui akademi desa,” ujarnya.
Terkait akademi desa, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan, Pendidikan dan Pelatihan, dan Informasi (Balilatfo) Kemendes PDTT Eko Sri Haryanto mengatakan, setidaknya sebanyak 22.000 inovasi dari berbagai desa telah berhasil terkumpul. 200 inovasi di antaranya akan menjadi bahan bagi pembelajaran di akademi desa.
“Ada banyak inovasi-inovasi menarik di desa yang bisa ditiru oleh desa-desa lainnya. Sekitar 200 inovasi yang kita pilih, yang akan menjadi bahan bagi pembelajaran di akademi desa,” ungkapnya.
Baca Juga :