TRUSTNEWS.ID,. - Setiap nelayan yang hadir mengenakan seragam bertuliskan Bulan Cinta Laut (BCL) serta membawa karung sebagai wadah sampah plastik, kayu dan sampah residu atau sampah yang tidak dapat didaur ulang. Sampah untuk dikumpulkan lalu dipilah dan ditimbang oleh Bank Sampah Kota Hijau, yakni mitra binaan Pegadaian Kanwil IV Balikpapan.
Sampah pesisir bernilai ekonomis ini akan menjadi pendapatan tambahan bagi nelayan melalui program Pegadaian Memilah Sampah Menabung Emas. Rupanya, itu merupakan aksi bersih-bersih pantai yang digelar Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) yang didukung Pegadaian Kantor Wilayah (Kanwil) IV Balikpapan dengan wilayah kerja Kalimantan.
Kepala Bagian (Kabag) Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) Pegadaian Kanwil IV Balikpapan Robby Chandra Hadiwiyanto mengatakan, aksi tersebut wujud kepedulian dan upaya nyata melestarikan alam pesisir.
“Hari ini kami juga memberikan fasilitas peralatan kepada nelayan berupa Wash Station, timbangan dan karung. Kami fasilitasi juga kostum untuk kegiatan selanjutnya. Serta kami menyiapkan sembako untuk nelayan agar semakin semangat,” ungkap Robby.
Robby mengatakan, para nelayan turut mendapat Bimbingan Teknis (Bimtek) dari tim KKP sebagai bentuk edukasi akan pentingnya menjaga kebersihan pesisir dan laut demi keberlangsungan ekosistem biota laut. “Kami juga mengajarkan memilah sampah menjadi emas melalui produk Tabungan Emas. Dengan menjual sampah di bank sampah binaan Pegadaian, kemudian hasilnya disimpan dalam Tabungan Emas,” ulasnya. Bank sampah binaan yang dimaksud yakni Bank Sampah Induk Kota Hijau Balikpapan. “Hasil Tabungan Emas per tahun dari Bank Sampah sudah 120 gram posisi 2023. Hasil dari sampah yang sudah dipilah menjadi emas. Itu baru dari Bank Sampah Kota Hijau saja, belum dari unit-unit yang lain,” urainya.
Direktur Kota Hijau Bank Sampah Abdul Rahman mengatakan, sampah plastik yang dikumpulkan para nelayan dapat menjadi investasi emas. “Jadi setiap Rp25 ribu dalam saldo dalam aplikasi Pegadaian Peduli, bisa dikonversi menjadi emas. Setiap mereka bawa sampah, langsung diakumulasikan,” ujar Rahmad, ditemui di sela-sela kegiatan.
Terpisah, Pelaksana Wilayah Kerja (Wilker) Balikpapan, Ahli Muda Pengelola Ekosistem Laut dan Pesisir dari Balai Pengelola Sumberdaya Laut dan Pesisir (BPSPL) Pontianak, Hetty Priyanti Effendi antusias mendukung bersih-bersih pantai yang menurutnya sejalan dengan program KKP yakni Gerakan Nasional Bulan Cinta Laut (GNBCL).
“GNBCL merupakan program prioritas KKP untuk mengurangi sampah di laut dan pesisir,” ucap Hetty. Ia mengatakan, Indonesia peringkat kelima penyumbang sampah di laut. Sehingga perlu upaya bersama-sama mengurangi sampah di laut dan pesisir.
“Hal ini sesuai dengan regulasi KKP melalui Perpres 38 tahun 2018 sebagai Pokja Ketiga penanggulangan sampah pesisir dan laut. Sampah yang bernilai ekonomis seperti botol dan gelas plastik nanti kami tabungkan ke bank sampah,” imbuhnya.