trustnews.id

Perkebunan dan SDM: Pelajaran Dari Malaysia Untuk Indonesia
Dok, Istimewa

TRUSTNEWS.ID,. - Indonesia berada di ambang transformasi besar-besaran. Dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi yang dapat mencapai 10% antara 2025-2028, negara ini memiliki kesempatan untuk masuk jajaran negara maju.

Namun, untuk mewujudkan visi tersebut, langkah-langkah strategis dalam peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) dan pengelolaan sumber daya alam sangatlah penting. Dalam konteks ini, sektor yang berkaitan dengan SDM, seperti pelatihan keterampilan dan akses ke makanan bergizi, menjadi peluang besar yang harus dimanfaatkan.

PELUANG BISNIS BERDASARKAN SDM DAN KESEJAHTERAAN

Sebagaimana diketahui Pemerintah Indonesia tengah memfokuskan perhatian pada peningkatan kualitas SDM dalam jangka panjang. Ini bukan hanya sekadar investasi pada pendidikan, tetapi juga pada akses terhadap gizi yang baik dan program-program yang mendukung daya saing global.

Bisnis yang berfokus pada SDM yang lebih sehat dan terampil memiliki prospek yang cerah, terutama dalam skala nasional. Dengan meningkatnya jumlah kelas menengah, kebutuhan akan pendidikan dan kesehatan berkualitas semakin mendesak.

Namun, untuk mencapai tujuan ambisius tersebut, Indonesia harus meniru dan beradaptasi dengan model yang telah terbukti berhasil di negara-negara lain, seperti Malaysia. Salah satu contoh paling menarik adalah bagaimana Malaysia mengelola sektor perkebunan sawit, yang menjadi salah satu penggerak utama ekonomi mereka. Di Malaysia, model perkebunan inti plasma telah terbukti memberikan dampak positif bagi masyarakat.

Melalui model ini, petani kecil memiliki akses langsung ke tanah (rata-rata 10 hektar per individu) dan saham di pabrik. Hal ini menciptakan kesejahteraan yang lebih merata karena masyarakat yang terlibat dalam perkebunan tidak hanya bergantung pada penghasilan dari hasil kebun, tetapi juga mendapatkan manfaat dari saham di perusahaan yang mengolah hasil kebun mereka.

Di Indonesia, meskipun kita memiliki perkebunan kelapa sawit terbesar di dunia, pengelolaan model inti plasma seringkali tidak berjalan optimal. Sebagian besar sertifikat tanah dimiliki oleh perusahaan besar, sementara petani kecil yang terlibat dalam perkebunan tidak mendapatkan bagian yang adil.

Inilah yang menyebabkan ketimpangan sosial dan ekonomi. Mengapa di Indonesia, meskipun kita memiliki sumber daya alam yang melimpah, masih terjadi kelangkaan barang pokok seperti minyak goreng? Karena pengelolaannya yang buruk dan tidak melibatkan masyarakat secara langsung dalam manfaat ekonomi yang dihasilkan.

MASYARAKAT SEBAGAI PEMEGANG KUNCI KEMAJUAN EKONOMI

Untuk Indonesia melangkah menuju status negara maju, kita harus mulai memberikan lebih banyak akses kepada masyarakat. Bukan hanya perusahaan besar yang harus diberi akses luas ke sumber daya, tetapi masyarakat harus dilibatkan dalam model ekonomi yang inklusif.

Ini bisa dimulai dengan memberikan akses yang lebih besar kepada petani kecil dan masyarakat melalui koperasi yang lebih terorganisir, di mana mereka bisa memiliki tanah, memiliki saham di pabrik, dan mendapat keuntungan dari pengelolaan sumber daya alam mereka.

Penting untuk dicatat bahwa model yang diterapkan di Malaysia tidak hanya berhasil karena pengelolaan perkebunannya yang efisien, tetapi juga karena mereka memberi masyarakat akses luas terhadap hak milik dan kesempatan untuk berpartisipasi dalam ekonomi.

Sebagai contoh, pabrik-pabrik di Malaysia dimiliki oleh perusahaan, tetapi masyarakat tetap menjadi pemegang saham dan pengelola tanah. Ini yang membuat sistem ini berjalan dengan baik dan menghindari ketimpangan sosial yang seringkali timbul di negara-negara penghasil sumber daya alam lainnya.

Melihat keberhasilan Malaysia, Indonesia dapat mengadopsi beberapa elemen dari model tersebut. Selain memperkuat sektor SDM melalui pendidikan dan keterampilan, kita juga perlu membenahi pengelolaan sumber daya alam agar lebih berpihak pada kesejahteraan rakyat.

Pemberian akses terhadap lahan, sertifikat, dan saham di perusahaan perusahaan yang mengelola sumber daya alam harus dipermudah, terutama melalui koperasi yang melibatkan masyarakat secara langsung.

Dengan memodernisasi sektor perkebunan dan memberikan kesempatan yang lebih besar bagi masyarakat untuk berpartisipasi dalam ekonomi, Indonesia tidak hanya bisa mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang tinggi, tetapi juga menciptakan pemerataan kesejahteraan.

Inilah yang akan membawa Indonesia menuju masa depan yang lebih cerah, menjadi negara maju dengan SDM yang kuat dan sumber daya alam yang dikelola secara bijaksana untuk kemakmuran seluruh rakyat.

Jika kita belajar dari pengalaman negara-negara yang sudah sukses, seperti Malaysia, dan berani merubah paradigma pengelolaan sumber daya, maka Indonesia memiliki potensi besar untuk mencapainya. Kami di Hipmikindo siap bekerja sama untuk mengimplementasikan ide-ide ini, demi kesejahteraan rakyat Indonesia dan masa depan ekonomi yang lebih berkelanjutan.