trustnews.id

Jurus Kemenparekraf Jaga Kenyamanan Dan Keamanan Wisatawan
Dok, Istimewa

TRUSTNEWS.ID,. - Kenyamanan dan keamanan menjadi kondisi yang sangat penting dalam industri pariwisata. Aspek tersebut pada dua dekade terakhir telah menjadi isu yang semakin besar dan mempunyai dampak yang sangat besar terhadap keberlangsungan aktivitas perjalanan dan pariwisata.

Ancaman kenyamanan dan keamanan wisatawan dapat dipengaruhi dan disebabkan oleh berbagai faktor, seperti aksi teroris, konflik lokal, bencana alam, perilaku sosial masyarakat dan penyakit menular sehingga hal tersebut dapat menyebabkan menurunnya rasa aman bagi wisatawan.

Kenyamanan dan keamanan bagi wisatawan merupakan salah satu faktor yang menentukan keputusan untuk melakukan suatu perjalanan ke suatu destinasi pariwisata. Pesatnya pertumbuhan industri pariwisata di Indonesia merupakan tantangan yang cukup kompleks dalam memberikan rasa nyaman dan rasa aman (comfort and safety) bagi wisatawan.

Sebagai upaya guna meningkatkan kepercayaan wisatawan terhadap destinasi pariwisata di Indonesia Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) menurunkan sejumlah ‘jurus’ strategis. Di antaranya, dengan memberikan sertifikasi kepada pelaku usaha pariwisata, destinasi dan produk wisata lainnya untuk menjamin praktik kebersihan, kesehatan, keselamatan dan kelestarian lingkungan Sertifikasi CHSE (Cleanliness, Health, Safety, and Environment Sustainability). 

“Di sisi lain kami juga melaksanakan Kampanye Carbon Footprint Calculator & Offsetting di 5 destinasi wisata untuk menghitung dan mengimbangi emisi karbon dari aktivitas pariwisata sebagai bentuk komitmen pengurangan emisi sebesar 32% pada 2030,” terang Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno dalam keterangannya kepada Trustnews.

Selain itu, pihaknya juga memberikan sertifikasi kepada Desa Wisata Berkelanjutan yang berkomitmen pada pengurangan karbon dan manajemen operasional ramah lingkungan.

Upaya yang tidak kalah pentingnya dalam menciptakan kenyamanan dan keamanan bagi wisatawan adalah dengan memberikan pendampingan dalam pengelolaan sampah plastik di destinasi wisata untuk meningkatkan kebersihan dan kualitas destinasi, misalnya di Desa Borobudur, Jawa Tengah. Langkah itupun diiringi dengan identifikasi aspek CHSE dan kebencanaan pada 68 Desa Wisata untuk memetakan risiko dan meningkatkan kapasitas pengelolaan. Termasuk juga menyusun pedoman Pariwisata Tangguh sebagai panduan untuk meningkatkan ketahanan dan menghadapi bencana di sektor pariwisata.

“Kami juga menggelar kolaborasi pentahelix dalam upaya mitigasi untuk memastikan destinasi wisata yang aman, nyaman, dan tangguh. Kemenparekraf juga aktif dalam membangun ketahanan sektor pariwisata terhadap bencana dan krisis dengan kolaborasi multipihak,” tambah Sandiaga.