Mengatasi Masalah Tanpa Masalah, itulah slogan Pegadaian yang pasti sudah tidak asing lagi di lingkungan masyarakat. Mungkin dahulu persepsi yang pertama timbul adalah Pegadaian hanya mengatasi permasalahan keuangan masyarakat melalui jasa gadai. Namun kini sudah banyak perubahan yang kita temui di perusahaan plat merah ini.
Tidak hanya mengatasi masalah likuiditas keuangan saja, tetapi kini Pegadaian juga memberikan alternatif solusi bagi masyarakat yang kelebihan dana dengan produk investasi emas yang bisa dibeli secara cicilan, namanya produk MULIA, ataupun secara retail mulai dari 0,01 gram melalui produk Tabungan Emas. Masyarakat yang akan membayar ragam kebutuhan seperti telpon, air, atau listrik bisa di Pegadaian baik via outlet maupun mobile application, kirim uang dalam dan luar negeri juga bisa dilakukan di Pegadaian. Bahkan masyarakat yang mau beli mobil atau motor, termasuk mau berangkat haji telah terakomodir di Pegadaian, dan menyusul sebentar lagi yang mau pergi Umroh juga bisa difasilitasi Pegadaian. “Jadi kalau dibanding produk perbankan, Pegadaian cuma tidak bisa melaksanakan usaha produk simpanan (tabungan) dari masyarakat”, buka Kuswiyoto, Dirut Pegadaian.
Mantan bankir BRI yang kini duduk di kursi nomor satu Pegadaian sejak awal 2019 ini melihat masih banyak potensi dari Pegadaian yang bisa dioptimalkan untuk meningkatkan kinerjanya dan tumbuh secara berkelanjutan. Meskipun dari sisi kinerja operasional dan keuangan dalam 5 tahun terakhir selalu menunjukkan pertumbuhan rata-rata double digit, namun hal itu tidak membuat sang Nahkoda berpuas diri, karena tantangan ke depan diyakini akan makin ketat.
Dalam era industri 4.0 saat ini, Pegadaian sudah menetapkan landasan transformasi melalui strategi G-5tar (Grow Core, Grab New, Groom Talent, Gen Z-Tech, dan Great Culture) guna mengantisipasi perubahan lingkungan industri dan dinamika persaingan. Strategi G-5tar merumuskan bagaimana Pegadaian untuk terus tumbuh melalui improvement maupun inovasi produk dan layanan baru dengan mengoptimalkan sistem teknologi ter-update, yang didukung dengan SDM berkualitas dengan mindset dan culture baru yang lebih pro aktif dalam peningkatan penjualan dan kinerja.
Saat ini telah hadir beberapa produk dan layanan baru yang dilengkapi dengan aplikasi yang makin memudahkan masyarakat dalam mengakses produk-produk Pegadaian. “Nama aplikasinya adalah Pegadaian Digital, silahkan download dari PlayStore atau App Store. Mau booking untuk gadai bisa, bayar angsuran bisa, buka rekening Tabungan Emas maupun top up bisa, untuk bayar listrik, telpon, dan sebagainya juga bisa lewat Pegadaian Digital” tegas Kuswiyoto.
Dengan meluncurkan aplikasi tersebut, Pegadaian juga menyasar generasi milenial yang jumlahnya cukup besar. “Selama ini Pegadaian kan segmennya menengah ke bawah dan usia yang relatif ‘tua’. Sekarang kita ingin melayani masuk ke segmen lain, kelas menengah atas dan juga kalangan milenial. Milenial jumlahnya besar, lebih dari 80 juta.” tutur Kuswiyoto
Sebelumnya Pegadaian sudah menggandeng Unicorn Tokopedia dalam memperluas akses layanan Tabungan Emas. Kolaborasi dilanjutkan dengan meluncurkan layanan Gadai On Demand, suatu layanan ambil/jemput dan antar (pick up & delivery) yang menggandeng Unicorn Gojek. Perseroan juga punya produk baru yaitu Gadai Efek (saham) yang saat ini sedang proses piloting, dan segera diluncurkan produk Gold Card (kartu emas), dimana pemegang kartu bisa berbelanja di merchant yang sudah ditunjuk berdasarkan jumlah emas yang mereka titipkan di Pegadaian. Untuk mendukung cashless transaction, Pegadaian telah meluncurkan produk G-Cash, semacam virtual account.
“Saat ini program transformasi terus kita jalankan dan kita kawal, tetapi disisi lain saya melihat Pegadaian mempunyai potensi besar dengan melihat sumber daya yang dimiliki saat ini baik dari sisi human capital, infrastruktur berupa jaringan distribusi dan sistem IT, juga didukung kondisi keuangan yang sehat. Produk dan layanan yang kita punya juga semakin variatif sehingga bisa diakses seluruh kalangan” ungkap CEO Pegadaian.
Sinergi
Potensi yang ada tersebut menjadi lebih optimal bila dimanfaatkan juga oleh perusahaan/ institusi/lembaga lain yaitu melalui sinergi. Banyak sekali produk dan layanan yang terus diciptakan Pegadaian yang bisa dimanfaatkan oleh perusahaan lain sehingga memberikan value added bagi para karyawan ataupun pelanggannya.
“Pegadaian punya produk bagus-bagus, +4.100 outlet, +8.000 agen, dan +28.000 karyawan yang tersebar di seluruh Indonesia. Sistem IT sudah online, sehingga sangat mudah untuk mendukung proses sinergi”, tambah Kuswiyoto.
Dalam waktu kurang dari 5 bulan, saat ini sudah lebih dari 100 perusahaan BUMN, BUMD, korporasi swasta, maupun perguruan tinggi yang telah berkomitmen untuk bersinergi dengan Pegadaian. Dalam satu kali seremonial, sedikitnya 20 perusahaan atau instansi yang terlibat, begitu menariknya Pegadaian di mata perusahaan lain.
Kuswiyoto menambahkan melalui kolaborasi semacam ini akan membuka kesempatan untuk meningkatkan volume penjualan dan pemasaran produk masing-masing perusahaan dengan mengoptimalkan kapasitas sumber daya masing-masing pihak, sehingga dapat memberikan keuntungan bagi semua pihak, karena prinsipnya sinergi yang dikembangkan adalah sharing economy yang mendorong peningkatan inklusi keuangan dan terwujudnya One Family, One Nation, One Vision to Excellence.
Tidak hanya kapasitas perusahaan induk saja, anak-anak perusahaan ataupun afiliasinya juga bisa sekaligus disinergikan sehingga ruang lingkup sinergi menjadi lebih luas. Saat ini Pegadaian memiliki 3 anak perusahaan yaitu PT Pesonna Optima Jasa yang bergerak di bidang outsourcing dan sewa kendaraan maupun alat-alat kantor seperti laptop, printer. Kemudian ada PT Pesonna Indonesia Jaya yang bisnis utamanya adalah pengelolaan 9 hotel Pesonna yang terletak di 8 kota, perusahaan ini juga bergerak dalam bisnis building management dan konstruksi. Dan yang terakhir adalah PT Pegadaian Galeri Dua Empat yang berbisnis jual beli emas logam mulia maupun perhiasan lainnya termasuk berlian.
“Saat ini untuk mendongkrak kinerja, kita tidak cukup hanya mengandalkan kapasitas perusahaan kita sendiri, tidak cukup juga dilakukan secara retail. Perlu dilakukan cara kolaborasi, sehingga sekali menebar jala, ikan yang bisa terjaring akan semakin banyak. Dan tentunya akan lebih efisien. Melalui sinergi ini, saya optimis Pegadaian makin kuat, tumbuh eksponensial secara berkelanjutan bersama dengan para mitra sinergi lainnya” ungkap pria yang akrab disapa Pak Kus.
Untuk melengkapi program sinerginya, Pegadaian juga melakukan roadshow gathering untuk memfasilitasi para pelaku usaha untuk saling bersilaturahmi, sehingga dari kegiatan tersebut akan muncul potensi sinergi maupun penciptaan bisnis baru yang dapat dilakukan bersama.