Transjakarta: Pilar Transformasi Mobilitas Jakarta

TRUSTNEWS.ID,.- Di tengah hiruk-pikuk kemacetan Jakarta yang kerap bikin vertigo kumat, masalah klasik yang seolah tak ada habisnya, pengguna jalan dihadapkan pada kenyataan pahit: ibu kota Indonesia ini semakin terjerat dalam jaring kemacetan yang semakin parah.

Bahkan, berdasarkan laporan Global Traffic Scorecard 2024 yang dirilis oleh INRIX, Jakarta tercatat berada di peringkat ketujuh sebagai kota termacet di dunia. Posisi ini menunjukkan lonjakan yang signifikan di bandingkan tahun sebelumnya, ketika Jakarta masih menduduki peringkat ke-10.

Welfizon Yuza, Direktur Utama PT Transportasi Jakarta (Transjakarta), menyadari tantangan besar di hadapan mereka. Dalam upaya menyusun sistem transportasi yang lebih baik, Transjakarta tidak hanya menanggapi kebutuhan lokal, namun juga berambisi untuk memenuhi standar global.

Menyadari bahwa Jakarta sedang dalam perjalanan menjadi sebuah global city yang kompetitif, dia menegaskan bahwa sistem transportasi kota ini harus mengikuti jejak tersebut.

"Jakarta harus berubah menjadi kota yang memiliki transportasi yang sebanding dengan kota-kota besar dunia," kata Welfizon, menegaskan visi tersebut kepada

TrustNews.

Untuk meraih ambisi ini, Transjakarta telah menetapkan kerangka kerja yang disebut 3S—Service, Strategic Partnership, dan Sustainability—sebagai landasan dalam mewujudkan transformasi ini.

Pilar pertama, Service. Menekankan pentingnya penempatan pelanggan sebagai pusat dari setiap aspek pelayanan. Bukan sekadar standar pelayanan minimum yang dipenuhi, tetapi juga kebutuhan masyarakat yang harus didengar dan dipenuhi.

"Kami tidak menyebutnya penumpang, tapi pelanggan, karena mereka berhak mendapat layanan yang terbaik," ujarnya.

Konsep "customer centricity" ini bukan hanya soal mengangkut penumpang, tetapi memberikan pengalaman transportasi yang nyaman dan memuaskan, di mana pengguna menjadi prioritas utama

Pilar kedua, Strategic Partnership. Menekankan pentingnya kolaborasi untuk maju. Di era sekarang, Welfizon
percaya bahwa untuk berkembang harus bekerja sama dengan berbagai pihak. Tidak semua aset harus dimiliki, dan tidak semua kompetensi harus dimiliki, namun kolaborasi adalah kunci.

Transjakarta berusaha menciptakan platform sosial yang lebih besar, dengan berkolaborasi dengan operator, mitra, hingga komunitas.

"Kita menyebutnya sebagai co-creation, yaitu menciptakan nilai bersama. Dengan banyak pihak yang terlibat, platform ini akan semakin besar dan menciptakan manfaat yang luas," ujarnya.

Pilar ketiga, sustainability, mengedepankan prinsip keberlanjutan sebagai fondasi utama dalam pengambilan kebijakan perusahaan. Dalam menghadapi mega tren keberlanjutan yang semakin mendesak, Transjakarta
sudah mengintegrasikan kerangka ESG (Environmental, Social, and Governance) sejak 2023.

"Kami menerapkan konsep bersih, berdaya, dan lestari yang mencakup tiga aspek yakni lingkungan, ekonomi, dan
sosial. Keberlanjutan bukan hanya sekadar tren, tetapi merupakan langkah nyata yang harus diambil," urainya.

Pada saat yang bersamaan, dalam menjalankan visi besar tersebut, penerapan Good Corporate Governance (GCG) tidak hanya menjadi jargon, melainkan diterjemahkan menjadi langkah konkret yang melibatkan komite-komite dan organ pendukung yang bekerja secara sinergis. 

"Di bawah pengawasan ketat, kinerja perusahaan dievaluasi dengan pendekatan kualitatif, yang mencakup penilaian terhadap peran dan fungsi masing-masing komite, kualitas penyelesaian tugas, serta komitmen mereka untuk hadir dalam rapat dan memberikan laporan berkala yang esensial," urainya.

Sepanjang tahun 2023, kinerja komitekomite tersebut diakui sebagai luar biasa, dengan setiap anggota bekerja secara profesional dan objektif, memberikan rekomendasi-rekomendasi yang membawa nilai positif bagi kemajuan perusahaan.

nilai positif bagi kemajuan perusahaan. “Seluruh insan Transjakarta yang telah memahami dan menginternalisasi perilaku GCG diharapkan untuk terus memberikan upaya terbaik dalam menjalankan perusahaan,” pungkasnya. (TN)