trustnews.id

Baznaz Menata Zakat, Menguatkan Umat
Doc, istimewa

Baznaz Menata Zakat, Menguatkan Umat

NASIONAL Rabu, 19 Maret 2025 - 23:12 WIB Redaksi

TRUSTNEWS.ID - Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) RI tak pernah berhenti melaju. Di bawah komando Pimpinan BAZNAS Noor Achmad, lembaga ini menggelorakan semangat baru: memperkuat sumber daya manusia (SDM) dan infrastruktur demi pengelolaan zakat nasional yang lebih efektif.

Ini bukan sekadar wacana—ada ambisi besar di baliknya untuk menata kelembagaan, mematangkan manajemen, dan mengerek pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan holistik yang tak lekang oleh waktu.

BAZNAS bukan pemain baru. Akarnya menjalar jauh ke masa lalu, lahir resmi melalui Keputusan Presiden Nomor 8 Tahun 2001 sebagai lembaga nonstruktural di bawah Presiden RI. Namun, ruhnya telah hidup sejak Indonesia merdeka, terinspirasi oleh tradisi zakat yang mengalir dalam darah umat Islam Nusantara.

Di era kolonial, pengelolaan zakat dulu dilakukan mandiri oleh masyarakat, hingga negara akhirnya turun tangan memberi bentuk formal. Kini, BAZNAS berevolusi— tak lagi sekadar pengumpul dana, tetapi motor penggerak kesejahteraan nasional.

“Kunci sukses kami ada pada tiga pilar: SDM tangguh, infrastruktur digital cerdas, dan jaringan kerja menyeluruh,” tegas Noor

Achmad dengan penuh keyakinan. Penguatan SDM digenjot dari pusat hingga pelosok daerah, mencakup setiap mata rantai—pengumpulan, perencanaan, hingga penyaluran zakat.

'Kami ingin petugas kami tak hanya qualified, tapi juga handal—meneladani Rasulullah. Mereka bukan cuma mengumpulkan dana, tapi juga membina hubungan harmonis antara muzakki dan mustahik,” ungkapnya penuh semangat.

Peran BAZNAS, menurut Noor, kini melampaui tugas tradisional. “Kami harus menginspirasi, mendidik, dan membina—baik muzakki maupun mustahik—agar tercipta sinergi nyata untuk mengentaskan kemiskinan dan memajukan kesejahteraan,” katanya.

Visi ini diwujudkan lewat penyaluran zakat yang terarah: tepat sasaran kepada delapan asnaf sesuai syariat, tanpa tumpang tindih.

“Harapannya, mustahik tak sekadar menerima, tapi bisa naik kelas jadi muzakki. Itulah solusi jangka panjang kami,” tambahnya optimistis.

Untuk menjamin kepercayaan, BAZNAS tak main-main. Standar operasional prosedur (SOP) ketat diterapkan, diawasi Inspektorat Jenderal, dan diaudit Kantor Akuntan Publik (KAP).

“Setiap transaksi dipantau cermat agar tak ada celah penyimpangan,” jelas Noor.

Di sisi lain, transformasi digital menjadi senjata andalan. Lewat Sistem Informasi Manajemen BAZNAS (SIMBA), transparansi bukan lagi sekadar janji.

"Masyarakat bisa melihat kinerja kami secara real-time. Itu komitmen kami,” ujarnya bangga.

Tak hanya di ranah digital, infrastruktur fisik juga dipacu. Gedung layak didirikan, jaringan kerja diperluas—menjangkau kementerian, BUMN, perusahaan, hingga komunitas muzakki dan mustahik, baik di dalam negeri maupun luar negeri.

“Ini soal gotong royong. Sinergi antara amil, muzakki, dan mustahik adalah kekuatan sejati kami,” tegas Noor,

menegaskan kolaborasi sebagai nadi pengelolaan zakat modern. Di tengah modernisasi, Noor menegaskan BAZNAS tak boleh lepas dari akarnya. Layanan membayar zakat melalui gerai Indomaret. (Foto dok. Baznas)

"Kami meneladani Rasulullah dalam mengelola amanah umat. SDM kami harus kompeten sekaligus visioner—merancang strategi nasional hingga memastikan manfaat zakat terasa sampai pelosok," paparnya.

Dia bicara soal angka dan dampak: berapa banyak zakat yang bisa dikumpulkan, disalurkan, dan diubah menjadi harapan nyata bagi jutaan jiwa.

“Alhamdulillah, tahun ini (2025) hasilnya sudah terasa signifikan,” pungkasnya. (TN)