Jakarta - Dalam dunia pertanian, serangan hama atau organisme pengganggu tumbuhan (OPT) selalu menjadi ancaman yang berpotensi dapat menganggu produktivitas pertanaman. Kebutuhan akan respon cepat pengendalian OPT adalah hal yang selalu diharapkan oleh petani agar hasil pertanamannya dapat berproduksi tanpa gangguan serangan OPT. Untuk meningkatkan respon cepat pengendalian OPT tentu membutuhkan cara baru mempercepat deteksi serangan OPT dan komunikasi yang cepat antara petani dan regu pengendali OPT (RPO).
Kemajuan teknologi informasi yang berkembang pesat dalam 10 tahun terakhir dinilai dapat membantu menjadi solusi untuk menjawab kebutuhan tersebut. Kementerian Pertanian melalui Direktorat Perlindungan Tanaman siap meluncurkan aplikasi Gerdal Smart Mobile (GSM) dan Sebaran OPT Berbasis Intepretasi Citra Satelit (SOBICS).
Direktur Perlindungan Tanaman Pangan Edy Purnawan mengatakan, “Kami meluncurkan dua aplikasi yaitu Gerdal Smart Mobile (GSM) dan Sebaran OPT Berbasis Intepretasi Citra Satelit (SOBICS). Dua aplikasi ini diharapkan mampu menjawab tantangan dalam merespon secara cepat setiap potensi serangan OPT dan sekaligus optimalisasi kelembagaan perlindungan tanaman pangan melalui RPO.”
“Dengan adanya aplikasi GSM akan mampu untuk meningkatkan efektivitas dan efisensi dalam pelayanan Gerdal OPT oleh RPO. Petani sebagai konsumen dari pelayanan ini akan memperoleh sejumlah benefit di antaranya adalah terinformasikannya biaya layanan, jenis sarana pengendalian yang dibutuhkan, layanan kebutuhan sarana pengendalian OPT-nya, layanan Gerdal dapat segera diterima serta akan mendapatkan bimbingan teknis cara pengendalian hama (Pengelolaan Hama Terpadu)”, jelas Edy.
“Sedangkan untuk aplikasi SOBICS bermanfaat untuk memudahkan perencanaan Gerakan Pengendalian OPT baik pada berbagai level : nasional, provinsi, kabupaten, kecamatan maupun pada blok sawah. Serta dapat digunakan mendeteksi sebaran OPT dan populasinya bagi petugas lapangan untuk melakukan verifikasi luas serangan OPT sesuai dengan kondisi faktual lapangan”, tambah Edy.
“Cara menggunakan aplikasinya pun mudah. Untuk aplikasi GSM cukup unduh di Play Store, lakukan login dengan memasukkan nomor telepon dan password, kemudian lanjut melengkapi data berupa nama, gapoktan dan lokasi desa. Sedangkan untuk aplikasi SOBICS, pertama kali buka di Web Browser (internet explorer, Mozilla Firefox, Google Chrome) atau mobile browser dengan alamat website http://sig.pertanian.go.id/sobics . Maka akan muncul tampilan Aplikasi SOBICS”, tambah Edy.
Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Jawa Tengah Suryo Banendro menyambut baik diluncurkannya aplikasi GSM dan SOBICS. “Dengan diluncurkannya aplikasi GSM dan SOBICS kami yakin akan mampu meningkatkan peran Regu Pengendali Hama /OPT dan mempercepat jalur kominikasi antara petani dengan regu pengendali sehingga mempercepat pelayanan gerdal kepada petani”, ujar Suryo.
Apresiasi juga datang dari Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Jawa Barat Dadan Hidayat. “Sangat mendukung Aplikasi GSM dan SOBICS yang diluncurkan Direktur Perlindungan Tanaman Pangan Edy Purnawan. Gagasan diluncurkannya aplikasi tersebut sangat baik karena mampu meningkatkan kecepatan pelayanan Gerdal di level petani”, tutur Dadan.
Perekayasa Ahli Madya BPPT Hartanto Sanjaya turut mendukung peluncuran aplikasi GSM dan SOBICS. “Aplikasi GSM dan SOBICS akan mempermudah petani untuk mengutarakan permasalahan di pertanamannya. Aplikasi ini menciptakan komunikasi langsung antara ahli pengendalian OPT dengan petani”, ungkap Hartanto.
Dirjen Tanaman Pangan Suwandi yakin dengan adanya dua aplikasi tersebut mampu meningktakan peran kelembagaan perlindungan tanaman pangan dan meningkatkan pelayanan Gerdal yang dibutuhkan petani. “Dengan adanya aplikasi ini dapat meningkatkan peran kelembagaan pengendalian OPT serta mampu mendeteksi secara cepat sebaran daerah endemis OPT di berbagai daerah dan langsung dilakukan gerakan pengendalian secara cepat dan tepat”, tegas Suwandi.
Pernyataan Suwandi tersebut sesuai dengan harapan dari Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) bahwa untuk mengamankan produksi pangan dari serangan hama hendaknya seluruh jajaran kementerian pertanian dari pusat sampai daerah bersama petani terus berupaya menggunakan cara-cara cerdas dan inovatif.