Tak ada istilah leyeh-leyeh bagi Mustain Ahmad, usai dilantik sebagai Kepala Kantor Wilayah (Kakanwil) Kementerian Agama (Kemenag) Provinsi Jawa Tengah, Juli lalu. Beragam program strategis menjadi jalan baginya mereformasi birokrasi yang ada di Kementerian Agama.
“Kita ingin melakukan percepatan reformasi birokrasi di Kanwil Kemenag Jateng melalui zona integritas, sehingga kedepannya satuan kerja di Kementerian Agama banyak yang bisa mendapat predikat Wilayah Bebas Korupsi (WBK) dan Wilayah Birokrasi Bersih Melayani (WBBM),” ujarnya kepada TrustNews.
Mustain, sebelumnya menjabat Kepala Kemenag Solo, ini melanjutkan, program strategis lainnya yakni memperluas keterjangkauan pelayanan bidang pendidikan agama dan keagamaan. Hanya saja, diakuinya, program ini kurang berjalan maksimal dikarenakan pandemi Covid-19 yang melanda negeri.
Kurikulum darurat yang dimaksud, lanjutnya, meski proses pembelajaran di rumah, namun para siswa tetap mendapatkan bimbingan dan kepastian pengamalan sehari-hari di rumah. Selain itu, memastikan pengajaran agama dalam ranah moderasi agama.
“Di rumah para murid melaksanakan amalan-amalan agamanya dengan baik dan itu tercermin dari hubungannya yang harmonis di dalam keluarga dan lingkungan,” tegasnya.
Ke pihak lembaga-lembaga keagamaan, lanjutnya, juga diberikan penguatan bagaimana tetap bisa berkegiatan dengan pelaksanaan protokol covid-19 dan terus membangun kehidupan keagamaan yang harmonis.
“Kita sering bertemu dan membahas dengan generasi muda dan tokoh-tokoh lintas agama, meski tidak selalu bertemu secara langsung untuk menjaga keharmonisan umat beragama,” terangnya.
Sedangkan terkait pelaksaan haji dan umroh, Mustain bersama komisi VIII DPR menggelar Jagong. Masalah Umrah dan Haji (Jamarah). Dalam Jamarah inilah berbagai persoalan terkait masalah umrah dan haji dibicarakan dan dicari jalan penyelesaiannya, dengan melibatkan tokoh-tokoh se-Jateng yang ahli di kedua bidang tersebut.
“Bagaimana kita menjaga jamaah kita yang tertunda keberangkatan dan menyiapkan mereka untuk keberangkatan tahun depan. Kita juga terus melakukan deseminasi aturan-aturan termasuk juga upaya perbaikan pelaksaannya oleh para stakeholder sehingga pelayanan haji yang akan atang menjadi lebih baik lagi,” paparnya.
Selain itu, pihaknya terus melakukan sosialiasi terkait masalah pembatalan pemberangkatan haji tahun 2020 kepada masyarakat. Ini dilakukan, karena masih ada banyak pertanyaan dari masyarakat terkait masalah pembatalan, mengapa dibatalkan dan keikutsertaannya pada pelaksaan haji ke depannya.
“Kita terus melakukan sosialisasi pemahaman kepada jamaah kenapa ini ditunda. Termasuk pada saat pemberangkatan nanti ternyata sakit atau sudah meninggal, proses pengalihannya kita jelaskan. Ini yang kita lakukan selama ini. Jadi yang pada prinsipnya adalah kemenag Kanwil Jawa Tengah tetap melaksanakan kegiatan pada masa pandemi ini dalam koridor produktif dan aman,” ujarnya.
Hal menarik di wilayahnya yang dipaparkan Mustain terkait keberadaan Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Kabupaten Karanganyar yang dari kegiatan pengumpulan zakat dalam satu bulan bisa mencapai Rp1,6 miliar. Dana tersebut digunakan untuk membantu para lansia yang tak masuk dalam jaring pengaman sosial.
“Ada banyak lansia yang tidak tercover JPS, hidupnya kita bantu melalui dana Baznas dengan mengirimkan kebutuhan pokok seperti beras, kecap, susu, telur dan lainnya. ini menjadi hal menarik dan akan kita kembangkan melalui Baznas di kabupaten-kabupaten lain di Jateng,” paparnya.
Tak hanya membagikan bantuan sembako, lanjutnya, Baznas pun menyelenggarakan program pelatihan otomotif bekerjasama dengan Universitas 11 Maret dan Astra. termasuk program pelatihan bersertifikat lainnya dan itu dilakukan oleh lembaga-lembaga keagamaan.
“Baznas juga melakukan pelatihan kepada para tukang batu. Jangan kaget nanti akan banyak tukang batu yang bersertifikat,” pungkasnya. (TN)
Baca Juga :