trustnews.id

Anggota DPR Zulfikar H, SH: Pancasila Sebagai Pemersatu NKRI
Foto: istimewa

Tanah air Indonesia dengan gugusan pulau, ragam suku, agama, dan bahasa memerlukan tali pengikat untuk mewujudkan persatuan dan kesatuan agar tercipta kehidupan yang harmonis di antara warga bangsa.  Tali pengikat itu adalah Pancasila, yang dianggap sebagai alat pemersatu  karena lima sila yang terkandung didalamnya berisi cita-cita dan gambaran ideal nilai-nilai keindonesiaan sesuai harapan para the founding fathers kita yang menginginkan Indonesia gemilang.   Itulah benang merah yang disampaikan anggota DPR dari fraksi demokrat, Zulfikar H saat menggelar sosialisasi empat pilar kebangsaan di wilayah Kecamatan Pinang, Kota Tangerang 
“Falsafah Pancasila melandasi semua kehidupan kenegaraan, berbangsa, dan bermasyarakat, sehingga fungsi dan kedudukan Pancasila, satu diantaranya  sebagai alat pemersatu bangsa, yaitu untuk menyatukan semua perbedaan yang ada di nusantara tercinta ini” ungkap anggota komisi VII ini.  Sayangnya perjalanan bangsa kita yang sudah menginjak usia 75 tahun merdeka dihadapkan dengan problematika pasang surut kehidupan berbangsa dan bernegara. Sesuatu hal yang menurutnya alamiah sepanjang mampu dikelola secara baik dan benar.
“Dinamika politik negeri kita memang memanas akibat kebijakan kontroversial yang menyeruak di public, termasuk  jelang pilkada serentak dan juga akibat krisis ekonomi yang menimpa dunia termasuk Indonesia saat ini”  ungkap Zulfikar.  “Kondisi ini mengakibatkan tatanan sosial, politik dan kemasyarakatan menjadi sensitif dan reaktif. Rasa kebersamaan yang menjadi ciri ke Indonesiaan dirasa memudar dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, tapi itu alamiah sepanjang nilai nilai keindonesiaan masih kuat mengakar” ujar legislator asal Tangerang Raya.
Memang belakangan ini isu disintegrasi menyeruak yang dapat mengganggu persatuan bangsa. Padahal isu isu yang bergulir di masyarakat tidak perlu menjadi bola panas apabila semua pihak, baik itu elite pemerintahan, politisi dan tokoh nasional bisa meredam agar tercipta suasana kondusif dan damai. “Masyarakat kita dikenal dengan budaya saling menghormati, rasa tenggang rasa dan toleransi sesuai kaidah Pancasila, akan lebih baik jika masyarakat disuguhkan berita positif yang membangun optimisme bukan berita atau isu konflik,  karena secara tidak langsung akan meruntuhkan nilai-nilai kebhinekaan dan persatuan, yang menjadi ciri khas Indonesia" ujar bang Zul.
Untuk mencegah masalah itu semakin membesar, menurutnya peran empat pilar kebangsaan, Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika wajib  disosialisasikan oleh para stakeholder agar seluruh lapisan masyarakat tidak terimbas  isu isu yang tidak produktif, sekaligus menjaga marwah nilai nilai keindonesiaan yang telah diamanatkan para founding fathers negeri ini.
Menurut bang Zul, demikian disapa, sejarah mencatat, lahirnya Pancasila dan semboyan nasional Bhinneka Tunggal Ika (beraneka ragam, tetapi satu) merupakan buah pemikiran yang panjang dari para pendiri bangsa dengan didasari pada pertimbangan pluralitas masyarakat Indonesia dari sabang sampai merauke. 
"Pancasila dan semboyan nasional Bhinneka Tunggal Ika  menjelaskan realitas yang paling dalam dari bangsa Indonesia yang plural. Coba bayangkan negeri kita ada sekitar 17 ribu pulau besar dan kecil serta 300 kelompok etnis serta lebih 50 bahasa berbeda yang tersebar di seluruh Indonesia”. Kebhinekaan Indonesia tidak mengenal batas mayoritas dan minoritas dalam kehidupan bermasyarakat. Kebhinekaan Indonesia lebih kepada perwujudan masyarakat yang beradab dan sejahtera. Semua itu sudah tertuang di  Pancasila ujar Zulfikar.
Bang Zul menegaskan masyarakat yang beradab dan sejahtera tidak akan pernah bisa terwujud dengan sendirinya, jika ditengah kehidupan masyarakat Indonesia mengalami erosi kebangsaan dimana  saling hujat, kebenciaan,  benturan sosial dan moral, seperti yang terjadi belakangan ini terus mencuat.  Menurutnya realita kehidupan bermasyarakat saat ini dalam hal toleransi dan berkeadilan yang beradab harus terus dipupuk jangan semakin memudar, demi masa depan masyarakat Indonesia baik secara internal, regional maupun internasional. “Kita harus melihat masa perjuangan pergerakan kemerdekaan, realitas sejarah telah mengilhami para pejuang kemerdekaan dalam mencari formulasi yang tepat untuk dijadikan fondasi kehidupan berbangsa dan bernegara agar masyarakat bangsa bisa kuat dan sejahtera sesuai amanat Pancasila dan UUD 1945” ujar Zukfikar yang juga Ketua BPJK DPP Partai Demokrat
Sosialisasi empat pilar yang dihadiri para pemuda dan tokoh masyarakat kota Tangerang itu mendapat sambutan hangat dan antusias. Dalam acara itu bang Zul juga menyampaikan pesan agar Pemerintah bersikap bijak dalam menyikapi isu yang berkembang saat ini, khususnya terhadap ormas-ormas Islam di Indonesia agar tidak memberi stigma negatif agar tercipta iklim kondusif di masyarakat sesuai nilai nilai Pancasila yang menjadi norma bagi eksistensi Indonesia sekarang dan mendatang dalam bingkai NKRI.