Setelah diselimuti rasa cemas akibat dampak yang ditimbulkan Covid 19, dalam dua setengah bulan belakangan seluruh jajaran Direksi BPRS Harta Insan Karimah (HIK) bisa bernafas lega. Betapa tidak, di tengah banyak perusahaan lain ‘bertumbangan,’ justru BPRS HIK seperti kedatangan Dewi Keberuntungan. Dalam kurun waktu tersebut, kepercayaan masyarakat mulai melonjak naik, setelah sebelumnya stagnan, akibat mewabahnya Covid 19.
Kepercayaan masyarakat bisa kembali. Dalam kurun waktu dua bulan terakhir tahun 2021 ini justru semakin banyak masyarakat yang menambahkan dananya di BPR HIK.
“Dengan dinamika yang terjadi, sekarang yang menjadi tantangan terbesarnya adalah bagaimana mempertahankan kepercayaan yang diberikan,” ungkap Alfi Wijaya, Direktur Utama BPRS HIK kepada Trustnews lega.
Alfi Wijaya beserta seluruh komponen BPRS HIK memang sudah membuat langkah-langkah khusus dalam meningkatkan kepercayaan tersebut. Dari sisi Sumber Daya Manusia (SDM), mereka mengedepankan proses Digitalisasi, yang tidak hanya sekedar layanan ke nasabah, tapi juga menyentuh digital working atau pola kerja digital. Selain itu, mereka menggunakan media yang bisa memonitor langsung pekerjaan dan meningkatkan efisiensi secara ketat.
“Kita juga mengembangkan sistem penunjang karir yang jelas. Jadi tidak hanya mengutamakan faktor usia, tapi juga berbasis kualitas, kompetensi, dan mengikuti development program. Kami mengembangkan skema kompensasi, renomerasi yang berbasis kerja. Jadi teman-teman yang memberikan kontribusi pada perusahaan, maka kami akan berikan kompensasi atau benefit yang lebih. Juga punishment jika tidak sesuai,” tegas Alfi Wijaya.
Dari sektor inovasi, BPRS HIK juga mengembangkan konsep layanan yang menonjolkan pada keunikan yang mereka miliki, yaitu mendekat pada nasabah dan berbasis komunitas. Artinya, bukan sekedar aspek teknologi, tapi meredefinisi makna sebuah komunitas. Jadi membuat aktivitas yang menghadirkan dan mendengarkan komunitas. Di sisi pembiayaan juga sama, BPRS HIK melakukan langkah berbasis komunitas, seperti guru, pensiunan. Ada juga yang berbasis property middle to low. Sehingga inovasi yang mereka kembangkan menitikberatkan pembangunan jaringan dan juga memberikan solusi keuangan.
"Saat ini BPRS HIK juga mengembangkan produk tabungan berbasis sekolah, tabungan rencana dan tabungan platinum (tabungan yang memiliki fitur hadiah menarik yang bisa dipilih nasabah). Investasi di BPRS HIK juga memberikan yield return (eq rate bagi hasil) yang menarik pada kisaran 6% sd 8%," katanya.
Di sisi lain, perusahaan yang berdiri pada 8 September 1993 dan berpengalaman selama 27 tahun di dunia perbankan syariah itu, punya daya tarik sendiri dalam meingkatkan kepercayaan nasabah. Di antaranya pembiayaan haji yang memudahkan calon jemaah untuk memperoleh kursi antrian, dengan cukup mengangsur selama 5 tahun. “Kami juga punya produk terkait dengan wakaf, sedekah, dan infaq yang banyak pengembangannya. Jadi konsep wakaf di kami adalah depositnya tetap. Sehingga kami menjamin dari mulai akad sampai pelaksanaan tetap berbasis syariah,” ungkap Alfi Wijaya meyakinkan.
Semua langkah ini dilakukan perusahaan agar tetap konsisten meletakkan pondasi yang kuat untuk menjaga pertumbuhan kinerja yang sehat dan berkesinambungan melalui pengembangan sektor pembiayaan dengan prinsip kehati-hatian (prudental banking) yang berorientasi kepada pelayanan cepat dan Islami.
“Indikator keberhasilannya, pertama dilihat dari kami menghimpun dana. Jadi kami ditahun ini kurang lebih tumbuh di atas 10%. Kedua dari sisi pembiayaan kami bisa memberikan 75% ke UMKM, dan keberpihakan kami ke UMKM dari sisi pembiayaan. Dan secara infrastruktur atau SDM kami punya infrastruktur sendiri, seperti bentuk apresiasi karyawan, mulai dari infrastruktur hingga pengembangan karir. Dan terakhir bagaimana kami mampu memberikan manfata bagi masyarakat dalam koridor syariah,” tambahnya. (TN)