trustnews.id

RSUP dr Kariadi Semarang MENJAWAB KEBUTUHAN PASIEN DENGAN PELAYANAN MAKSIMAL
drg. Farichah Hanum, M.Kes Direktur Utama RSUP dr Kariadi

Intensitas pelayanan kesehatan terutama bagi para penderita COVID 19 di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dokter Kariadi Semarang semakin melandai. Namun demikian, situasi ini tidak membuat seluruh jajaran rumah sakit tertua di Jawa Tengah tersebut lengah. Mereka tetap mengawasi ketat, terutama pergerakan pasien yang terpapar akibat COVID varian baru.

Agar pelayanan rumah sakit bisa berjalan maksimal, di tahun 2022 ini, rumah sakit rujukan masyarakat Jawa Tengah ini tengah mengemban skala prioritas yang tujuannya benar-benar sangat dibutuhkan pasien atau masyarakat.

Jika di tahun 2020 hingga 2021 lebih fokus dalam penanganan COVID 19, mungkin di tahun ini lebih condong pada pemenuhan sarana prasarana obat. Selain itu, rumah sakit yang berdiri sejak 9 September 1925 ini juga akan merevitalisasi dan optimalisasi aset-aset yang ada.

Langkah ini cukup relevan, mengingat keberlangsungan operasional rumah sakit ini jalannya sudah cukup panjang. Dari sisi usia saja, tahun ini memasuki 97 tahun. Tidak semua infrastruktur pada kondisi yang cukup fit atau optimal. “Untuk itu kami perlu melakukan optimalisasi dan revitalisasi aset. Termasuk misalnya pada bangunan seperti di ruangan Cendrawasih yang bangunannya sudah cukup lama.

Arsitekturnya juga sudah tidak memadai. Apalagi saat ini kita juga berhadapan pada kebijakan untuk melakukan standarisasi kelas. Sehingga kita harus melakukan penyesuaian,” drg. Farichah Hanum, M.Kes, Direktur Utama (Dirut) RSUP dr Kariadi kepada Trustnews.

Namun demikian, pijakannya tetap rumah sakit ini harus bisa menjawab kebutuhan atau demand dari masyarakat (pasien) saat datang ke rumah sakit. Dan yang tidak kalah penting juga harus memberikan jawaban atas kebutuhan para stakeholder internal rumah sakit ini.

“Inilah yang menjadi orientasi utama kami. Saya juga sampaikan berkali-kali kepada teman-teman manajemen dan seluruh komponen yang ada di rumah sakit, dalam konteks pelayanan kita tidak akan membeda-bedakan pasien. Semua pasien akan kami layani dengan standar yang sama melalui proses pelayanan. Walaupun fasilitasnya yang ada berbeda, tapi tentang pelayanan tidak bisa ditawar-tawar. Semua harus sama. Kalau fasilitas memang ada kelasnya, tapi kalau pelayanan, tidak ada,” ungkap Farichah Hanum meyakinkan.

Agar optimalisasi ini bisa berjalan maksimal, menurutnya diperlukan pengendalian internal secara maksimal. Konsepnya mengedepankan switches model yang lebih menekankan pada pengendalian berlapis. Kalau lapisan pertama lolos, tapi dengan pengendalian internal, mungkin akan tertangkis.

“Jadi dengan pengendalian internal yang baik saya kira semua bisa kita kendalikan. Ini semua kami tekankan betul dengan nilai integritas yang ada di RSUP dr Kariadi. Budaya value yang ini yang menurut saya harus kami pegang dan tidak bisa ditawar. Semua harus sesuai dengan prosedur. Dan satu lagi, semua pimpinan harus bisa memberikan contoh,” tegasnya.

Selama ini, rumah sakit yang berdiri di atas lahan sekitar 20 hektar ini sudah memiliki 4 output pelayanan unggulan. Pertama, pelayanan transplantasi secara khusus cangkok sumsum tulang. Kedua, pelayanan jantung terpadu, karena pelayanan jantung butuh effort secara khusus membutuhkan sumber daya manusia dan alat kesehatan yang luar biasa. Ketiga bedah minimal invansif dan yang keempat adalah Onkologi terpadu. Onkologi ini memang sangat spesifik dan sangat khusus pelayanannya. Sumber daya manusia (SDM) pendukungnya harus benar-benar terlatih dan proses perawatannya juga harus memiliki presisi yang tinggi.

Tentunya untuk bisa memaksimalkan pelayanan, harus didukung oleh pelayan rumah sakit yang berkompetensi tinggi dan ahli di bidangnya masing-masing. Untuk itu, Farichah Hanum beserta jajaran direksi dan manajemen tengah mendorong seluruh SDM rumah sakit berkapasitas 1067 tempat tidur dan didukung 3069 karyawan itu agar memiliki ritme yang satu gelombang atau pemahaman sama dalam mencapai visi dan misi yang diemban perusahaan.

Selain itu, seluruh SDM ini juga didorong untuk memahami nilai-nilai rumah sakit secara baik di semua lini. Dan yang tidak kalah penting adalah memastikan kinerja dari SDM ini benar-benar terukur dengan menetapkan indikator kinerja individu. “Jadi itu sebagai tolak ukurnya. Bergerak bersama untuk menuju kesamaan visi dan misi yang sama. Dibekali melalui internalisasi terhadap nilai-nilai value yang ada. Tapi bagaimana pun juga semua kinerja harus terukur dengan baik karena kami semua memiliki indikator kinerja seluruh SDM,” tambahnya. (TN)