Menyelaraskan bisnis dan sosial dengan melihat peluang pasar sekaligus memenuhi kebutuhan masyarakat akan air bersih.
Jeli melihat peluang bisnis, Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Sembada Sleman, merambah bisnis Air Minum dalam Kemasan (AMDK). Ini melihat, AMDK sebagai salah satu industri yang berkembang pesat di Indonesia. Selain itu, air merupakan kebutuhan primer setiap orang jumlah penduduk yang terus bertambah juga membuat pasar industri AMDK semakin besar.
Dwi Nurwata, Direktur Utama PUDAM Tirta Sembada, mengatakan, AMDK merupakan inovasi dari hilirisasi produk dengan melihat peluang pasar yang menjanjikan dan sekaligus memenuhi kebutuhan masyarakat.
"Kami di Tirta Sembada Sleman mencermati betul peluang-peluang dalam rangka mengembangkan sisi bisnis perusahaan. Setelah kita cermati, bisnis AMDK ini menjanjikan, maka kami membuat inovasi AMDK dengan merek 'Daxu' dan respon masyarakat cukup positif," ujar Dwi Nurwata menjawab TrustNews.
"Selain 'Daxu' kami juga akan menggarap daerah wisata Tebing Breksi hingga Prambanan area timur yang berada di wilayah Kapanewon (setingkat kecamatan). Tujuannya kami ingin melayani semua segmen," tambahnya.
Dwi mengatakan Sebagai badan usaha, PDAM Sleman memiliki tugas pokok dan fungsi. Pertama, memberikan layanan publik (50%) melalui pemberian akses air bersih kepada masyarakat, Meningkatkan derajat kesehatan dan Membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Kedua, mendapat keuntungan atau profit (50%) yang dilakukan dengan membantu meningkatkan kondisi perekonomian masyarakat, memberikan kontribusi PAD, dan menjaga ketersinambungan operasional serta meningkatkan pengembangan layanan.
“Hal ini sesuai dengan visi PDAM Sleman sendiri yakni Menjadi Perusahaan Air Minum yang Unggul, Sehat, Mandiri dan Terpercaya dengan misi Menyediakan kebutuhan air bersih masyarakat Kab. Sleman yang memenuhi standar K3, Membantu meningkatkan perekonomian daerah melalui peningkatan PAD dan pelayanan air bersih,” ujarnya.
"Kami harus menyelaraskan sifat sosial dan ekonomis. Kita balancing di dalam melayani masyarakat berpenghasilan rendah, rumah tangga dan masyarakat mampu. Kami jalankan sebagai penyuplai subsidi. Agar saling tertutup. Jadi kita membantu masyarakat dan bisnis tetap berlanjut," ujarnya.
Adapun untuk mewujudkan visi dan misi tersebut, Dwi menyampaikan PDAM Sleman mempunyai 4 strategi yakni; Pertama, membuat perencanaan yang baik dan realistis dalam bentuk RI-SPAM yang disahkan dengan Peraturan Daerah atau Peraturan Bupati, membuat business plan yang disahkan oleh bupati selaku kepala daerah, RKAP yang disahkan oleh Bupati dan Dewan Pengawas.
Kedua, memahami dan mengakomodasi kepentingan dari berbagai stakeholder PDAM. Yaitu DPRD/Pemkot/Pemkab yang berperan membuat dan mengesahkan regulasi, persetujuan penyertaan Modal Pemerintah (PMP).
“Strategi ketiga, menciptakan komunikasi yang baik. Dengan semboyan “Komunikasi adalah Panglima” maka kami selalu melakukan komunikasi dengan baik, teratur, terkoordinasi dan konsisten mengenai semua program dalam business plan dan RKAP kepada semua stakeholder. Juga selalu melakukan evaluasi dan perbaikan secara terus-menerus. Tujuannya untuk mendapatkan dukungan.”
Keempat, menciptakan regulasi dan inovasi produk. Regulasi dibuat bersama DPRD dan Pemda untuk mendukung perkembangan dan fleksibilitas kelembagaan PDAM. Inovasi produk yang sudah dilakukan adalah produksi air minum dalam kemasan (AMDK) dengan brand “Daxu” untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
"Komitmen kami sudah jelas memberikan pelayanan terbaik dengan core bisnis air bersih, yakni air pipa dan AMDK. Kualitas air tetap kami jaga dengan patuh mengikuti Permenkes dan legalitas yang harus dipenuhi seperti SNI, BPOM dan MUI," tegasnya.
Saat ini total cakupan pelayanan dari PUDAM Sleman sendiri masih cukup rendah yakni mencapai 29,74 % dari Total Penduduk Kab. Sleman dengan total jumlah pelanggan sebanyak 40.417 Unit dengan rincian 39.515 unit kelompok Rumah Tangga, 340 unit kelompok sosial, 215 unit Instansi, 233 unit untuk Niaga/Industri dan Kran Umum sebanyak 94 unit.
Adapun cakupan wilayahnya saat ini PDAM Sleman melayani wilayah 16 Kecamatan dari 17 Kecamatan di Kabupaten Sleman. Wilayah yang belum terlayani oleh PDAM Sleman adalah wilayah kecamatan Cangkringan.
Dwi Nurwata menargetkan dalam jangka waktu lima tahun ke depan, PUDAM Sleman mampu melayani air bersih kepada 68% warga Sleman. Target tersebut sekaligus untuk mendukung Gerakan 100-0-100 yang dicanangkan pemerintah. Yakni, 100% akses air bersih, 0% daerah kumuh dan 100% sanitasi yang baik.
"Kami bukan ingin menjadi juara, tapi kami hanya ingin memberikan pelayanan terbaik untuk masyarakat yang sesuai dengan arahan dari pemerintah," pungkasnya (TN)