Jakarta, 29 Juni 2022 -- Kanwil Direktorat Jenderal Perbendaharaan, Kanwil Direktorat Jenderal Pajak, Kanwil Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, serta Kanwil Direktorat Jenderal Kekayaan Negara lingkup DKI Jakarta kembali menyelenggarakan konferensi pers Kinerja APBN Wilayah DKI Jakarta periode s.d. 31 Mei 2022 sebagai wujud dari sinergi dan kolaborasi unit Kementerian Keuangan di DKI Jakarta. Dalam konferensi pers tersebut, Kepala Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi DKI Jakarta Alfiker Siringoringo, Kepala Kanwil Ditjen Pajak Jakarta Selatan I Dionysius Lucas Hendrawan, Kepala Kanwil Ditjen Bea dan Cukai DKI Jakarta Rusman Hadi, serta Kepala Kanwil Ditjen Kekayaan Negara Provinsi DKI Jakarta Aloysius Yanis Dhaniarto, memberikan keterangan terkait kinerja APBN di Provinsi DKI Jakarta.
Ekonomi pada wilayah DKI Jakarta makin menguat dengan realisasi pendapatan APBN Regional sampai dengan 31 Mei 2022 mencapai Rp675,57 triliun (69,68% dari target), sedangkan pagu belanja terealisasi sebesar Rp201,31 triliun (31,56% dari target) yang berdampak pada surplus regional sebesar Rp474,26 triliun. Surplus tersebut meningkat 117,61% dibandingkan periode yang sama tahun 2021. Adapun Inflasi pada Mei 2022 mengalami kenaikan 0,06% (m to m) dan 2,27% (yoy) dan 1,62% (ytd), dipicu penurunan harga daging ayam ras, minyak goreng dan beras pasca momen lebaran.
“Kontribusi penerimaan regional DKI Jakarta terhadap penerimaan nasional mencapai 67-69 persen. Hal ini menunjukan bahwa penerimaan regional DKI Jakarta mempunyai kontribusi yang sangat besar secara nasional, dan saat ini sangat membaik dari sisi penerimaan. Dengan adanya Program Pengungkapan Sukarela (PPS) yang masih berjalan, diharapkan pundi-pundi penerimaan dapat terus bertambah”, jelas Kepala Kanwil Ditjen Pajak Jakarta Selatan I Dionysiun Lucas Hendrawan.
Dinamika kasus COVID-19 terus berlanjut dan masih terkendali. Mei 2022, kasus terkonfirmasi COVID-19 DKI Jakarta adalah sebanyak 1.250.678 orang dan yang harus melakukan perawatan sebanyak 1.163 orang atau naik 7,58% dibandingkan 30 April 2022, dengan tingkat kesembuhan sebesar 98,68% atau sebanyak 1.234.247 orang. Sementara itu, kasus yang terkonfirmasi meninggal dunia mencapai 15.268 orang. Selama April s.d. Mei 2022, kasus terkonfirmasi melonjak cukup tinggi sebanyak 2.709 orang, tetapi tetap dalam kendali, diindikasikan dari jumlah pasien yang sembuh bertambah sebanyak 2.875 orang.
Fiskal: Kinerja Penerimaan terus dijaga. Penerimaan Dalam Negeri DKI Jakarta s.d. 31 Mei 2022 berhasil mencapai Rp675,43 triliun (69,70% dari target), naik 51,42% dibandingkan periode yang sama tahun 2021 karena ditopang Realisasi Perpajakan sebesar Rp533,42 triliun atau mencapai 64,65% dari target, melonjak naik 62,83% terutama dari Pajak Penghasilan yang naik 72,62%. Realisasi penerimaan Bea Keluar/Pungutan Ekspor melesat melampaui target dengan realisasi Rp136,56 miliar atau sebesar 435,46% dari target. Peningkatan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) sebanyak 19,86% dengan realisasi sebesar Rp142,00 triliun juga turut berkontribusi dalam menjaga kinerja penerimaan di regional DKI Jakarta.
Neraca Perdagangan
Kinerja neraca perdagangan pada regional DKI Jakarta bergerak ke arah positif dari tahun 2021. Walaupun demikian, selama April 2022 kinerja neraca perdagangan mengalami penurunan. Ekspor DKI Jakarta pada April 2022 sebesar US$0,95 miliar, turun 2,4% dibandingkan Maret 2022 utamanya karena penurunan Nilai Ekspor Logam Mulia dan Perhiasan Permata sebesar 17,2%. Sedangkan Impor DKI Jakarta pada April 2022 sebesar US$5,43 miliar, turun 20,9% dibandingkan Maret 2022 utamanya karena penurunan Nilai Impor Mesin dan Perlengkapan Elektrik serta Bagiannya sebesar 35,8%.
Sektor Riil: Kemudahan/kelonggaran keimigrasian meningkatkan kunjungan wisatawan mancanegara.
Kunjungan Wisatawan Mancanegara (Wisman) ke Wilayah DKI Jakarta pada April 2022 mencapai 36.061 kunjungan, naik 54,6% dibandingkan Maret 2022. Wisman di DKI Jakarta didominasi dari Tiongkok sebanyak 9,30%, Singapura sebanyak 7,60% dan India sebanyak 6,40%. Peningkatan kunjungan wisman didukung dengan kelonggaran/kemudahan keimigrasian sejak awal April 2022. Pada Investasi Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) Triwulan I 2022 sebesar Rp265,77 triliun, mengalami kontraksi 2,23% (q to q) karena munculnya varian COVID-19 Omicron, namun tumbuh positif 4,94% (yoy) bila dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Postur APBN Regional DKI Jakarta:
Kinerja Pendapatan APBN Membaik. Pendapatan APBN dan Hibah Wilayah DKI Jakarta s.d. 31 Mei 2022 sebesar Rp675,57 triliun (69,68% dari target), naik 51,44% atau sebesar Rp229,48 triliun dibandingkan periode yang sama tahun 2021. Kenaikan terbesar disumbang oleh Penerimaan Dalam Negeri terutama dari Pajak Penghasilan yang naik 72,62% atau sebesar Rp142,15 triliun dibandingkan periode 31 Mei 2021. Hal ini didorong oleh kenaikan PPh Non-Migas Pasal 25/29 dan PPN Dalam Negeri yang disebabkan dari kenaikan harga komoditas serta kegiatan impor yang meningkat. Faktor lain yang mendukung peningkatan kinerja pendapatan adalah bertumbuhnya penerimaan yang bersumber dari pengenaan Bea Keluar dan Bea Masuk atas proses Ekspor dan Impor, penerimaan Cukai Hasil Tembakau (CHT) yang naik 113% dan Cukai Minuman Mengandung Etil Alkohol (MMEA) yang naik 32% dibandingkan tahun 2021, serta peningkatan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) karena adanya Penjualan Barang Milik Negara (BMN/Aset) yang memberikan kontribusi lebih dari 50%.
Kinerja Belanja Melambat. Belanja APBN Wilayah DKI Jakarta s.d. 31 Mei 2022 terealisasi sebesar Rp201,31 triliun atau 31,56% dari pagu, mengalami penurunan sebesar 11,76% dibandingkan periode Mei 2021. Penurunan realisasi belanja KL disebabkan adanya arahan untuk melakukan Automatic Adjustment oleh KL kembali, sehingga beberapa perencanaan realisasi batal dilaksanakan.
Kinerja Penyaluran TKDD Melambat. Realisasi Belanja TKDD s.d. 31 Mei 2022 sebesar Rp3,72 triliun atau mencapai 22,04% dari pagu, turun 48,31% dibandingkan periode yang sama tahun 2021, dikontribusi oleh penurunan realisasi Dana Bagi Hasil (DBH) sebesar 50,47% dan penurunan Dana Alokasi Khusus Non-Fisik (DAK Non-Fisik) sebesar 41,17%.
Strategic Issues dan Local Issues:
Strategic Issues. Kenaikan harga komoditas terutama bahan pangan berdampak pada inflasi penyediaan makanan dan minuman sebesar 0,61%. Pada realisasi belanja subsidi sampai dengan 31 Mei 2022 mencapai Rp75,4 triliun (36,12% dari pagu), dimana realisasi tersebut lebih tinggi dibandingkan tahun 2021 pada periode yang sama. Kondisi Perekonomian yang terus membaik dan kasus COVID-19 yang terkendali serta kenaikan tarif PPN dari 10% menjadi 11%, mendorong kenaikan realisasi PPN bulan Mei 2022 sebesar 50,4% dibandingkan realisasi bulan Mei 2021.
Local Issues. Rasio pinjaman daerah terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) DKI Jakarta meningkat dari 0,2% pada tahun 2020, menjadi 0,5% pada tahun 2021. Selain itu, terdapat Wajib Pajak Badan/Perusahaan yang berpusat di Jakarta, namun kegiatan usahanya dilaksanakan di luar Jakarta sehingga kegiatan bisnis tersebut tidak dapat terpantau di regional Jakarta secara keseluruhan. Misalnya perusahaan dengan latar belakang sektor sawit, pertambangan dan sejenisnya.
Perkembangan Ekonomi Regional
Pertumbuhan Ekonomi Regional DKI Jakarta pada triwulan I 2022 tumbuh sebesar 0,64% (q to q) dan 4,63% (yoy). Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) triwulan I 2022 mencapai Rp763,37 triliun atas dasar harga berlaku (ADHB). Sebaliknya pada Mei 2022, Nilai Tukar Petani (NTP) sebesar 102,27 dan Nilai Tukar Nelayan (NTN) sebesar 99,27, menurun 0,04 poin dan 0,36 poin secara berturut-turut dibandingkan April 2022. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Februari 2022 yang menurun sebesar 0,51% dibandingkan periode yang sama tahun 2021, dan Tingkat Kemiskinan September 2021 yang mengalami penurunan 4,72% dibandingkan Maret 2021, kedua indikator tersebut menunjukan bahwa ekonomi regional pada wilayah DKI Jakarta terus berkembang dan menunjukan hasil positif.