Trustnews.Id - INKA berada dalam tahap pengembangan O&M Business IoT Based, pengembangan Battery Industries dan pengembangan SMART Factory 4.0. Kondisi perkeretaapian dunia saat ini mengalami over capacity secara global. Dikarenakan kurangnya permintaan kereta baru yang disebabkan oleh meningkatnya tren peremajaan (retrofit). Kondisi ini menyebabkan penurunan harga jual produk manufaktur China sebesar 10%-15%.
Upaya besar-besaran penguasaan pasar kereta api dunia oleh manufaktur China dengan dukungan penuh pemerintah China, menyebabkan penurunan harga jual manufaktur sebesar 15%-25% (berupa pinjaman berbunga sangat murah/ dibawah rate market, subsidi dan pendanaan pemerintah lainnya).
Kondisi lainnya adalah fakta bahwa value dari bisnis perkeretaapian tertinggi adalah pada bisnis Tier 1-component, Tier 1-system dan Operator, sedangkan untuk bisnis OEM, seperti yang dilakukan oleh INKA, memiliki kemungkinan minus hingga 10%.
Agung Sedaju, Direktur Pengembangan PT INKA (Persero), mengatakan, market share INKA di dunia yang masih relatif kecil. INKA memiliki keterbatasan dalam memasuki pasar quality sensitive.
"Saat ini INKA masih sangat bergantung pada pasar monopsoni dan pasar luar negeri dengan tipe cost sensitive saja," ujar Agung menjawab TrustNews.
INKA akan mengembangkan bisnis produk transportasi yang spesifik dan bersifat driving for pleasure. Sehingga bepergian akan menjadi suatu opsi, bukan merupakan keharusan lagi atau bahkan keterpaksaan. Menurutnya, dalam menjaga keberlangsungan bisnis, INKA menjalankan tiga transformasi kunci. Yakni transformasi bisnis dan operasi, transformasi sumber daya manusia dan knowledge, dan transformasi keuangan.
"Selain itu, pada era pandemi ini INKA berfokus pada pengembangan bisnis berbasis IoT dan penguasaan komponen Tier 1 dan Tier 2 (seperti TCMS dan traksi motor) untuk mendukung Society 5.0 dan untuk transportasi darat selain fokus pada kereta barang, kargo dan logistik, INKA juga bergerak ke transportasi berbasis battery dan transportasi untuk wisata/tourism," paparnya.
Menurutnya, Covid-19 berdampak pada banyak industri dan usaha, termasuk terjadi pada customer INKA. Banyak proyek yang telah didapatkan INKA dengan terpaksa harus dibatalkan. Kondisi pandemi mengharuskan sebagian besar atau hampir dari seluruh dana yang telah dialokasi untuk pengadaan sarana ke INKA terpaksa harus dialokasikan untuk penanganan dan penanggulangan Covid-19.
"Dilihat dari sisi internal perusahaan, ada beberapa realisasi anggaran menjadi biaya untuk mendukung keperluan beban biaya operasional, seperti pada anggaran investasi dan anggaran pengembangan dan penelitian," ucapnya.
"Artinya ada sedikit perlambatan pada kegiatan investasi, riset dan development. Kondisi ini juga memaksa INKA untuk melakukan penambahan dana melalui penagihan piutang kepada beberapa pihak terkait," tambahnya.
Dia juga mengatakan INKA telah memiliki roadmap besar yang menjadi acuan INKA dalam melakukan riset dan development, kereta api berteknologi tinggi dan berbasis digital tentu telah ada di roadmap INKA.
Adapun Road Map INKA terdiri dari beberapa tahapan (stage), yakni Stage 1 Establishing integrated complex carbuilder. Stage 2 Unchanging self-sufficient car builder with supporting industrial pyramid. Stage 3 Creating competitive advance to be world class manufacturing. Stage 4 Creating sustainable growth to be an innovative global player. Stage 5 Global manufacturing and business enterprise, providing an integrated solution for sustainable land transportation dan stage 6 reshape business for sustained the future.
"Saat ini INKA sedang berada di stage 5," ujarnya.
Stage 5, lanjutnya, merupakan fase global manufacturing and business enterprise, providing and integrated solution for sustainable land transportation. Pengembangan yang dilakukan pada stage ini antara lain: pengembangan O&M Business IoT Based, pengembangan Battery Industries dan pengembangan SMARTFactory 4.0. Dalam menjaga keberlangsungan bisnis, INKA menjalankan tiga transformasi kunci. Yakni transformasi bisnis dan operasi,transformasi sumber daya manusia dan knowledge, dan transformasi keuangan.
"Untuk produk kereta berteknologi yang mewakili stage ke 5 ini adalah Middle Speed Train 160 km/h Narrow Gauge hingga validasi desain untuk High Speed Train 250 km/h Standard Gauge," paparnya.
Dampak lain dengan adanya pandemi Covid 19 ini, lanjutnya, banyak pergeseran perilaku di masyarakat. Mulai dari angkutan umum yang saat ini kurang diminati lagi, hampir seluruh bisnis berjalan secara digital, kebutuhan work from anywhere menggunakan dukungan media online dan penggunaan digital payment yang masif.
Perubahan perilaku masyarakat tersebut, menurutnya, INKA terus melakukan adaptasi dengan melakukan penguatan bisnis berbasis logistic total solution, pola bisnis yang menawarkan solusi dari hulu ke hilir, mulai dari teknologi untuk sarana/ produk, solusi prasarana hingga skema pendanaan dengan berbasis IoT. Termasuk pengembangan produk untuk keperluan rekreasi (transportation driving for pleasure).
"INKA akan mengembangkan bisnis produk transportasi yang spesifik dan bersifat driving for pleasure. Sehingga bepergian akan menjadi suatu opsi, bukan merupakan keharusan lagi atau bahkan keterpaksaan," pungkasnya.
(tn/san)