Trustnews.Id - Bankaltimtara telah memiliki landscape digitalisasi daerah. Terjadi peningkatan transaksi digital pemerintah sebesar 48 persen dalam satu tahun terakhir. Dalam dua tahun terakhir penggunaan layanan digital perbankan bank meningkat sebesar 20 persen.
Pemanfaatan teknologi juga mampu menekan biaya dana (cost of fund) dengan lebih efisien. Sebuah langkah besar dilakukan Bank Pembangunan Daerah Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara atau Bankaltimtara dengan program Digital Smart City. Sebuah landscape digitalisasi daerah untuk memberikan layanan Digital kepada masyarakat di Provinsi Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara.
Muhammad Yamin, Direktur Utama Bankaltimtara, mengatakan, transformasi digital sangat dibutuhkan agar pelayanan masyarakat dapat dilaksanakan secara cepat, efektif dan efisien. Terlebih pemerintah pusat ingin kabupaten/kota termasuk provinsi mampu mengintegrasikan teknologi informasi.
"Sebagai bank milik pemerintah daerah yang salah satu misinya adalah mendukung ekonomi daerah, maka dilakukan juga optimalisasi digital untuk mendukung elektronifikasi transaksi pemerintah daerah. Dimana telah terjadi peningkatan transaksi digital pemerintah sebesar 48 persen dalam satu tahun terakhir," ujar Muhammad Yamin kepada TrustNews.
Dia bahkan mengatakan, Bankaltimtara telah memiliki Landscape Digitalisasi Daerah, yakni Smart Digital Payment (SDP). Layanan yang bersumber dari seluruh payment daerah baik pajak dan retribusi lainnya maupun payment masyarakat lainnya yang dapat diakses pada seluruh channel di Bankaltimtara (ATM, SMS, EDC, Mobile Banking dan Internet Banking termasuk Merchant QRIS).
Kemudian Digital Smart Government (DSG), yakni Penyedian Sistem Tata Kelola Pemerintah Daerah baik dari sisi Pengeluaran yang terkoneksi dengan Bankaltimtara (Interkoneksi) seperti Aplikasi Transaksi Keuangan Pemerintah (ATKP), Sistem Keuangan Desa (Siskeudes), SP2D Online, CMS Pemda, SIPD, termasuk Tax Tapping alat monitoring Pajak dan kerjasama dengan Marketplace Pengadaan Barang.
Ada juga Digital Smart Agen (DSA), yaitu kerja sama layanan Perbankan bersama Masyarakat dan Korporasi dalam keagenan. Dimana seluruh agen dapat memberikan Layanan perbankan di wilayah 3 T (Terpencil, Terluar dan Tertinggal) termasuk di wilayah Perkotaan. Sehingga Inklusi keuangan dan literasi transaksi digital dapat dirasakan seluruh masyarakat, yang selanjutnya dapat dilakukan pendalaman dengan memberikan Kredit UMKM atas transaksi yang dilakukan.
Lalu, Digital Smart Economy & Society (DSES), yakni memberikan fungsi intermediasi dengan produk layanan digital termasuk inklusi ekonomi dan literasi keuangan digital, baik menghimpun dana dan menyalurkan kredit secara Digital. Termasuk Digital Smart UMKM (DSU), melakukan akuisisi merchant pada pasar Tradisional, Pertokoan, Pedagan Kecil melalui kebutuhan channel yang sesuai (Merchant QRIS, EDC) dan Digital Smart Living (DSL), memberikan support layanan publik yang terkoneksi dengan Bankaltimtara seperti sekolah, universitas, rumah ibadah, transportasi, parkiran, serta donasi lainya.
"Dalam dua tahun terakhir penggunaan layanan digital perbankan bank meningkat sebesar 20 persen. Disisi lain pemanfaatan teknologi juga dapat mengoptimalkan dana pihak ketiga (DPK) serta mampu menekan biaya dana (cost of fund) dengan lebih efisien," ucapnya.
Muhammad Yamin juga memaparkan, aset Bankaltimtara pada Triwulan IV 2021 terealisasi sebesar Rp33.042.705 juta, pencapaian ini didukung oleh pencapaian Penghimpunan Dana Pihak Ketiga sebagai penyumbang terbesar aset Bank yang terealisasi sebesar Rp25.633.770 juta.
Realisasi Total Aset pada Triwulan IV 2021 jika dibandingkan dengan periode Triwulan IV 2020 tumbuh sebesar Rp2.894.019 juta atau 9,60 persen (year-on-year). Posisi Aset tersebut menjadikan PT BPD Kaltim Kaltara pada posisi urutan ke-6 dari 27 BPD di lingkungan BPD-SI untuk posisi Desember 2021.
Dana Pihak Ketiga (DPK) yang berhasil dihimpun PT BPD Kaltim Kaltara hingga periode 31 Desember 2021 baik dalam bentuk Tabungan, Giro dan Deposito adalah sebesar Rp25.633.770 juta. Penghimpunan DPK mengalami pertumbuhan sebesar Rp2.483.515 juta atau tumbuh sebesar 10,73 persen dibanding tahun sebelumnya (year-on-year).
Penyaluran Kredit PT BPD Kaltim Kaltara pada posisi 31 Desember 2021 sebesar Rp16.302.145 juta. Penyaluran kredit tersebut terdiri atas penyaluran kredit dalam rupiah sebesar Rp16.212.145 juta dan Valuta Asing sebesar Rp 90.001 juta. Penyaluran melalui konven sebesar Rp15.004.297 juta dan pembiayaan Syariah sebesar Rp1.297.848 juta.
Layanan yang bersumber dari seluruh payment daerah baik pajak dan retribusi lainnya maupun payment masyarakat lainnya yang dapat diakses pada seluruh channel di Bankaltimtara (ATM, SMS, EDC, Mobile Banking dan Internet Banking termasuk Merchant QRIS).
Dilihat dari sisi pertumbuhan Kredit mengalami peningkatan sebesar Rp 206.865 juta dengan pertumbuhan sebesar 1,29 persen (year-on-year). Pertumbuhan kredit ini selain dipengaruhi adanya ekspansi kredit yang mengutamakan prinsip kehati-hatian dan berbasis risiko juga dipengaruhi adanya penurunan outstanding kredit akibat adanya perbaikan kualitas kredit melalui pelunasan pokok kredit, hapus buku dan pembayaran angsuran pokok kredit.
Realisasi Laba Sebelum Pajak pada Triwulan IV 2021 terealisasi sebesar Rp 415.098 juta yang tumbuh sebesar 14,46 persen (yoy) dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Realisasi rasio NPL Gross periode 31 Desember 2021 adalah sebesar 3,46 persen dan NPL Nett terealisasi sebesar 2,49 persen, membaik dibanding posisi tahun sebelumnya dan berada di bawah ketentuan regulator yakni 5 persen.
"Atas kinerja Desember tahun 2021 tersebut PT BPD Kaltim Kaltara telah mendapatkan hasil penilaian Tingkat Kesehatan Bank oleh OJK dengan peringkat komposit dua yang mencerminkan kondisi Bank yang secara umum sehat," pungkasnya. (tn/san)