TRUSTNEWS.ID - Pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah tercatat mengalami pertumbuhan positif dan lebih baik dibandingkan dengan angka nasional. Sempat minus di angka -5,91 persen pada kuartal kedua 2020, Provinsi Jawa Tengah mampu membalikkan keadaan dengan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,66 persen pada kuartal II 2022 secara tahunan (year-on-year/yoy. Angka ini naik dibanding kuartal pertama 2021 yang masih minus -0,84 persen.
Peni Rahayu, Asisten Ekbang Provinsi Jateng, mengatakan merujuk BPS, laju pertumbuhan ekonomi di Jawa Tengah selalu berada di atas pertumbuhan ekonomi nasional. Capaian itu ditunjukan sejak kuartal IV-2021 yang mencapai 5,42 persen, sementara nasional 5,02 persen.
"Di triwulan IV/2021 pertumbuhan ekonomi mulai membaik. Kini kita sudah bisa di 5,42 padahal nasional 5,02," ujar Peni Rahayu kepada Trustnews.
Pertumbuhan ekonomi Jateng, lanjutnya, didorong oleh berbagai sektor. Dari sisi produksi, pertumbuhan ekonomi Jateng didorong oleh hampir semua la-pangan usaha (LU), dengan pertumbuhan tertinggi dari transportasi dan pergudangan yang tumbuh sebesar 85,43 persen. Sementara dari sisi pengeluaran, komponen yang mengalami kenaikan paling tinggi terjadi pada komponen ekspor sebesar 34,43 persen.
"Penyediaan akomodasi dan makan minum juga tumbuh 18,44 persen. Pertumbuhan ini seiring penerapan kebijakan pelonggaran mudik," ucapnya.
Menurutnya dengan adanya Tol Trans Jawa, kini muncul bangkitan ekonomi yang jumlahnya sangat banyak. Bahkan Provinsi Jateng juga menjadi lokasi pembangunan infrastruktur melalui pembangunan proyek-proyek strategis nasional. Termasuk Kawasan Industri Kendal, Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Borobudur, serta KIT Batang.
Di sisi lain, jalan konektivitas diantara jalan tol yang sudah terbangun atau sedang dipersiapkan juga akan dibuat. Hal itu diharapkan akan menambah geliat perekonomian di daerah.
"Kita punya tol Pantura. Kita juga ada KEK dan KIT Batang. Ini mendorong investasi untuk Jateng. Karena ini merupakan PSN maka di dukung juga oleh pemerintah pusat," tambahnya.
Berdasarkan catatan Pemerintah Provinsi Jateng, beberapa bangkitan ekonomi dengan adanya Tol Trans Jawa akan dapat meningkatkan investasi sebesar 11%. Dampak positif lain muncul adalah adanya efisiensi waktu untuk mengakses daerah lain.
Dari LU lain, lanjutnya, pertanian menjadi sumber pertumbuhan dengan tumbuh 4,93% (yoy), didorong oleh panen jagung di wilayah sentra Jawa tengah dan implementasi indeks pertanaman IP400 pada tanaman padi.
"Nilai Tukar Petani (NTP) Jawa Tengah pada Agustus 2022 sebesar 105,38 dibandingkan bulan sebelumnya 104,31," ungkapnya.
Terkait dengan UMKM, menurutnya, menjadi partner utama dalam memulihkan ekonomi Jateng. Sebab itulah, saat pandemi Covid-19 melanda, pihaknya mendorong sektor UMKM dengan melakukan bimbingan agar pata pelaku UMKM bisa ekspor.
"Untuk bisa ekspor, kita berupaya bagaimana caranya agar produk-produk UMKM Jateng bisa masuk ke bandara dan rest area," ujarnya.
"Selain itu kami a juga membua kebijakan pada hari tertentu ASN harus beli parsel di UMKM. Apalagi ada aturan baru kalau APBN harus dibelanjakan dengan produk UMKM tentunya ini jauh lebih memudahkan," paparnya.
Diakuinya ada banyak tantangan dalam upaya mendorong UMKM untuk terus bangkit dan meningkatkan produknya. Untuk itulah pihaknya melaksanakan pelatihan meningkatkan kualitas UMKM. "Tentu masih banyak tantangan seperti modal, kami banyak skema dan Bank Jateng bikin kredit untuk anak milenial dengan bunga rendah. Lalu ada KUR, kami dari APBD berikan kredit bunga.
Mengutip data Bank Indonesia (BI), Pertumbuhan kredit UMKM Jateng pada triwulan II 2022 meningkat. Kredit UMKM tumbuh sebesar 27,19% (yoy) pada triwulan ini, didorong oleh Kredit Modal Kerja yang tumbuh 28,78% (yoy), lebih tinggi dibanding triwulan I 2022 (23,31%; yoy). Sementara secara sektoral, peningkatan kredit UMKM didorong oleh sektor Perdagangan Besar dan Eceran (tumbuh 25,07%; yoy) serta Pertanian (tumbuh 49,51%; yoy).
"Banyak upaya yang sudah kita lakukan dan alhamdulillah kita sekarang sudah mulai pulih" pungkasnya.
(tn/san)