trustnews.id

Akselerasi Kinerja Fiskal Dukung Pertumbuhan Ekonomi dan Kesejahteraan  Masyarakat Jakarta

TRUSTNEWS, ID,. - Kinerja perekonomian Jakarta hingga Triwulan I 2025 tetap resilien di tengah kondisi geopolitik dan ekonomi global yang dinamis, didukung oleh akselerasi kinerja APBN 
dan APBD Jakarta. Hal ini tercermin dari berbagai leading sectors perekonomian, pembangunan dan kesejahteraan masyarakat Jakarta yang tumbuh solid sampai dengan akhir bulan April 2025.

Kondisi perekonomian Jakarta ini disampaikan langsung oleh Kepala Kanwil DJPb Provinsi DKI Jakarta, Mei Ling dalam Press Conference ALCo Regional Provinsi DKI Jakarta Edisi Mei 2025 pada Selasa, 27 Mei 2025. Pada kesempatan ini, hadir pula perwakilan Kemenkeu Satu yang 
menyampaikan perkembangan kinerja pendapatan negara di bidang perpajakan, bea cukai, dan PNBP yakni Kepala Seksi Data dan Potensi, Bidang Data dan Pengawasan Potensi Perpajakan Kanwil DJP Jakarta Timur, Dwi Krisnanto, Kepala Bidang Perbendaharaan KPU Bea dan Cukai Tipe A Tanjung Priok, Andi Hermawan, dan Kepala Seksi Hukum, Bidang Kepatuhan Internal, Hukum, dan Informasi Kanwil DJKN DKI Jakarta, Setiawan Suryowidodo.

Kondisi ekonomi makro
Ekonomi Jakarta pada Triwulan I tahun 2025 tumbuh stabil sebesar 4,95% (yoy) dan 
0,59% (q-to-q). Dari sisi pengeluaran, pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga tumbuh 5,36% (yoy) dan menjadi sumber pertumbuhan tertinggi. Pertumbuhan tertinggi dicapai oleh Konsumsi Pemerintah sebesar 9,22% (yoy), didukung oleh realisasi Belanja Pegawai pada APBN dan APBD serta realisasi Belanja Barang dan Jasa dan Belanja Bantuan Sosial pada APBD. Dari sisi lapangan usaha, informasi dan komunikasi menjadi sumber pertumbuhan tertinggi, yakni sebesar 
0,82%. Pertumbuhan tertinggi dicapai oleh Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum (9,64% yoy), jasa lainnya (8,98% yoy) serta Transportasi dan Pergudangan (7,96% yoy) sejalan dengan kenaikan TPK hotel, jumlah wisatawan dan volume transportasi.
Hingga April 2025, inflasi Jakarta masih dalam rentang target sasaran yakni 1,44% (m-tom) atau 2,21% (yoy). Andil tertinggi inflasi April 2025 pada kelompok perumahan, air, listrik dan bahan bakar rumah tangga berupa normalisasi tarif listrik setelah berakhirnya subsidi Januari–Maret 2025 (m-to-m) dan kenaikan tarif air minum PAM (yoy).

Perkembangan indikator konsumsi masih terjaga kuat menunjukkan optimisme dan sinyal positif bagi perekonomian. Hal ini antara lain ditunjukkan dengan Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) DKI Jakarta yang tercatat di level optimis 149,0, lebih tinggi dibandingkan IKK Nasional di level 121,7.

Kinerja APBN

Kinerja APBN regional DKI Jakarta sampai dengan 30 April 2025 tercatat surplus Rp116,37 triliun, didukung akselerasi kinerja pendapatan dan belanja untuk kesinambungan kapasitas fiskal.

Kinerja Pendapatan APBN hingga akhir April 2025 sebesar Rp557,35 T atau 31,05% dari target, terdiri dari:

a. Penerimaan pajak pada bulan April 2025 melanjutkan pembalikan tren (rebound), dengan realisasi mencapai Rp421,87 T, atau 27,54% dari target, tumbuh signifikan sebesar 210,76% (m-to-m).
Pada April 2025, PPh Non Migas mencapai Rp206,02 T, PPN mencapai Rp80,65 T, PPh Migas mencapai Rp9,08 T, serta PBB dan Pajak Lainnya mencapai Rp126,06 T.
Total penerimaan pajak ini memiliki proporsi sebesar 75,73% dari total penerimaan pajak secara nasional yang mencerminkan sinyal positif pencapaian target penerimaan negara.

b. Penerimaan Kepabeanan dan Cukai hingga akhir April 2025 tumbuh positif mencapai Rp6,78 T atau 25,86% dari target, tumbuh 2,77% (yoy), yang ditopang oleh akselerasi penerimaan Bea Masuk sebesar Rp6,57 T, tumbuh 4,05% (yoy) dan penerimaan Cukai sebesar Rp144,45 M, tumbuh 41,53% (yoy).

c. Realisasi PNBP hingga akhir April 2025 tercapai sebesar Rp128,56 T atau 54,40% dari target APBN, yang ditopang oleh penerimaan SDA Non Migas sebesar Rp36,51 T.
Penerimaan PNBP lainnya sebesar Rp36,46 T, SDA Migas mencapai Rp34,05 T, dan Laba BUMN mencapai Rp10,88 T, serta BLU mencapai Rp10,66 T.

Kinerja Belanja APBN hingga 30 April telah tersalurkan sebesar Rp440,99 T atau 23,87% dari pagu, terkontraksi 3,89% (yoy), terdiri dari:

a. Belanja K/L mencapai Rp156,22 T atau 20,26% dari pagu. Realisasi menurut klasifikasi K/L terbesar pada Kementerian Kesehatan dan berdasarkan output terbesar pada Program Perlindungan Sosial sebesar Rp19,56 T yang utamanya digunakan untuk Bantuan Sosial BPNT, KPM dan PKH, merupakan bukti komitmen pemerintah untuk memperkuat pondasi kesejahteraan masyarakat.

b. Belanja Non K/L mencapai Rp277,88 T atau 26,55% dari pagu, di antaranya untuk pembayaran manfaat pensiun dan penyaluran subsidi yang antara lain mendukung penguatan daya beli masyarakat kelas menengah.

c. Dukungan APBN kepada APBD melalui TKD hingga April 2025 mencapai Rp6,89 T atau 23,16% dari pagu, berasal dari realisasi Dana Bagi Hasil (DBH) mencapai Rp5,59 T, realisasi Dana Alokasi Umum (DAU) mencapai Rp0,05 T, dan realisasi Dana Alokasi Khusus (DAK) Non Fisik mencapai Rp1,26 T. Penyaluran TKD naik 66,25% (yoy) sebagai bentuk dukungan peningkatan layanan publik di Jakarta.

Kinerja APBD DKI Jakarta

Kinerja APBD DKI Jakarta hingga 30 April 2025 tercatat surplus, didorong oleh kinerja Pendapatan Daerah yang tumbuh positif 37,38% (yoy) dan kinerja Belanja Daerah yang meningkat 13,88% (yoy).

Pendapatan APBD Jakarta mencapai Rp22,16 T atau 27,11% dari target APBD, naik 37,38% (yoy), utamanya berasal dari kenaikan pendapatan asli daerah dan kenaikan pendapatan transfer yang berasal dari kenaikan realisasi DBH SDA Minyak Bumi, DBH Pasal 25 dan Pasal 29/WPODN, DAK Non Fisik BOKKB-BOKB, serta DBH Pasal 21 dan DAU.

Kenaikan kinerja retribusi dipengaruhi peningkatan retribusi jasa umum, retribusi jasa usaha dan retribusi jasa perizinan tertentu. Sedangkan peningkatan Pajak Daerah didukung oleh peningkatan pajak yang bersifat transaksional dan mencerminkan aktivitas ekonomi masyarakat, seperti PKB, BPHTB, Pajak Makanan dan/atau Minuman, PBB-KB, Pajak Jasa Kesenian dan Hiburan, Pajak Jasa Perhotelan, PBB-P2 dan Pajak Reklame.

Belanja APBD Jakarta mencapai Rp14,23 T atau 17,22% dari target APBD, naik 13,88% (yoy), utamanya disebabkan kenaikan signifikan realisasi Bantuan Sosial.

Kondisi perekonomian Jakarta hingga April 2025 tetap stabil dan resilien dengan leading indicators perekonomian yang solid dan inflasi yang terkendali dalam rentang target sasaran. Kinerja APBN yang tercatat surplus mencerminkan pengelolaan fiskal dalam memperkuat pondasi ekonomi nasional dan memberikan ruang bagi kesinambungan pertumbuhan dan stabilitas di tengah dinamika global. Kinerja APBD juga mencatatkan surplus hingga April 2025.

Dari sisi penerimaan, kinerja PAD termasuk perpajakan dan retribusi daerah tumbuh solid sebagai indikator aktivitas perekonomian, dan diiringi dengan belanja untuk pembangunan dan stimulus perekonomian.

Hal ini menandakan sinergi dan kolaborasi yang baik antara APBN dan APBD untuk mendorong pembangunan berkelanjutan, memperkuat ketahanan ekonomi, dan mewujudkan pemerataan kesejahteraan di seluruh negeri.