TRUSTNEWS.ID,. - Papua, dengan hutan hujan lebat, rawa yang luas, dan pegunungan terjal, merupakan salah satu wilayah dengan medan paling sulit untuk pembangunan infrastruktur di dunia.
Bagi PT PLN (Persero), penyedia listrik milik negara, melistriki wilayah ini bukan sekadar tantangan logistik, tetapi juga misi untuk mengurangi kesenjangan sosial dan ekonomi.
Pengangkutan material penting untuk pembangkit listrik, jaringan transmisi, dan infrastruktur lainnya sering kali membutuhkan biaya besar, seperti menggunakan angkutan udara atau melewati rute yang belum terpetakan.
Namun, hambatan ini justru memacu PLN untuk berinovasi dan melaksanakan agenda elektrifikasi yang ambisius demi menerangi komunitas terpencil di Papua.
Rizky Mochamad, General Manager PT PLN (Persero) Unit Induk Wilayah Papua dan Papua Barat, menegaskan makna besar dari upaya ini.
Upaya kami di Papua menegaskan ketangguhan dan komitmen yang dibutuhkan untuk menyediakan listrik di salah satu lingkungan paling menantang di dunia. Ini bukan hanya tentang infrastruktur—ini adalah perubahan transformatif bagi komunitas yang lama terpinggirkan oleh kondisi geografis," ujar Rizky Mochamad kepada TrustNews.
Elektrifikasi di Papua, ditegaskannya, bagian dari mandat nasional yang lebih luas untuk mengurangi kesenjangan energi di seluruh nusantara. Namun, di Papua, dampaknya jauh lebih besar:
"Listrik menjadi katalisator untuk pembangunan ekonomi, peningkatan akses pendidikan, dan penguatan layanan kesehatan di wilayah yang selama ini kurang diperhatikan," ujarnya.
Meski diakuinya, perjalanan ini tidaklah mudah. Mengalirkan listrik ke desa-desa terpencil berarti harus melintasi medan yang sulit, menghadapi tantangan politik dan budaya, serta memahami kebutuhan sosial ekonomi yang khas di wilayah tersebut.
“PLN terus mencatat kemajuan signifikan. Hingga Oktober 2024, PLN mencatat rasio elektrifikasi sebesar 97,51% dan rasio desa berlistrik sebesar 98,90% di Papua dan Papua Barat—sebuah bukti nyata dari komitmen perusahaan yang tak tergoyahkan,” tegasnya.
Menurutnya, elektrifikasi di Papua bukan sekadar pencapaian teknis, tetapi juga simbol harapan dan peluang.
Ketika Papua memasuki fase pemulihan dan pertumbuhan ekonomi pada 2024, yang didorong oleh ekspansi industri dan kebijakan pembangunan daerah, kebutuhan akan listrik yang andal semakin mendesak. Pembentukan enam provinsi baru juga mempertegas kebutuhan solusi energi yang terukur dan berkelanjutan.
"Strategi multi-aspek PLN melibatkan integrasi sumber energi terbarukan, sistem jaringan mikro, dan pembangkit listrik terdesentralisasi untuk memenuhi permintaan yang terus meningkat sekaligus meminimalkan dampak lingkungan," urainya.
"Setiap desa yang berhasil dialiri listrik membawa Papua lebih dekat pada janji konektivitas, peluang, dan masa depan yang lebih cerah," tambahnya.
Baginya, upaya PLN mencerminkan lebih dari sekadar tantangan fisik dalam membangun infrastruktur; ia juga mencerminkan semangat yang tak pernah padam untuk memastikan tidak ada komunitas yang tertinggal dalam perjalanan elektrifikasi Indonesia.
Kini, Papua semakin terhubung dengan kemudahan layanan kelistrikan melalui aplikasi PLN Mobile. Aplikasi ini dirancang untuk memberikan kenyamanan dan efisiensi bagi pelanggan dalam berbagai aktivitas kelistrikan.
Cukup dengan mengunduh aplikasi di ponsel, pelanggan dapat menikmati beragam fitur, mulai dari pengaduan gangguan listrik, pembelian token listrik, hingga permohonan tambah daya dan pemasangan baru. Tak hanya itu, aplikasi ini juga dilengkapi dengan marketplace untuk kebutuhan kelistrikan lainnya.
"Hingga Oktober 2024, tercatat 252.956 pelanggan di Papua telah menggunakan PLN Mobile. Hal ini mencerminkan antusiasme masyarakat dalam memanfaatkan teknologi untuk mempermudah kehidupan sehari-hari.
“Dengan PLN Mobile, kami ingin memastikan bahwa pelanggan kami, bahkan di wilayah yang jauh seperti Papua, bisa merasakan layanan kelistrikan yang cepat, mudah, dan nyaman,” ujar perwakilan PLN," pungkasnya.