TRUSTNEWS.ID,. - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. atau BNI sebagai bank milik negara yang mengemban tugas untuk menjadi agen pembangunan ekonomi, tetap optimistis dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2023.
Direktur Utama BNI Royke Tumilaar menyampaikan pertumbuhan kredit di 2023 masih akan tetap sejalan dengan pertumbuhan industri.
Kondisi ekonomi di dalam negeri memiliki rapor positif dan telah sejalan dengan arah kebijakan pemerintah untuk terus mengupayakan pertumbuhan tetap positif. Terlebih, sentimen 2023 cukup baik seiring dengan terkendalinya pandemi dan BI juga memproyeksikan bahwa pertumbuhan ekonomi di 2023 masih akan positif dikisaran 4,5% hingga 5,3%.
"Kami di BNI cukup yakin dan optimistis bahwa ekonomi tahun ini akan tetap baik, walaupun memang masih ada beberapa tekanan yang perlu dihadapi terutama dari global" ujar Royke.
Menurut Royke, kondisi dimana koreksi harga di sektor komoditas dan melandainya harga minyak dinilai dapat membantu dalam mengendalikan inflasi.
Selain itu, Bank Indonesia (BI) sebagai otoritas moneter juga dapat mengendalikan suku bunga dan menjaga nilai tukar rupiah, sehingga kondisi ekonomi dapat tetap stabil.
Dia juga menekankan, penurunan harga komoditas dapat membuka peluang bagi sektor perbankan untuk meningkatkan pembiayaan.
"Ketika komoditas turun, mereka yang dulu belum memerlukan kredit, sekarang akan membutuhkan kredit. Dulu waktu economic boom mereka pakai uang sendiri, sekarang kan pasti mereka butuh kredit untuk ekspansi, untuk capital expenditure, dan lain-lain. Hal ini akan sangat berpengaruh positif untuk bank," ujarnya.
Selain itu, Royke juga menyambut baik upaya hilirisasi yang dicanangkan oleh Presiden Joko Widodo. Menurutnya, hal ini akan menjadi peluang bagi BNI untuk membiayai hilirisasi dan memperkuat sektor ekonomi dalam negeri."
Memang BNI banyak fokus di ekspor impor, kedepan kami masih optimistis dengan program hilirisasi ini, pertumbuhan ekspor memang luar biasa terutama di nikel dan besi," ucap dia.
Dia melanjutkan, kedepannya akan terjadi penyesuaian karena harga komoditas juga turun.
(san)