trustnews.id

LPP Agro Nusantara Ubah Tantangan Jadi Keuntungan

TRUSTNEWS.ID - Terjadinya disrupsi pada seluruh lini ekonomi merupakan tantangan yang dihadapi oleh semua perusahaan, tak terkecuali PT LPP Agro Nusantara (LPPAN) ikut terdampak. Pada era ini, bisnis menjadi tidak bisa diprediksi karena selera pasar menjadi sangat cepat berubah dan seringkali mozaik. Untuk itu kecepatan berubah dan beradaptasi menjadi tantangan sekaligus kunci bagi keberhasilan LPPAN untuk pencapaian visi dan misinya.

Pranoto Hadi Raharjo, Direktur PT LPP Agro Nusantara, mengatakan dalam bisnis, disrupsi memberikan tantangan karena menuntut bisnis harus melakukan inovasi secara berkala supaya bisnis tetap relevan dengan perkembangan zaman dan perkembangan teknologi juga demi mempertahankan eksistensinya.

"Pada prinsipnya LPP AN dalam menetapkan strategi korporasi dan strategi bisnis menggunakan prinsip Balanced Score Card yang salah satu sasaran strateginya adalah Developing Internal Capability," ujar Pranoto Hadi Raharjo kepada TrustNews.

Dijelaskannya, secara umum inisiatif strategi yang dijalankan menyangkut pengembangan reward system, knowledge management, dan pengembangan human capital sebagai prioritas fokus dan jalan masuknya.

Untuk menjalankan inisiatif maupun mencapai sasaran strategi tersebut banyak dan beragam program dilakukan LPP AN, baik secara simultan maupun bertahap diimplementasikan pada setiap flow process yang berjalan mulai dari strategy & policy, recruit & selection, manage productivity, manage talent, reward & retain, digitalization, culture internalization, manage knowledge, manage data & information, dan lain-lain."Pada prinsipnya kita memiliki kesadaran bahwa bisnis yang kita jalankan adalah pelayanan, dimana key success factor-nya adalah manusia," ujarnya.

"Bagaimana pada akhirnya SDM itu dapat berubah peran dan posisinya menjadi modal utama perusahaan atau yang biasa kita katakan sebagai human capital. Prinsip dan model itulah yang dipergunakan LPP AN dalam membangun kapasitas, kapabilitas, dan profesionalisme bisnisnya," paparnya.

Terkait dengan teknologi digital, menurutnya, LPP AN memiliki pengalaman dalam mengembangkan digitalisasi proses bisnis internal. Dashbord digital berbasis data dibangun untuk mendukung Decision Support Sistem di LPP AN.

"Digitalisasi telah kita ciptakan untuk mendukung dan membangun environment layanan kita di LACC (Learning, Assesment, Consulting, Certification). Kita memiliki Learning Management System berbasis digital, kita memiliki Assesment sistem online & digital, kita memiliki tools aplikasi dalam menjalankan konsultansi. Ternyata banyak value yang kita rasakan manfaatnya, seperti menjadi lebih efektif, lebih efisien dan GCG nya lebih bisa terjamin," urainya.

Sehingga, LPP AN selain memanfaatkan teknologi digital untuk digitalisasi proses dalam manajemen bisnis eksisting yaitu LACC dan Hotel Group, PT LPPAN juga akan memanfaatkan peluang ini untuk membangun suatu bisnis yang dinamakan Digital Business.

Produk dari Digital Business PT LPPAN dikelompokkan menjadi 2 cluster yaitu, Precision Agriculture dan General Business Support. Pada precision agriculture beberapa produk yang telah dikembangkan adalah PARAS (Plantation Rapid Scanning), yaitu layanan berbasis GIS (Geographic Information System).

"PARAS akan sangat membantu korporasi dan/atau petani melakukan monitoring kondisi tanaman," ujarnya.

"Selain itu ada KUBIKS (Kualitas Unggul Bibit Kelapa Sawit), GoPalm, dan Bitres. Sedangkan pada General Business Support ada AgroNow, Akhlak Meter, Akhlak Fun Quiz, dan Data Analytic," tambahnya.

Dengan semua itu, menurutnya, LPP AN mampu melewati masa-masa yang menantang selama dan pasca pandemi. Bahkan sejak tahun 2021, LPP AN dapat menorehkan kinerja positif dan melebihi rencana kerja yang ditetapkan.

"Kinerja keuangan LPP AN mengalami lompatan baik dari sisi pendapatan mau pun laba rugi sampai tahun 2022," tegasnya.

Dia mengungkap data, sampai dengan Agustus 2023 LPP AN.berhasil membukukan pendapatan sebesar Rp66,5 miliar atau 102 persen dari RKAP (target pendapatan RKAP Rp65,3 miliar) dan membukukan laba sebesar Rp9,3 miliar atau 278 persen dari RKAP (target laba RKAP Rp2,3 miliar). Selanjutnya, dalam hal kinerja operasional bisnis LACC pada posisi sampai dengan Agustus 2023, LPP AN telah berhasil mendeliver produk Learning kepada hampir 6.000 orang peserta. Produk Asessment, Certification dan Consulting secara total tidak kurang dari 60-an proyek.

"Selain itu, dalam hal kinerja unit bisnis LPP AN yang lainnya, yaitu LPP Hotel Group pada posisi sampai dengan Agustus 2023 memiliki hasil yang menggembirakan dengan pendapatan sebesar Rp13,3 miliar dan laba sebesar Rp1,2 miliar dengan rata-rata occupancy ratio antara 70 persen sampai dengan 80 persen yang tidak kalah dengan ratarata occupancy ratio hotel di wilayah DI Yogyakarta (65,64 persen) dan secara nasional (53,67 persen)," pungkasnya.