trustnews.id

Intens Kejar Target Percepatan Penurunan Stunting Yang Tinggi
Dok, Istimewa

TRUSTNEWS.ID,. - Penjabat (Pj.) Sekretaris Daerah Provinsi Jabar Taufiq Budi Santoso mengajak Pemda Kabupaten/Kota di Jabar untuk sama-sama mengakselerasi penurunan stunting pada 2023-2024. "Mari kita deklarasikan, bahwa kita siap untuk menurunkan stunting di tahun 2023 ini dengan tahun 2024. Kita harus wujudkan komitmen kita untuk sama-sama menurunkan stunting di Jawa Barat," ucap Taufiq di Hotel Savoy Homann, Kota Bandung, Selasa (28/11/2023).

Taufiq mengingatkan kepada 27 kabupaten/kota di Jabar untuk menindaklanjuti delapan amanat penting Wakil Presiden RI dalam percepatan penurunan stunting. Salah satunya, program percepatan penurunan stunting harus dipastikan menjadi program prioritas bangsa.

"Dari delapan pokok kegiatan yang perlu kita lakukan, tadi ternyata Jawa barat masih perlu terus untuk ditingkatkan upaya untuk penurunan stunting ini," tuturnya.

Sementara itu, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Jabar yang juga Ketua Harian Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Jabar Iendra Sofyan melaporkan, prevalensi stunting di Jabar terus mengalami penurunan.

Pada 2021, prevalensi stunting di Jabar menyentuh angka 24,5 persen. Sedangkan pada 2022, prevalensi stunting di Jabar turun 4,3 persen menjadi 20,2 persen.

"Pada 2021, empat kabupaten/kota (prevalensi stunting) melebihi 30 persen. Pada 2022, seluruh kabupaten/kota kurang dari 30 persen. Saya pikir ini kerja sama dari kita semua, terutama bapak/ibu sekalian di kabupaten/kota. Dan kita mengejar ke depan di bawah 14 persen sesuai dengan arahan Pak Presiden," ucapnya.

Penurunan stunting di Jabar tidak lepas dari inovasi-inovasi yang diluncurkan, mulai dari Inovasi Pendanaan Pembangunan Kompetitif Tema Stunting, West Java Research Summit Tematik Stunting, Generasi Emas Bebas Anemia dan Zero New Stunting, sampai Stop Perkawinan Anak.

Intervensi Sedini Mungkin

Selain inovasi, Pemda Provinsi Jabar juga melakukan intervensi secepat mungkin terhadap anak yang berpotensi stunting. Kepala Dinas Kesehatan Jabar Vini Adiani Dewi menjelaskan pentingnya intervensi yang cepat dalam penanganan anak stunting.

"Saya selalu sampaikan kepada teman-teman di kota/kabupaten, ketika kita sudah menemukan pasien stunting, ayo agresif. Agresif untuk menanganinya. Atau mencegah bayi-bayi usia lima bulan sampai dua tahun, jangan jatuh dalam keadaan stunting," ucap Vini.

Menurut Vini, kesadaran semua pihak dalam memberikan intervensi kepada pasien stunting dan pencegahan menjadi faktor penting dalam menurunkan prevalensi stunting.

"Itu adalah salah satu bentuk bagaimana sebetulnya kita bisa mengoptimalkan anak-anak yang hari ini stunting agar nanti di 22 tahun yang akan datang, mohon maaf, tumbuhnya tidak tinggi, tapi memiliki otak (kognitif) yang baik," tuturnya.

Dalam program Jabar Zero New Stunting, kata Vini, Pemda Provinsi Jabar memiliki komitmen kuat dalam pencegahan. Artinya, tidak boleh ada kasus stunting baru di Jabar.

"Dapat kita lakukan melalui dua bagian. Bagian pertama adalah mencegah terjadinya stunting yaitu masa sebelum lahir. Jadi pada orang-orang atau pada masyarakat yang mempunyai risiko tinggi untuk menjadi stunting, seperti remaja putri dan ibu hamil," katanya.

"Yang kedua adalah bagaimana faktor risiko itu dapat terjadi pada anak yaitu masa setelah lahir. Karena kita tahu, risiko kekurangan gizi ini tidak hanya stunting. Jadi siapa saja? Usia yang harus diperhatikan agar status gizi balita tidak berisiko menjadi stunting yaitu pada usia bayi 0-5 bulan pastikan mendapat ASI Eksklusif dan bayi usia 6-11 bulan dan 12 - 23 bulan yang mulai diberikan MP-ASI dengan tetap diteruskan pemberian ASI. Jadi dua hal itu menjadi hal yang kita lakukan secara terus-menerus," imbuhnya