TRUSTNEWS.ID,. - Geografis Provinsi Maluku sebagai wilayah kepulauan yang luas dan didominasi oleh laut serta terdiri dari banyak pulau kecil sangat mengandalkan sistem transportasi laut dan utamanya penyeberangan dalam kegiatan distribusi barang antar-pulau.
Wilayah Maluku terdiri dari 1.342 pulau dengan luas 54.185 km2 dan wilayah laut seluas 658.331,52 km2 dan garis pantai sepanjang 10.662 km. Angkutan penyeberangan merupakan jenis moda yang dominan dipilih sebagai moda distribusi general cargo (Kendaraan, Barang, dan Orang) antar pulau sehingga kekuatan perekonomian Maluku saat ini sangat tergantung pada transportasi penyeberangan.
Dua pulau saat ini yang memiliki pengaruh ekonomi besar di Maluku yaitu Pulau Seram dan Pulau Ambon sehingga, menjadi lintasan tersibuk dan menjadikan fokus utama PT Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan (ASDP) Cabang Ambon.
Pada lintasan ini jumlah armada dan jumlah trip setiap tahunnya mengalami peningkatan seiring dengan kebutuhan masyarakat.
ASDP juga turut serta menambah jumlah armadanya pada lintasan-lintasan padat untuk menjamin kelancaran transportasi penyeberangan di Maluku. Itu sebabnya, keberadaan ASDP Cabang Ambon memiliki peranan yang sangat besar dalam menjaga stabilitas perekonomian wilayah Maluku.
Partogi Tamba, General Manager PT ASDP Ambon, mengatakan dukungan ASDP untuk memenuhi kebutuhan transportasi penyeberangan di Maluku saat ini tersedia 11 unit armada, 5 pelabuhan dan 25 lintasan.
"Tentunya diharapkan kedepan dapat dilakukan penambahan armada dan membuka lintasan-lintasan baru untuk menambah jalur perekonomian baru sehingga Maluku bisa menjadi provinsi yang lebih maju disertai perekonomian yang kuat," ujar Partogi Tamba kepada TrustNews.
Dengan pertumbuhan kebutuhan transportasi penyeberangan di Maluku, menurutnya, memang menimbulkan tantangan baru dengan kehadiran competitor terutama di lintasan yang trafficnya cukup padat.
"Untuk menjaga tetap kompetitif, ASDP tetap melakukan inovasi dengan memberikan kemudahan dan pelayanan yang lebih baik terhadap penumpang," ujarnya.
Menurutnya, ada tiga langkah yang diambil ASDP Ambon agar tetap kompetitif. Pertama, peningkatan fasilitas pelabuhan, perbaikan area parkir dan membuat zonasi pelabuhan sehingga diharapkan pelabuhan menjadi steril.
Kedua, digitalisasi ticketing dengan metode pembayaran cashless, sehingga memudahkan pengguna jasa untuk reservasi tiket dengan berbagai metode pilihan pembayaran.
Ketiga, meningkatkan pelayanan terhadap pengguna jasa dengan peningkatan fasilitas layanan di kapal seperti renovasi ruang akomodasi dan penggantian tempat duduk yang lebih baik.
"Kita mendengar keluhan dari pengguna jasa dan kita meresponnya dengan memperbaiki fasilitas ruangan dan tempat duduk yang kurang layak," ungkapnya.
Dalam pandangannya, sebagai perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa tentu layanan menjadi fokus utama. Dengan peningkatan pelayanan yang sudah dilaksanakan saat ini tentu tidak cukup berhenti disitu, ke depan pelabuhan besar seperti Hunimua, Waipirit, Galala dan Namlea akan dilakukan revitalisasi dengan membangun ruang tunggu yang jauh lebih besar dan modern sehingga mampu memberikan kepuasan kepada pengguna jasa.
"Tidak kalah penting adalah melakukan upgrading pada system ticketing menjadi online ticketing. Upgrading ini memberi kemudahan pengguna jasa melakukan pembelian tiket kapan pun dan dimanapun. Sehingga diharapkan traffic dan antrian dipelabuhan akan menjadi lebih lancar," urainya.
Selain mempermudah akses pemesanan tiket, Tamba menegaskan, dalam urusan keselamatan penumpang, ASDP berkomitmen memastikan standar keselamatan operasi perusahaan baik di pelabuhan maupun penyeberangan kapal terjaga baik. Hal ini guna memberikan layanan prima kepada pengguna jasa.
"Seluruh armada ASDP dipastikan laik laut melalui sertifikasi Biro Klasifikasi Indonesia (BKI). Dapat dipastikan bahwa seluruh armada dan operasi pelayaran mematuhi standar keselamatan yang ditetapkan oleh regulator," ujarnya.
"Dari aspek SDM kami memastikan bahwa seluruh ABK memiliki kemampuan yang sangat baik dalam mengoperasikan kapal. Setiap bulan melakukan latihan keadaan darurat dan setiap tahun kami mengadakan simulasi keadaan darurat yang melibatkan stakeholders terkait Balai Pengelolaan Transportasi Darat (BPTD), Dishub, Basarnas dan Angkatan Laut) untuk memastikan bahwa kru dan penumpang dapat bereaksi dengan tepat dalam situasi yang mengancam keselamatan," pungkasnya.