trustnews.id

Kinerja APBD dan APBN Terus jaga Momentum Penguatan Ekonomi  DKI Jakarta di Periode Februari 2024
Dok, Istimewa

TRUSTNEWS.ID,. - Pada periode Februari 2024, kondisi perekonomian di DKI Jakarta masih melanjutkan momen penting kestabilan ekonomi menyambut bulan suci Ramadan dan Lebaran. Kondisi positif tersebut dibuktikan dengan realisasi penerimaan dan belanja yang naik dibandingkan tahun sebelumnya. Unit Kementerian Keuangan di DKI Jakarta menggelar konferensi pers mengenai Kinerja APBN Wilayah DKI Jakarta sampai dengan periode bulan Februari 2024. Sebagai narasumber dalam konferensi pers ini adalah Kepala Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi DKI Jakarta, Mei Ling; Kepala Bidang Data dan Pengawasan Potensi Perpajakan Kanwil Ditjen Pajak Jakarta, Yari Yuhariprasetia; Kepala Bidang Perbendaharaan KPU Bea Cukai Tanjung Priok, Andi Hermawan; serta Kepala Bidang Hukum, Informasi, dan Kepatuhan Internal Kanwil Ditjen Kekayaan Negara DKI Jakarta, Didik Hariyanto memberikan penjelasan terkait kinerja APBN dan APBD di Provinsi DKI Jakarta.

  1. Sampai dengan periode Februari 2024, aktivitas ekonomi DKI Jakarta tetap optimis. Keyakinan konsumsi masyarakat terjaga optimis dengan Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) DKI Jakarta mencapai 144,4. Capaian ini meningkat dari bulan sebelumnya 141,9 dan lebih tinggi dari IKK nasional yang tercatat sebesar 123,1. Persepsi konsumen terhadap kondisi ekonomi pun terjaga dengan Indeks Kondisi Ekonomi (IKE) di level 129,6. Harapan konsumsi masyarakat juga tetap tinggi dengan Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) pada level 159,1.
  2. Inflasi DKI Jakarta bulan Februari 2024 masih terkendali di level 2,12% (yoy). Walaupun indeks kelompok pakaian dan alas kaki menurun sebesar 2,20%, namun mayoritas indeks kelompok pengeluaran tercatat mempengaruhi kenaikan harga diantaranya, kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 6,28%, kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 3,26%, kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 2,15%, kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 1,99%.
  3. Kinerja APBN Regional DKI Jakarta s.d. 29 Februari 2024 tetap kuat dengan realisasi pendapatan mencapai Rp249,56 triliun, naik 1,26% (yoy), sedangkan realisasi belanja tercatat sebesar Rp184,07 triliun, naik 25,48% (yoy).
  4. Kinerja Belanja APBN Regional DKI Jakarta s.d. 29 Februari 2024 mencapai Rp184,07 triliun, naik 25,48% (yoy) atau 9,00% dari pagu. Belanja APBN terdiri dari Belanja Pemerintah Pusat (Belanja K/L, Belanja Non K/L) dan TKD. Realisasi Belanja K/L didominasi pembayaran Bantuan Operasional berupa uang untuk Pengelolaan Pendidikan Dasar dan Madrasah, pembayaran Bantuan Sosial Untuk Jaminan dan Perlindungan Sosial pada kegiatan pembiayaan JKN/KIS. Sedangkan Belanja Non K/L utamanya digunakan untuk Belanja Subsidi Elpiji pada Kegiatan Pengelolaan Subsidi Energi.
  5. Belanja TKD Rp932,92M atau 4,70% dari pagu, naik 613,27% (yoy). Realisasi Belanja TKD sampai Februari tahun 2024 utamanya digunakan untuk penyaluran Dana Bagi Hasil (DBH) dan Dana Alokasi Khusus (DAK) Nonfisik. Realisasi DAK Non Fisik untuk percepatan penyaluran dana BOS mendominasi peningkatan realisasi TKD Tahun 2024. Percepatan penyaluran BOS Pendidikan ini menyusul kebijakan relaksasi ketentuan syarat penyaluran Dana BOSP Tahap I dan memperhitungkan pertanggungjawaban penatausahaan di tahap II.
  6. Pendapatan Negara hingga akhir Februari 2024 tumbuh positif 1,26% (yoy) dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Penerimaan APBN DKI Jakarta s.d. 29 Februari 2024 mencapai Rp249,56 triliun atau sebesar 15,78% dari target.
  7. Penerimaan Pajak s.d. 29 Februari 2024 mencapai Rp179,85 T, termoderasi sebesar 12,12%. Beberapa komponen mengalami penurunan, namun kinerja positif ditunjukkan komponen PPh Non Migas, dan PBB.
  8. Penerimaan Kepabeaan dan Cukai s.d. 29 Februari 2024, mencapai Rp2,83 T atau 10,21% dari target APBN 2024, termoderasi sebesar 17,46% (yoy). Komponen Bea Masuk menurun 20,61% akibat penurunan aktivitas impor. Sementara itu komponen Cukai naik 10,62% disebabkan kenaikan tarif cukai beberapa Barang Kena Cukai. Komponen Bea keluar meningkat signifikan sebesar 1.238,12% karena adanya kenaikan harga komoditas, khususnya CPO yang berada di atas rata-rata.
  9. Penerimaan PNBP s.d. 29 Februari 2024, mencapai Rp66,74 T atau 28,28% dari target APBN 2024, meningkat 59,93% (yoy). Capaian ini ditopang oleh naiknya semua komponen PNBP baik Penerimaan SDA, Bagian Laba BUMN, PNBP Lainnya, dan Pendapatan BLU.
  10. Kinerja Pendapatan Daerah DKI Jakarta s.d. 29 Februari 2024 mencapai Rp5,41 T (7,46% dari target), terpantau naik 2,27% (yoy). Kenaikan tersebut didorong oleh penerimaan pajak serta Lain-lain PAD yang sah. Adapun Belanja Daerah mencapai Rp4,03 T, atau 5,55% dari pagu), naik 1,43% (yoy) didorong pertumbuhan signifikan realisasi Belanja Barang dan Jasa.
  11. Kondisi optimis periode Februari 2024 di DKI Jakarta ini melanjutkan stabilitas perekonomian yang cukup terjaga di awal tahun 2024. Hal ini menunjukkan optimisme pertumbuhan ekonomi yang baik serta kesiapan pemerintah dalam menyambut momen Ramadan dan Lebaran. Indeks Keyakinan Konsumen yang berada di atas zona optimis dan inflasi yang terkendali diharapkan dapat menjaga daya beli masyarakat. Dukungan fiskal dari APBD dan APBN diharapkan dapat senantiasa berkontribusi nyata bagi masyarakat di Provinsi DKI Jakarta.