TRUSTNEWS.ID,. - Perumda Pasar Jaya terus mempercantik pasar-pasar tradisional guna meningkatkan pelayanan serta sarana dan prasarana pusat perbelanjaan di Jakarta. Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) yang didirikan 24 Desember 1996, ini bertekad tetap membangun ulang dan revitalisasi pasar pada 2024 ini demi meningkatkan pelayanan serta sarana dan prasarana pusat perbelanjaan di Jakarta.
Selain itu, telah pula menyiapkan program perbaikan 36 pasar di Jakarta selama tahun anggaran 2024 berupa pengecatan ulang eksterior dan perbaikan kerusakan kecil pada bangunan. Agus Himawan Widiyanto, Direktur Utama Perumda Pasar Jaya, mengatakan, revitalisasi pasar ini sempat terhenti karena pandemi pada 2020. Ini dikarenakan Pemprov DKI memfokuskan anggaran untuk penanganan Covid-19.
"Kami juga sedang melakukan penyelesaian pasar-pasar yang mangkrak karena pandemi Covid-19 lalu," ujar Agus Himawan menjawab TrustNews.
Agus menjelaskan, dari target tersebut sudah terlaksana pada di tahun 2024 dengan meresmikan dua pasar yakni Pasar Jatirawasari, Jakarta Pusat dan Pasar Cilincing, Jakarta Utara. Kemudian, pada tahun 2024 ini juga akan melakukan peresmian lanjutan di Pasar Kalideres, Pasar Sumur Batu dan Pasar Heksagon.
Untuk pasar yang revitalisasi sedang berjalan yakni Pasar Jatinegara, Pasar Pramuka, Pasar Serdang, Pasar Cempaka Putih, Pasar Senen Blok VI, dan Pasar Jembatan Besi Selain itu, Pasar Jaya melakukan pengecatan 26 pasar pada 2023. Pada 2024, pihaknya melakukan pengecatan 38 pasar yang sedang dilakukan di Pasar Induk Kramat Jati, Pasar Sunan Giri dan Pasar Palmerah.
"Pengecatan eksterior dan pemeliharaan toilet. Tahun 2023 kemarin 26 pasar sudah kita cat. Tahun ini 36 pasar sudah dimulai secara bertahap," jelasnya. Perbaikan sejumlah pasar, lanjutnya, merupakan upaya menciptakan lingkungan yang ideal untuk berbagai aktivitas perdagangan dalam rangka mendukung kegiatan ekonomi dan sosial guna mewujudkan Jakarta sebagai kota global.
"Pasar juga memiliki peran penting dalam upaya mempertahankan keunikan budaya lokal dan menjadi tempat penting bagi masyarakat sekitar untuk saling berinteraksi dan memasarkan produknya," ujarnya.
"Bertemunya penjual dan pembeli produk lokal pada gilirannya dapat membantu perekonomian lokal dan memperkuat daya saing Jakarta Sebagai Kota Global serta menjadi jendela bagi wisatawan lokal maupun internasional untuk memahami kehidupan sehari-hari masyarakat Jakarta," paparnya.
Hal ini mengingat, ke depan, Jakarta tidak lagi menjadi ibu kota tidak berarti Jakarta menjadi kota mati. Namun bertransformasi menjadi kota jasa dan perdagangan,di mana pasar salah satu pendukung kegiatan ekonomi.
"Modernisasi dan peremajaan pasar untuk memberikan kenyamanan kepada pengunjung maupun pedagang," ujarnya.
Sebagaimana diketahui, Pasar Jaya adalah Perusahaan Daerah milik Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang melaksanakan pelayanan umum dalam bidang pengelolaan area pasar, membina pedagang pasar, ikut membantu stabilitas harga dan kelancaran distribusi barang dan jasa.
Dari 153 Pasar yang dimiliki, Pasar Jaya mengelola 148 pasar dengan omset bisnis yang diperdagangkan lebih dari 150 triliun rupiah per tahun dengan 110.840 tempat usaha. Berdasarkan survei, pasar-pasar yang dikelola Pasar Jaya dikunjungi lebih dari 2 juta pengunjung setiap harinya, atau kurang lebih 20% dari penduduk DKI Jakarta.
"Apa yang Pasar Jaya lakukan sebagai bentuk upaya memperindah dan mempercantik area pasar untuk menarik pengunjung agar pasar kembali ramai dan perekonomian pedagang menjadi lebih baik,” pungkasnya.