trustnews.id

Mie Ongklok, Teman Sejati Melawan Dinginnya Wonosobo
Dok, Istimewa

TRUSTNEWS.ID,. - Kalau Anda berkunjung ke wilayah Wonosobo, Jawa Tengah, jangan melewatkan kesempatan untuk mencicipi kuliner andalan di wilayah yang terkenal dengan hawa dinginnya tersebut, yakni Mie Ongklok.  

Dari penampilannya, Mie Ongklok tidak jauh berbeda dengan mie pada umumnya. Tapi yang membedakannya, Mie Ongklok agak sedikit kenyal. Ditambah potongan kol segar dan kucai yang disiram kuah kanji kental. Nama Ongklok ini lahir dari alat untuk merebus mie yang terbuat dari anyaman bambu.

Salah satu peracik legendaris kuliner khas Wonosobo tersebut, yakkni Warung Mie Ongklok Longkrang. Bagi warga Wonosobo dan wisatawan yang pernah mengunjungi dataran tinggi Dieng, warung ini tentu sudah tidak asing lagi. Lokasinya strategis di dekat pusat kota. Selain itu, sebagian besar pemandu wisata seringkali membawa rombongannya ke warung mie ongklok  ini.

Warung Mie Ongklok Longkrang ini berdiri sejak tahun 1975, Saat ini sudah generasi kedua. Banyak cerita-cerita unik yang menyambangi warung sederhana tersebut.  

Nama Longkrang diambil dari nama kampung tempat warung didirikan. Warung ini berada di Jalan Pasukan Ronggolawe No.14, Longkrang, Wonosobo. Longkrang merupakan warung mie ongklok tertua di Wonosobo.

Mie Ongklok Longkrang dikenal memiliki cita rasa tersendiri. Rasa manis dan gurih berasal dari kecap khusus yang disajikan, dipadu dengan kubis, kucai dan disertai kuah kental yang khas dari kanji. Rasanya akan menjadi nikmat kalau semua bahan pelengkap mie ini tercampur menjadi satu.   

Rasanya akan mejadi lebih nikmat dan menggugah selera kalau dicampur dengan sate sapi, tempe kemul dan geblek (semacam keripik singkong). Sedangkan untuk minuman, lebih cocok ditemeni segelas teh hangat. 

Sate sapi menjadi andalan untuk melengkapi mie di samping gorengan. Perpaduan antara sate sapi dengan mie ongklok terjadi setelah tahun 1985 atau setelah satu dekade berdirinya warung itu. Sebelumnya mie ongklok disajikan dengan saren, olahan darah ayam yang dibuat menjadi padat. Tapi sekarang tidak lagi. Hal itu berangsur berubah setelah masyarakat paham betul akan makanan yang halal dan haram untuk disantap. 

Semua yang disajikan di sini itu dibuat sendiri, dari mie, bumbu, gorengan, sampai kecap. Tidak ada yang dibeli di pabrik. Upaya ini dilakukan demi menjaga kelezatan Mie Ongklok Longkrang sehingga berbeda dengan warung mie ongklok yang lain.

Pertama, setiap mangkuk yang tersaji itu telah tercampur dengan racikan rasa yang dimiliki sang pemilik warung. Soal teh sebagaiminuman pendamping, di ambil dari Tambi (kebun teh di Wonosobo), yang rasanya tidak ditemukan ditempat lain, lantaran teh yang disajikan di sini sudah diracik dengan resep turun temurun, sehingga mampu mengantarkan Mie Ongklok Longkrang punya tempat tersendiri di hati para penggemarnya.