trustnews.id

PLTNuklir KEBUTUHAN KITA BERSAMA
Dr. Kurtubi berada di atas Bendungan PLTA Sungai Danube di Wina Austria.

PLTNuklir KEBUTUHAN KITA BERSAMA

MAKRO Minggu, 22 September 2019 - 16:07 WIB TN

Wina, Austria- (22/9/2019) -Mengharapkan penurunan emisi CO2 sebagai penyebab kenaikan suhu bumi tanpa memanfaatkan/ menggunakan  PLTNuklir, akan sangat sulit tercapai, jika tidak mau dikatakan mustahil. Pasca musibah PLTN Chernobyl dan Fukushima, teknologi PLTN saat ini sudah sangat aman dan dengan cost yang sangat kompetitif. Sebagai negara besar dengan wilayah yang sangat luas dan  sudah meratifikasi Perjanjian Paris, kita tidak bisa hanya mengandalkan sepenuhnya (100%)  pada energi terbarukan saja seperti air, matahari, angin,  biomas dan lain-lain. Meskipun golongan energi terbarukan ini harus terus kita kembangkan karena jauh lebih bersih dengan emisi CO2 jauh lebih kecil dari batubara. Tapi secara alamiah tidak bisa menghasilkan listrik yang stabil dan handal 24 jam sehari dan 365 hari dalam setahun guna menopang industrialisasi. Matahari tidak bisa bersinar dimalam hari dan sinarnya terhambat disiang hari jika ada awan dan hujan. Di Indonesia nyaris tidak ada lokasi dimana angin bisa bertiup 24 jam sehari dan 365 hari dalam setahun. Kita negara tropis dengan musim panas/ kemarau yang seringkali berkepanjangan, listrik yang dihasilkan oleh PLTAir akan selalu anjlok dimusim kemarau karena debit air sungai yang menurun bahkan dibeberapa daerah air sungainya bahkan mengering, meski PLTA tetap harus kita manfaatkan. Kita membutuhkan PLTN memanfaatkan karunia Ilahi berupa Uranium dan Thorium karena kita juga harus berkontribusi untuk menurunkan kenaikan suhu bumi yang belakangan ini menjadi perhatian kaum millenial dengan maraknya demo tentang perubahan iklim dikota-kota besar dunia. Kita membutuhkan PLTN juga sekaligus untuk mendukung industrialisasi agar pertumbuhan ekonomi bisa lebih tinggi dan mempercepat negara kita menjadi negara maju.

Negara kita beda dengan Austria negara yang terletak di Eropa Tengah. Negara dengan penduduk sekitar 8 juta dimana sistrem transmisi dan distribusinya menyatu dengan Eropa Barat. Sehingga negeri kecil ini bisa dengan mudah membeli listrik dari negara-negara sekitar dimana listrik yang mereka beli ini bisa berasal dari batubara atau nuklir.

Penulis: Dr. Kurtubi, Anggota DPR RI Komisi VII Fraksi Partai Nasdem Dapil NTB, Ketua Kaukus Nuklir Parlemen Dan Alumnus Colorado School Of Mines, AS, Institut Francaise du Petrole, Prancis; Universitas Indonesia, Jakarta.