TRUSTNEWS.ID,. - Selain Korea, Pelita Desa Nursery juga melebarkan sayapnya ke pasar Eropa dan Amerika melalui ekspor tanaman hias. Bermula dari desa kecil di Putat Nutug, Ciseeng, Bogor, Pelita Desa Nursery telah menjelma menjadi salah satu pemain penting dalam ekspor tanaman hias dan landscape, terutama ke pasar internasional.
Didirikan pada tahun 2021, nursery ini fokus pada dua komoditas utama tanaman Aroid dan landscape. Saat pandemi COVID-19 melanda dunia, permintaan akan tanaman Aroid melonjak, terutama dari Eropa dan Amerika. Tanaman seperti Monstera dan Philodendron menjadi primadona bagi para pecinta tanaman hias, dan Pelita Desa Nursery pun dengan sigap memenuhi permintaan pasar yang sedang berkembang ini.
Seiring berjalannya waktu, fokus Pelita Desa Nursery mulai bergeser ke tanaman landscape seperti palem, karet kebo, dan dracaena. Tanaman-tanaman ini kini menjadi andalan ekspor ke Korea Selatan, yang secara rutin menerima pengiriman hampir setiap bulan dari nursery ini.
“Permintaan untuk tanaman landscape ini tidak pernah putus, terutama dari Korea,” ujar Wikarta Nur Arifin, Manajer Ekspor Tanaman Pelita Desa Nursery kepada TrustNews. Selain Korea, Pelita Desa Nursery juga telah melebarkan sayapnya ke pasar Eropa dan Amerika melalui ekspor tanaman Aroid. Bahkan, pernah di undang untuk berpartisipasi dalam pameran dagang Saudi Build 2023 di Arab Saudi bersama ATDAG (Atase Perdagangan), di mana mereka memamerkan tanaman Dracaena Kompakta dan Tanaman Buah, yang berhasil menarik perhatian para pengunjung.
Ekspor yang dilakukan oleh Pelita Desa Nursery tidak main-main. Sekali kirim, bisa mengirim hingga satu kontainer penuh, dengan total tanaman mencapai 20.000 unit. Omset dari setiap pengiriman ini bisa mencapai angka 400 hingga 600 juta rupiah, tergantung dari jenis dan ukuran tanaman yang dikirim.
Tidak hanya itu, Pelita Desa Nursery juga terbuka untuk berkolaborasi dengan para eksportir lainnya. Baru-baru ini, mereka bekerja sama dengan seorang eksportir dari Sukabumi yang membutuhkan bantuan dalam memenuhi permintaan ekspor sebanyak 3 kontainer, atau sekitar 60.000 tanaman.
“Kami membuka peluang kolaborasi, baik dalam hal perizinan maupun produk, untuk memastikan kelancaran proses ekspor,” ungkapnya.
Selain tanaman, Pelita Desa Nursery juga mulai mengembangkan diversifikasi produk dengan mengirimkan arang ke Prancis. Namun, karena tingginya biaya pengiriman, pengiriman terakhir yang dijadwalkan pada Agustus harus ditunda. Meski begitu, Pelita Desa Nursery tetap optimis akan masa depan ekspor mereka dan terus berupaya untuk mengatasi tantangan logistik yang ada.
“Dengan terus menjaga kualitas dan menjalin kolaborasi strategis, Pelita Desa Nursery yakin dapat terus tumbuh dan berkontribusi pada perekonomian Indonesia melalui ekspor produk unggulan mereka ke pasar internasional,” pungkasnya. (TN)