TRUSTNEWS.ID,. – Meskipun nilai ekspor industri agro Indonesia mengalami penurunan sepanjang tahun 2023, sektor ini tetap menunjukkan pertumbuhan dari sisi
volume ekspor. Penurunan nilai ekspor ini disebabkan oleh moderasi harga komoditas unggulan, terutama minyak kelapa sawit, serta perlambatan ekonomi di sejumlah negara mitra dagang utama Indonesia.
“Untuk mengatasi tantangan ini, berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah guna
meningkatkan kinerja ekspor industri agro. Salah satu langkah penting adalah melalui
liberalisasi tarif bea masuk di negara tujuan ekspor, yang diharapkan dapat meningkatkan
daya saing produk agro Indonesia. Penyelesaian perundingan Free Trade Agreement (FTA) dan Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA) juga menjadi fokus utama guna membuka akses pasar baru,” ujar Putu Juli Andika, Direktur Jenderal Industri
Agro, Kementerian Perindustrian kepada Trustnews belum lama ini.
Selain itu, pemerintah juga terus menginisiasi perdagangan dengan negara mitra baru,
mendampingi penyelesaian sengketa terkait komoditas ekspor unggulan, serta
mengembangkan dan menerapkan sistem telusur bahan baku dan produk olahan. Dukungan teknologi mesin/peralatan dan penerapan standar untuk produk potensial ekspor juga menjadi bagian dari strategi ini.
Namun, tantangan tidak hanya datang dari sisi perdagangan, tetapi juga dari kebijakan
lingkungan di negara tujuan ekspor seperti EU Regulation on Deforestation-free Products
(EUDR) dan EU Waste Shipment Regulation (EUWSR). Oleh karena itu, persiapan dan antisipasi terhadap kebijakan-kebijakan tersebut juga menjadi perhatian utama.
Selain fokus pada pasar internasional, optimalisasi pasar domestik melalui Program
Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN) juga menjadi prioritas. Produk-produk seperti furnitur dan pangan fungsional diharapkan dapat dioptimalkan, dengan pangan fungsional diarahkan sebagai bantuan pangan ke daerah bencana.
Untuk mendukung peningkatan kinerja sektor industri agro, pemerintah juga berupaya menarik minat masyarakat, terutama generasi Z, agar berkecimpung di sektor ini. Upaya yang dilakukan termasuk pengenalan industri agro melalui media sosial, pameran, business matching, pelatihan, dan pemberian insentif investasi.
Beberapa waktu lalu, telah diselenggarakan kegiatan business matching untuk komoditas
rumput laut. Ke depannya, kegiatan serupa akan diadakan untuk industri lainnya seperti kakao, pengolahan buah, food ingredients, dan sagu, dengan fokus khusus pada generasi muda. Program Pelatihan Peningkatan SDM Kakao Berkelanjutan, misalnya, diharapkan dapat melahirkan pengusaha muda yang mampu memproduksi biji kakao fermentasi sesuai kebutuhan industri pengolahan kakao.
Dengan berbagai langkah strategis ini, diharapkan output yang dihasilkan dapat dirasakan oleh seluruh stakeholders industri terkait, serta mendorong pengembangan
wirausaha yang lebih terarah, sehingga berdampak positif pada perekonomian nasional.