trustnews.id

Agronesia 2025: 16 Menavigasi Tantangan Ekonomi
Dok, Istimewa

TRUSTNEWS.ID,. - Agronesia, pemain utama dalam sektor industry processing national, sedang memainkan strategi besar di tengah tekanan industri yang penuh resiko. Perusahaan yang bergerak di bidang Industri karet (Inkaba), Industri Es (Saripetojo), Industri Makanan dan Minuman (BMC), ini kini berada di titik krusial. Di satu sisi, menghadapi tekanan melalui penggunaan komponen lokal standar Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN), tapi di sisi lain hal ini justru menjadi beban bagi perusahaan untuk tetap kompetitif, baik di pasar domestik maupun internasional. ekonomi yang tajam, sementara di sisi lain, berusaha mengambil peran sentral dalam peta transformasi industri nasional.

Kenaikan PPN menjadi 12% dan upah minimum yang melonjak 6,5% merupakan dua dari banyak faktor yang menekan biaya produksi saat ini. Meskipun pemerintah membuka peluang besar melalui penggunaan komponen lokal standar Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN), tapi di sisi lain hal ini justru menjadi beban bagi perusahaan untuk tetap kompetitif, baik di pasar domestik maupun internasional.

“Daya beli konsumen tertekan, sementara biaya operasional meningkat tajam. Ini situasi yang membutuhkan strategi lebih dari sekadar efisiensi,” ujar Mohamad Deddy Gamawan, Direktur Utama Agronesia (Perseroda) kepada TrustNews.

“Perusahaan ini tidak hanya menekan biaya, tetapi juga meningkatkan kualitas produk melalui sertifikasi SNI dan Halal, sambil berusaha menembus pasar global,” tambahnya.

Tidak hanya sekedar beradaptasi, Agronesia telah merancang strategi besar untuk keluar dari tekanan ini. Salah satu fokus utama perusahaan adalah meningkatkan kualitas produk melalui sertifikasi nasional dan internasional seperti SNI dan Halal. Langkah ini tidak hanya ditujukan untuk memenuhi ekspektasi pasar domestik, tetapi juga sebagai pintu masuk ke pasar global yang lebih luas. “Kami sadar, inovasi adalah kunci. Selain efisiensi biaya, kami juga harus menciptakan nilai tambah pada produk kami agar mampu bersaing,” tambah Deddy.

Agronesia juga menargetkan diversifikasi pasar dengan memperluas jangkauan produk termasuk meningkatkan daya saing produk mereka di pasar ekspor. Saripetojo, misalnya, telah mengembangkan teknologi penyimpanan dan distribusi es yang lebih hemat energi, sementara BMC terus berinovasi dalam pengembangan rasa dan kemasan yang sesuai dengan tren pasar. “Saripetojo, misalnya, telah mengembangkan teknologi penyimpanan dan distribusi es yang lebih hemat energi, sedangkan BMC berfokus pada inovasi rasa dan kemasan sesuai tren pasar,” jelas Deddy.

Menurutnya, langkah ini tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan efisiensi, tetapi juga menciptakan nilai tambah bagi produk Agronesia agar lebih diminati pasar. Dengan fokus pada inovasi dan peningkatan kualitas, Agronesia berharap dapat memperluas pasar ekspor sekaligus memperkuat posisinya di dalam negeri. “Dengan daya beli konsumen yang tertekan, kami sadar inovasi adalah kunci untuk bertahan dan tumbuh,” tambahnya.

Agronesia kini berada di titik krusial. Perusahaan ini tidak hanya dituntut untuk bertahan di tengah tekanan ekonomi, tetapi juga memanfaatkan momentum transformasi industri nasional untuk menjadi pemain yang lebih dominan. Hilirisasi yang didorong pemerintah membuka jalan bagi produk-produk dalam negeri untuk berkompetisi dengan barang impor. Dengan peningkatan kualitas, standarisasi yang lebih baik, dan fokus pada Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN), industri lokal seperti Agronesia memiliki kesempatan besar untuk mendominasi pasar.

Hilirisasi juga mendukung diversifikasi produk, memungkinkan perusahaan seperti Agronesia memperluas portofolio produknya sekaligus memberikan nilai tambah. “Program hilirisasi ini seperti angin segar bagi kami. Dukungan kebijakan memberikan ruang untuk produk dalam negeri berdaya saing lebih baik,” ujar Deddy sambil menegaskan, peningkatan kualitas adalah kunci utama agar produk hilir lokal bisa bersaing di pasar global.

Meskipun jalan yang diambil penuh risiko, keberanian Agronesia untuk terus melangkah menunjukkan tekad kuatnya. Dengan fokus pada efisiensi, kualitas, dan inovasi, perusahaan ini berharap menjadi bukti bahwa industry processing nasional mampu bangkit dan bersaing di tengah arus globalisasi. “Ini bukan hanya tentang Agronesia, tetapi tentang bagaimana kita, sebagai bangsa, bisa bersaing di tingkat global. Kami percaya, dengan kerja keras dan komitmen, kita bisa melakukannya,” pungkasnya.