TRUSTNEWS.ID,. - Kuartal pertama 2024, tercatat 15,2 juta perempuan Indonesia aktif sebagai nasabah PNM Mekaar. Pada kuartal berikutnya, lebih dari 500 ribu nasabah berhasil naik kelas dan mengakses pembiayaan yang lebih besar.
PT Permodalan Nasional Madani (PNM) terus berkomitmen memberdayakan pelaku usaha ultra mikro dan mikro melalui program unggulannya, Mekaar dan ULaMM. Melalui pendekatan pemberdayaan yang holistik, PNM menggabungkan tiga jenis modal penting, yakni finansial, intelektual, dan sosial Strategi pemberdayaan PNM dirancang untuk membantu pelaku usaha naik kelas dan lebih kompetitif di pasar yang lebih luas.
Arief Mulyadi, Direktur Utama PT Permodalan Nasional Madani, pun mengurai. Modal Finansial, diberikan PNM dalam bentuk permodalan usaha, yang memungkinkan keluarga prasejahtera untuk mengembangkan bisnis mereka.
Dengan dukungan modal finansial, pelaku ekonomi subsisten memiliki kepercayaan diri untuk dapat meningkatkan kapasitas usahanya dan memperkuat perekonomian keluarga. Fase selanjutnya, PNM memberikan Modal Intelektual berupa pelatihan dan pendampingan. Pada fase ini, nasabah PNM diajarkan bagaimana mengelola usaha lebih baik, mulai dari literasi keuangan hingga akses ke layanan keuangan yang aman dan berizin.
Lebih dari itu, PNM mendorong nasabah untuk mengurus dokumen penting seperti sertifikat halal dan Nomor Induk Berusaha (NIB) dan berbagai perijinan pendukung usaha agar usaha nasabah lebih legal dan profesional. Tak kalah penting adalah Modal Sosial yang tercipta melalui Pertemuan Kelompok Mingguan (PKM). Melalui PKM, para pelaku usaha berkumpul untuk saling berbagi cerita, tantangan, dan peluang kerjasama.Dari PKM inilah tercipta jejaring sosial yang memperkuat dukungan antar sesama nasabah lalu membentuk pasar komunitas atau pasar bersama.
“Dengan kombinasi modal finansial, intelektual, dan sosial ini, PNM percaya bahwa para pelaku usaha ultra mikro dan mikro akan lebih percaya diri, mampu mengembangkan bisnisnya, dan siap bersaing di pasar yang lebih luas,” ujar Arief Mulyadi kepada TrustNews.
Arief juga bicara soal strategi PNM dalam meningkatkan akses permodalan bagi UMKM melalui tiga pendekatan. Pertama, pendanaan dari perbankan tetap menjadi sumber dana utama PNM. Kedua, PNM menerbitkan obligasi untuk menambah modal yang bisa disalurkan ke nasabah. Termasuk menjalin kerja sama dengan Pusat Investasi Pemerintah (PIP) untuk menambah pendanaan usaha ultra mikro, serta bermitra dengan lembaga internasional seperti Water Equity dan USAID untuk mendapatkan dukungan finansial tambahan.
“Untuk menjaga ketersediaan dana, PNM terus menjalin kemitraan dengan bank dan tetap aktif dalam penerbitan obligasi,” ujarnya.
“Melalui langkah-langkah ini, PNM memastikan para pelaku usaha mikro dan kecil dapat lebih mudah mendapatkan modal untuk mengembangkan bisnis mereka,” tambahnya.
Sebagaimana diketahui, PNM melalui Program Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera (Mekaar) telah menjadi angin segar bagi jutaan perempuan prasejahtera di Indonesia. Di tengah tantangan ekonomi, terutama selama pandemi COVID-19, program ini terbukti menjadi penopang utama bagi para pelaku usaha ultra mikro dan mikro yang berjuang untuk bangkit.
Sejak bergabung menjadi bagian dari holding ultra-mikro yang menempatkan BRI - sebagai pimpinan holding bersama Pegadaian - PNM lebih fokus menyasar usaha ultra-mikro. Karakter usaha ultra-mikro tentu sangat terkait dengan upaya pengentasan kemiskinan. Program Mekaar memang ditujukan untuk mengatasi kemiskinan bahkan kemiskinan ekstrem dengan mengintegrasikan data dengan data Pensasaran Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem (P3KE).
Secara makro, program Mekaar juga mengakselerasi pelaku usaha untuk terus tumbuh guna mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. Indef (2021) mencatat penyaluran pembiayaan oleh PNM Mekaar berkontribusi untuk meningkatkan pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) sebesar 0,087 persen. Dengan nominal (harga konstan) PDB Indonesia tahun 2020 sebesar Rp10.722,44 triliun, maka penyaluran pembiayaan PNM berkontribusi meningkatkan PDB Indonesia sebesar Rp 932,85 triliun.
Dari sudut pandang pendapatan per kapita, LPEM FEB UI (2022) mengeluarkan hasil penelitiannya bahwa setiap kenaikan plafon kredit Mekaar sebesar 1 persen akan meningkatkan pendapatan per kapita debitur Mekaar sebesar 0,014 persen. Penerima pembiayaan PNM Mekaar memiliki pendapatan per kapita 0,139 persen lebih tinggi dibandingkan dengan non-penerima pembiayaan PNM Mekaar.
Arief menjelaskan, PNM Mekaar dirancang untuk memberdayakan perempuan melalui skema pembiayaan ultra mikro. Program ini menyasar perempuan berusia 18 hingga 63 tahun yang sudah memiliki usaha kecil, ingin memulai usaha, atau berupaya membuka kembali usaha yang sempat terhenti.
“Mekaar memberikan akses modal dan pendampingan bisnis bagi perempuan dalam kelompok yang terdiri dari minimal 10 orang, yang tinggal di lingkungan yang sama,” jelasnya. Hasilnya luar biasa. Hingga kuartal pertama 2024, tercatat 15,2 juta perempuan Indonesia aktif sebagai nasabah PNM Mekaar. Pada kuartal berikutnya, meskipun jumlah nasabah sedikit berkurang menjadi 14,7 juta, lebih dari 500 ribu nasabah berhasil naik kelas berarti usaha mereka telah berkembang dan mampu mengakses pembiayaan yang lebih besar.
“Banyak cerita inspiratif datang dari nasabah PNM Mekaar. Salah satunya adalah seorang perempuan yang terjebak dalam utang rentenir. Sebelum bergabung dengan Mekaar, usahanya nyaris gulung tikar, dan ia terbelit utang dengan bunga tinggi,” ujarnya.
“Dengan modal yang lebih terjangkau dan dukungan kelompok, usahanya berkembang pesat. Kini, dia tidak hanya mampu melunasi utangnya, tetapi juga meningkatkan pendapatan keluarga dan menjadi contoh bagi perempuan lain di komunitasnya,” pungkasnya. (TN)