TRUSTNEWS.ID,. - Tak banyak perusahaan asuransi yang berani mengambil risiko dengan menjamin perusahaan-perusahaan yang memiliki tingkat risiko tinggi, seperti di industri kayu, plastik, dan tekstil. Tentu ada banyak alasan yang melatarbelakangi. Sebut saja frekuensi klaim yang tinggi, kompleksitas penilaian risiko, kekhawatiran lingkungan dan sosial hingga ketidakpastian regulasi.
Kondisi ini membuat perusahaanperusahaan dalam sektor-sektor ini sering kali mengalami kesulitan untuk mendapatkan asuransi yang diperlukan untuk melindungi aset dan operasi mereka.
Solusinya, beberapa perusahaan mungkin mencari asuransi alternatif atau program mitigasi risiko untuk membantu mengurangi ketidakpastian ini.
Dari yang tak banyak itu, PT Jaya Proteksindo Sakti (JPS) tercatat sebagai broker asuransi yang fokus pada pasar domestik Indonesia, dengan spesialisasi pada industri-industri berisiko tinggi.
Jeffrey Stanley, Direktur JPS, mengatakan JPS memahami bahwa layanan broker asuransi sering kali dianggap remeh oleh beberapa pelaku industri, yang mungkin ragu akan manfaatnya. Namun, melalui spesialisasi di sektor-sektor dengan risiko tinggi, JPS berusaha menghadirkan solusi yang mungkin tidak mudah dicari di pasar asuransi umum.
“Kami ingin jadi pilihan pertama bagi perusahaan yang mengalami kesulitan mendapatkan asuransi,” ujar Jeffrey Stanley kepada TrustNews.
”Jika ada risiko yang sulit diasuransikan, JPS adalah tempat pertama yang harus mereka datangi,” tegasnya.
Dengan spesialisasi di sektor yang sering dianggap tidak menarik oleh asuransi konvensional, lanjutnya, JPS membuka jalan baru, menghadirkan solusi untuk sektor yang kekurangan kapasitas penjaminan. Perusahaan ini memanfaatkan celah pasar yang tak hanya menguntungkan, tetapi juga memberi nilai tambah bagi bisnis dengan risiko besar yang mencari perlindungan.
“Selain menyediakan produk asuransi, JPS juga membantu mencari asuransi yang tepat sesuai kebutuhan dan risiko masingmasing perusahaan,” uhar Jeffrey Stanley kepada TrustNews.
Meski pasar ini dikenal keras dan kompetitif — “red ocean,” dalam istilah industri, di mana perang harga dan diskon adalah hal lumrah dalam meraih pangsa pasar — JPS berpegang teguh pada prinsip mereka: fokus pada layanan dan kualitas. Dengan pendekatan yang berbeda, JPS bertekad menjadi pemimpin pasar dalam industri berisiko tinggi yang sering dihindari.
Namun, menghadirkan produk asuransi berkualitas tinggi di sektor ini bukanlah tugas mudah. JPS seringkali harus memutar otak untuk mencari kapasitas penjaminan bagi kliennya, terutama mengingat tantangan yang semakin meningkat sejak 2022 hingga 2024.
“JPS terus memperkuat hubungan dengan mitra asuransi untuk memastikan klien tetap mendapatkan perlindungan sesuai yang dibutuhkan,” ujarnya.
“JPS juga merangkul perusahaan multinasional yang beroperasi di Indonesia, dengan menghadirkan produk yang sesuai dengan regulasi domestik,” tambahnya.
Begitu juga dengan digitalisasi dan inovasi teknologi, menurutnya, JPS telah memahami betul pentingnya beradaptasi dan mengadopsi teknologi untuk terus bersaing.
“Kami mengandalkan telemarketing sebagai salah satu cara, sebagai strategi pemasaran,” ujar Jeffrey bercerita.
Di era tersebut, pendekatan ini adalah cara yang paling efisien untuk menjangkau pelanggan. Namun, waktu dan teknologi telah berubah. Industri saat ini bergeser cepat dari metode tradisional ke digitalisasi penuh, terutama sejak 2017 ketika muncul gelombang startup yang sukses memanfaatkan teknologi digital.
“JPS telah menyadari hal ini sejak awal 2010-an. Tahun 2014, JPS mengambil langkah besar dengan mendapatkan sertifikasi ISO untuk manajemen mutu, sebagai langkah awal menuju digitalisasi. Ini adalah awal dari transformasi kami,” jelasnya.
“Di tengah ketidakpastian, JPS telah menjelma sebagai solusi utama bagi sektor yang sulit diasuransikan, menempatkan mereka di garda terdepan asuransi berisiko tinggi di Indonesia,” pungkasnya.