TRUSTNEWS.ID,. - Bergerak di lini yang tak banyak disorot: pasar tradisional. Diam diam Perumda Pasar Jaya tengah merancang wajah baru bagi ruang-ruang tradisional yang kini mulai modern dan fungsional. Ini dilakukan dalam upayanya mengikuti gerak langkah Jakarta yang bersalin rupa menjadi kota global (global city).
Sudah lebih dari setahun Agus Himawan Widiyanto duduk di kursi Direktur Utama. Bersama timnya, Agus memulai langkah dengan membenahi 60 pasar tradisional. Dari luar, warna-warna cerah kini menghias eksterior pasar. Toilet yang dulu seringkali menjadi momok kini bersih dan layak. Langkah ini, kata Agus, tak hanya soal estetika, tapi juga memberikan kenyamanan bagi pengunjung dan pedagang.
"Target kami, hingga 31 Desember 2024, pasar-pasar di Jakarta sudah lebih nyaman dan modern," ujar Agus Himawan Widiyanto kepada TrustNews. Namun, gebrakan besar Pasar Jaya bukan hanya soal cat dan toilet. Di beberapa titik, mereka mulai mengintegrasikan hunian dengan pasar. Proyek hunian di atas pasar ini sudah berjalan dan bahkan serah terima kunci telah dilakukan bersama Menteri Dalam Negeri dan Menteri Perumahan Rakyat. “Konsep ini adalah jawaban atas keterbatasan lahan di Jakarta. Tidak menutup kemungkinan, ke depan kami akan masuk ke hunian strata title untuk menarik lebih banyak masyarakat,” kata Agus optimis.
Menjawab tantangan era digital, Agus mendorong digitalisasi operasional pasar tradisional. Perumda Pasar Jaya telah meluncurkan aplikasi "JaKios" yang memungkinkan pedagang pasar memasarkan produk mereka secara online. Selain itu, penerapan pembayaran digital melalui QRIS di pasar tradisional semakin mempermudah transaksi dan meningkatkan kenyamanan pembeli. Untuk itu, Pasar Jaya menggandeng Bank Mandiri, Bank DKI, dan bank lainnya untuk mendorong digitalisasi transaksi. Hal ini menjadi langkah strategis untuk menciptakan pasar tradisional yang modern tanpa meninggalkan semangat tradisionalnya.
"Kami ingin pedagang kecil bisa menikmati kemudahan transaksi digital seperti e-wallet dan QR code. Ini juga mendukung transparansi dan efisiensi," tambahnya. Agus juga menekankan pentingnya pemberdayaan pedagang tradisional. Melalui berbagai program pelatihan, pedagang dibekali keterampilan dalam manajemen usaha, pengelolaan keuangan, hingga pemasaran digital. Dengan memanfaatkan teknologi, pedagang dapat menjangkau konsumen yang lebih luas, baik secara offline maupun online.
Di bawah kepemimpinannya, Perumda Pasar Jaya terus berinovasi untuk mendukung stabilitas ekonomi pedagang. Berbagai inisiatif pun diluncurkan, seperti memberikan akses pembiayaan bagi pedagang kecil dengan menggandeng lembaga keuangan. Program ini memungkinkan pedagang mendapatkan pinjaman dengan bunga rendah, sehingga mereka dapat mengembangkan usaha tanpa terbebani biaya tinggi.
Selain itu, Pasar Jaya turut berperan aktif dalam menjaga stabilisasi harga. Melalui kerja sama langsung dengan produsen dan distributor, mereka memastikan pasokan bahan pokok tetap terjamin dan dapat dijual dengan harga terjangkau. Langkah ini tidak hanya membantu pedagang, tetapi juga memberikan manfaat langsung kepada masyarakat sebagai konsumen. "Tujuan kami adalah menciptakan ekosistem pasar yang lebih berdaya dan berkelanjutan," ujarnya.
Untuk mengembalikan pamor pasar tradisional sebagai pusat ekonomi lokal yang tak lekang oleh zaman, salah satu terobosannya adalah menggagas berbagai kegiatan promosi seperti festival pasar dan bazar tematik. Lewat acara ini, masyarakat diajak merasakan kembali keunikan suasana pasar tradisional, sambil menikmati beragam produk lokal yang segar dan terjangkau. Selain itu, kampanye “Cinta Pasar Tradisional” terus digaungkan untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya mendukung ekonomi lokal. "Pasar tradisional bukan sekadar tempat berbelanja, tetapi juga bagian dari identitas budaya kita. Dengan inovasi yang tepat, pasar tradisional bisa tetap relevan di tengah era digitalisasi," pungkasnya.