trustnews.id

CIMB Niaga Finance OPTIMIS 2025 Tumbuh Lebih Agresif
Dok, Istimewa

TRUSTNEWS.ID,. - Selain itu, CNAF juga mencatatkan pencapaian laba sebelum pajak (PBT) sampai dengan bulan Desember 2024 sebesar Rp583 Miliar (unaudited) atau naik 12% dari tahun 2023 yaitu Rp520 Miliar (audited). Serta, untuk total Aset CNAF hingga Desember 2024 mencapai sebesar Rp10,53 (unaudited) Triliun atau tumbuh 34% jika 36 dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2023 yaitu Rp7,45Triliun (audited).

Pencapaian CNAF yang double digit tersebut di atas rata-rata pertumbuhan industri multifinance per September 2024 lalu yang hanya tumbuh 9,39%. Ristiawan, Presiden Direktur CNAF menyebutkan di tengah kondisi market yang penuh tekanan, CNAF mampu membuktikan kinerja perusahaan yang agresif, sehat dan berkelanjutan dalam menyalurkan pembiayaan untuk kendaraan baru, kendaraan bekas dan multiguna.

“CNAF berhasil menutup tahun 2024 dengan pencapaian yang baik. Tentunya dengan berbagai tekanan yang ada di sepanjang tahun 2024, CNAF berhasil melaluinya dan mencatatkan pertumbuhan yang bagus. Di tahun 2025 ini, bukanlah tahun yang mudah bahkan lebih sulit dari 2024 kemarin. Sejumlah kebijakan pajak telah diberlakukan, kondisi makro ekonomi dan geopolitik semakin memanas yang pastinya akan berdampak pada melemahnya daya beli masyarakat. Namun, CNAF meyakini, dapat menghadapi kondisi ini dengan tetap tumbuh positif sehingga industri pembiayaan dapat bergeliat,” jelas Ristiawan.

Di samping itu, dalam memberikan pelayanan yang terbaik kepada nasabah, CNAF mengedepankan digitalisasi yang menjadi salah satu kunci keberhasilan CNAF dalam meraih pencapaian positif tersebut. Dengan memanfaatkan teknologi dan informasi, CNAF berkomitmen penuh untuk memberikan pelayanan yang sederhana, mudah dan cepat kepada seluruh nasabahnya.

Ristiawan juga menyebutkan, CNAF mampu mengendalikan rasio Non Performing Financing (NPF). Rasio NPF CNAF pada Desember 2024 sebesar 1,03% yang masih lebih baik daripada rata-rata tren industri pembiayaan yang berada pada level 2.62% pada bulan September 2024 lalu. Salah satu cara CNAF dalam memitigasi memburuknya angka NPF yakni dengan mengedepankan metode Risk Based Pricing atau penetapan suku bunga yang disesuaikan berdasarkan profil risiko nasabah.

Menyikapi berbagai tantangan pada 2025, CNAF optimis akan tumbuh lebih baik lagi daripada tahun 2024. CNAF menargetkan pertumbuhan penyaluran pembiayaan baru sebesar Rp9,5 Triliun atau naik dari tahun 2024.. “CNAF yakin tahun 2025 akan lebih baik lagi, selaras dengan visi perusahaan untuk menjadi perusahaan pembiayaan yang paling menguntungkan di Indonesia. Tentunya, ini didukung dengan berbagai inisiatif dan mitigasi yang telah disusun untuk menghadapi market ke depannya,” tutup Ristiawan Suherman.