
TRUSTNEWS.ID - Di bawah langit pagi yang disaput kelabu, jalan tol Indonesia merengkuh harap, bersiap menyambut derap langkah jutaan pemudik. Mereka, laksana burung migran yang setia pada panggilan musim, terbang pulang ke pelukan kampung halaman saat Idulfitri tiba. Dalam denyut tradisi mudik yang mengalir bagaikan sungai deras, membelah waktu dan jarak, PT Jasa Marga (Persero) Tbk, pengelola jalan tol terbesar negeri, menenun jejak masa depan.
Dengan kecerdasan buatan sebagai kompas bercahaya, koordinasi lintas sektoral sebagai jangkar kokoh, dan fasilitas modern sebagai oase di tengah perjalanan, Jasa Marga memenuhi janjinya Lebaran 2025 bukan sekadar lintasan, tetapi lukisan kenangan yang aman dan nyaman.
“Kami berkomitmen menghadirkan perjalanan mudik yang lancar melalui inovasi dan pelayanan optimal,” ujar Lisye
Octaviana, Corporate Communication & Community Development Group Head PT Jasa Marga (Persero) Tbk kepada TrustNews. Lisye menjelaskan, Jasa Marga memanfaatkan platform Jasamarga Integrated Digitalmap (JID), yang menggunakan AI untuk menganalisis data lalu lintas secara real-time.
JID mendukung keputusan rekayasa lalu lintas, seperti contra flow atau penambahan lajur, dengan rekomendasi berbasis data. Sebanyak 36 Smart CCTV dengan teknologi deteksi insiden memantau potensi gangguan, mengirim peringatan otomatis untuk respons cepat.
Sistem TransiFlow for TrafficPro (TF-TP) memprediksi volume lalu lintas hingga 24 jam ke depan, membantu antisipasi puncak arus mudik.
“AI memungkinkan pengelolaan lalu lintas yang presisi, meminimalkan kemacetan, dan meningkatkan efisiensi,” ujarnya.
Terkait risiko kecelakaan selama mudik, yang kerap dipicu kelelahan pengemudi dan lonjakan kendaraan, menurutnya, menjadi fokus utama Jasa Marga dengan memperketat pengaturan contra flow dengan rubber cone lebih rapat, LED Clip, dan water barrier setiap 200 meter.
”Patroli keselamatan dilakukan setiap 30 menit, didukung kendaraan derek setiap 5 km, motor patroli, dan crane,” ujarnya.
Dia melanjutkan, petugas dilatih bersama International Road Rescue Association, sementara koordinasi dengan Kementerian Perhubungan dan Kepolisian memastikan kendaraan laik jalan.
“Setiap langkah dirancang untuk melindungi pengguna jalan, menjadikan keselamatan prioritas utama,” tegasnya.
Lisye mengungkapkan, Jasa Marga mengelola 61 rest area—59 operasional dan dua fungsional—dengan 761 toilet portable, fasilitas air bersih, ruang laktasi, dan posko kesehatan di 46 titik. Sistem manajemen digital memberikan infor- masi real-time tentang ketersediaan parkir melalui aplikasi Travoy, mengurangi kemacetan di area peristirahatan.
“Rest area kami dirancang sebagai tempat istirahat yang nyaman, mendukung stamina pengemudi,” tambahnya.
Ke depan, menurutnya, Jasa Marga berencana mengganti contra flow dengan penambahan lajur dinamis menggunakan teknologi “road zipper”. Kendaraan khusus akan menggeser pembatas jalan secara cepat, memperlebar lajur dengan massive barrier yang lebih aman. Pada arus balik, optimalisasi akses dari Tol Cipularang ke jalur fungsional Jakarta-Cikampek II Sela- tan akan memperlancar lalu lintas saat pengalihan kendaraan.
“Road zipper akan merevolusi pengelolaan kapasitas tol secara efisien dan aman,” jelasnya.
Dengan proyeksi kenaikan volume kendaraan 5-7% dari tahun sebelumnya, menurutnya, Jasa Marga tetap berkomitmen memenuhi Standar Pelayanan Minimal (SPM). Penyesuaian tarif diperlukan untuk mendanai pemeliharaan dan pengembangan tol yang membentang lebih dari 1.500 km.
“Kami menyeimbangkan pelayanan optimal dengan keberlanjutan operasional untuk menghadapi lonjakan mudik,” jelasnya.
Dengan memadukan AI, infrastruktur keselamatan, dan fasilitas modern, Jasa Marga tidak hanya mempersiapkan mudik Lebaran 2025, tetapi juga membangun fondasi pengelolaan tol yang cerdas dan berkelanjutan. Bagi jutaan pemudik, upaya ini menjanjikan perjalanan yang lebih aman dan nyaman.
“Kami ingin mudik menjadi pengalaman menyenangkan, bukan sekadar tradisi,” pungkasnya. (TN)