trustnews.id

Dari Ulin ke Digital: Perjalanan BRI Mengubah Pasar
Dok, Istimewa

TRUSTNEWS.ID - Di sebuah pasar tradisional di pinggiran Balikpapan, di bawah naungan pohon ulin yang rimbun, seorang pedagang ikan membuka gawainya. Bukan untuk menonton video atau menjelajahi media sosial, melainkan untuk memeriksa transaksi harian di aplikasi BRImo.

Pagi itu, ia mungkin juga menerima tambahan modal usaha melalui KUR, pinjaman mikro dari Bank Rakyat Indonesia, yang langsung mengalir ke rekeningnya. Transformasi di Kalimantan kini tak hanya tentang jalan aspal atau jembatan megah, tetapi juga bagaimana infrastruktur keuangan meresap ke nadi aktivitas ekonomi rakyat.

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, melalui Kantor Wilayah Banjarmasin, menegaskan perannya sebagai tulang punggung pemulihan ekonomi di Indonesia timur. Dengan pendekatan menyeluruh, BRI menggabungkan digitalisasi layanan dan pemberdayaan usaha mikro.

Sebagai bank yang berakar pada sektor kerakyatan sejak didirikan pada 1895, BRI memahami bahwa ketahanan ekonomi lokal bergantung pada warung, kios, dan pasar tradisional yang menjadi denyut kehidupan jutaan warga Kalimantan. Hingga 2024, BRI telah menyalurkan kredit senilai Rp150 triliun kepada lebih dari 1,2 juta pelaku UMKM di wilayah Kalimantan, dengan 60% di antaranya adalah usaha mikro.

Dalam beberapa tahun terakhir, BRI tidak hanya memperluas jaringan fisik, tetapi juga menancapkan jejak digital melalui BRImo, AgenBRILink, serta platform seperti Pasar.id dan BRIspot.

BRImo, misalnya, mencatat lebih dari 2,4 juta pengguna aktif di Kalimantan pada 2024, dengan transaksi harian mencapai Rp122 miliar. Solusi ini menjadi jembatan bagi masyarakat di pelosok, seperti di Kabupaten Paser atau Kutai Barat, untuk mengakses layanan perbankan tanpa terhalang jarak atau geografi.

AgenBRILink, yang kini berjumlah lebih dari 16.000 titik di Kalimantan, telah memfasilitasi transaksi senilai Rp91 triliun sepanjang 2023, menjadikan warung-warung kecil sebagai pusat layanan keuangan yang andal.

“Transformasi digital bukan pilihan, melainkan keharusan,” ujar Novian Supriatno, Regional CEO BRI Banjarmasin kepada TrustNews.

“Kami berupaya menjangkau masyarakat seluas mungkin, bahkan hingga desa terpencil, dengan layanan yang inklusif, efisien, dan tetap berorientasi pada pemberdayaan ekonomi,” tambahnya.

Menurutnya, pemberdayaan adalah kata kunci. Di luar aspek layanan finansial murni, BRI secara aktif mendorong pertumbuhan UMKM melalui berbagai program, utamanya penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan inisiatif pelatihan seperti BRIncubator. Program ini menyasar peningkatan kapabilitas pelaku usaha dalam manajemen, pemasaran, hingga penguatan akses permodalan. Pendekatan ini merefleksikan visi BRI sebagai institusi keuangan yang lebih dari sekadar penyedia dana: ia adalah mitra strategis pembangunan.

Pemberdayaan menjadi inti misi BRI. Selain layanan finansial, bank ini mendorong pertumbuhan UMKM melalui penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan program pelatihan seperti BRIncubator.

Pada 2024, BRI menyalurkan KUR senilai Rp80 triliun kepada 800.000 pelaku usaha di Kalimantan, dengan bunga rendah 6% per tahun. BRIncubator sendiri telah melatih 10.000 pengusaha mikro dalam manajemen keuangan, pemasaran digital, dan akses pasar sejak diluncurkan pada 2021. Ditegaskannya, BRI juga memainkan peran sentral dalam mendukung agenda Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) di Kalimantan, termasuk distribusi bantuan sosial dan stimulus usaha. Kunci keberhasilan ini terletak pada sinergi lintas sektor yang dibangun secara konsisten dengan pemerintah daerah dan berbagai pemangku kepentingan.

Namun, medan yang dihadapi tidak mudah. Kalimantan, dengan topografi yang menantang dan kepadatan penduduk rendah, menuntut pendekatan layanan yang adaptif. Di sinilah peran AgenBRILink menjadi krusial, menyulap warung-warung kecil menjadi titik layanan keuangan yang menjangkau pulau, pesisir, hingga pedalaman.

“Keberhasilan kami bukan sekadar angka pencapaian portofolio kredit atau ekspansi jaringan,” lanjut Novian. “Melainkan seberapa besar dampak sosial dan ekonomi yang bisa kami ciptakan, sambil tetap menjaga kinerja yang sehat dan berkelanjutan,” tegasnya.

Dengan dukungan SDM yang terlatih, sistem layanan berbasis teknologi, serta komitmen pada transformasi berkelanjutan, BRI optimistis mempertahankan perannya sebagai lokomotif pertumbuhan inklusif di Kalimantan.

“Dalam dunia yang kian terdigitalisasi, inklusi keuangan tak lagi soal membangun gedung bank, melainkan membangun kepercayaan, koneksi, dan kemampuan adaptif di level akar rumput,” pungkasnya.

(TN)