trustnews.id

Langkah Nyata Bapanas Pangan Aman, Gizi Terpenuhi
Dok, Istimewa

Upaya menjaga ketahanan pangan nasional terus menjadi prioritas Badan Pangan Nasional (Bapanas). Berbagai langkah strategis terus digulirkan, dari perluasan lahan pertanian, diversifikasi sumber pangan, hingga penguatan sistem pengawasan program makan bergizi gratis.

Seluruh langkah ini, menurut Arief Prasetyo Adi, Kepala Bapanas, berangkat dari amanat Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan. Tujuannya satu, memastikan ketersediaan pangan yang cukup, beragam, bergizi, dan aman bagi seluruh masyarakat Indonesia.

“Kami terus mengoptimalkan lahan-lahan produktif untuk mendukung ketahanan pangan yang berkelanjutan,” kata Arief saat ditemui TrustNews.

Bapanas, lanjutnya, intensif memperluas lahan pertanian melalui pengembangan food estate dan optimalisasi lahan tidur, bekerja sama dengan Kementerian Pertanian dan pemerintah daerah. Namun, tantangan seperti pH tanah yang rendah menuntut pematangan lahan yang cermat.

“Kami terus optimalkan lahan produktif untuk mendukung ketahanan pangan yang berkelanjutan,” ujarnya.

Di sisi lain, menurutnya, Bapanas juga terus mendorong pemanfaatan lahan pekarangan masyarakat. Sejak 2020, program Pekarangan Pangan Lestari (P2L) digulirkan dan telah menjangkau berbagai wilayah hingga tahun 2023. Program ini bertujuan mendorong produksi pangan skala rumah tangga, meningkatkan pendapatan keluarga petani, sekaligus berkontribusi dalam pengentasan stunting.

Namun demikian, laju alih fungsi lahan sawah masih menjadi ancaman serius. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2021, setiap tahunnya sekitar 60.000 hingga 80.000 hektare sawah beralih fungsi. Bapanas pun memperkuat perlindungan terhadap lahan sawah dan mendorong penerapan teknologi pertanian modern agar produktivitas tetap terjaga.

“Bapanas memperkuat perlindungan lahan sawah dan mendorong teknologi pertanian modern guna meningkatkan produktivitas,” ungkapnya.

Di sisi diversifikasi pangan, menurutnya, BPN berupaya mengurangi ketergantungan pada beras dengan mempromosikan pangan lokal. Data BPN dan Kementerian Pertanian pada 2019 mencatat Indonesia memiliki 77 spesies tanaman pangan lokal, seperti ubi jalar, ketela pohon, serta aneka sayuran dan rempah, yang kaya karbohidrat, protein, dan lemak.

Namun, pola konsumsi masyarakat masih terfokus pada padi-padian dan minyak, belum mencerminkan pola makan beragam, bergizi seimbang, dan aman (B2SA).

“Diversifikasi pangan adalah fondasi ketahanan pangan yang inklusif,” tegas Arief.

Dalam Program Makan Bergizi Gratis (MBG), BPN memperketat pengawasan keamanan pangan bersama Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Pendekatan pre-market dan post-market diterapkan untuk memastikan pangan aman dan bergizi.

Pada 2022, kolaborasi dengan World Food Programme (WFP) menghasilkan standar beras fortifikasi untuk meningkatkan nilai gizi MBG.

“Kami pastikan setiap porsi MBG aman dan mendukung kesehatan anak-anak,” ujarnya sambil menunjuk pujian dari British Medical Journal pada kampanye “Isi Piringku”, sebagai panduan pola makan sehat dan ramah lingkungan, menjadi acuan program ini.

Untuk mendistribusikan MBG secara lebih merata, menurutnya, Bapanas memanfaatkan Peta Ketahanan dan Kerentanan Pangan (FSVA) 2022 guna memetakan daerah-daerah yang rawan, terutama di kawasan Indonesia Timur yang menghadapi kendala logistik.

Namun, tantangan tetap membayangi. Selain alih fungsi lahan, ketergantungan impor terhadap sejumlah komoditas strategis—seperti kedelai (80–90%), gula pasir (65–70%), dan bawang putih (90–95%) menjadi pekerjaan rumah yang belum terselesaikan. Belum lagi biaya distribusi pangan yang masih tinggi.

Untuk menjawab tantangan tersebut, Bapanas mendorong inovasi melalui pengembangan pupuk organik, pengenalan varietas tanaman toleran terhadap perubahan iklim, serta efisiensi distribusi logistik.

Arief menegaskan bahwa ketahanan pangan tidak bisa ditangani oleh pemerintah saja. Partisipasi masyarakat dalam mengonsumsi pangan lokal dan mendukung program pangan berkelanjutan menjadi elemen penting.

“Ketahanan pangan adalah tanggung jawab bersama,” ujar Arief.

“Kami berkomitmen memperluas lahan produktif, mempromosikan pangan lokal, dan memastikan Program Makan Bergizi Gratis berjalan optimal dengan pengawasan ketat,” pungkasnya. (TN)