
Komitmen memperkuat gerakan koperasi dari desa kembali menggema, kali ini lewat sinergi antara koperasi lama dan inisiatif baru. Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Kopdit Pintu Air menyatakan dukungan terhadap gerakan Koperasi Desa Merah Putih (Kopdes Merah Putih) yang digagas Presiden Prabowo Subianto sebagai model pemberdayaan ekonomi rakyat dari akar rumput.
Dukungan tersebut disampaikan langsung oleh jajaran pengurus Kopdit Pintu Air di sela kegiatan pendampingan koperasi desa di Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Yakobus Jano, Ketua KSP Kopdit Pintu Air, mengatakan manajemen koperasi, inisiatif Kopdes Merah Putih sejalan dengan semangat pemberdayaan yang selama ini telah dijalankan koperasi berbasis komunitas.
“Kami dari bawah. Sudah lama berdiri dan tumbuh bersama masyarakat. Kalau sekarang ada kebijakan dari atas, dari Presiden langsung, kami melihat ini sebagai kesempatan untuk berkolaborasi,” ujar Yakobus Jano, Ketua KSP Kopdit Pintu Air.
Menurutnya, koperasi tak bisa berjalan sendiri. Semua elemen dari pemerintah, lembaga keuangan, hingga masyarakat akar rumput harus saling mendukung di bawah satu payung kebijakan, yakni Kementerian Koperasi dan UKM.
“Prinsipnya, koperasi harus berkolaborasi. Koperasi dari masyarakat bawah, koperasi yang dibentuk pemerintah, semua bertujuan sama: kesejahteraan masyarakat,” ucapnya.
Jano mengungkap, Kopdit Pintu Air diminta untuk mendukung program prioritas pemerintahan Presiden Prabowo Subianto melalui Kementerian Koperasi dan UKM.
Dalam pertemuan bersama Kementerian Koperasi dan UKM di Jakarta pada Senin, 30 Juni 2025 lalu, pemerintah meminta keterlibatan koperasi besar se-Indonesia dalam hal pendampingan dan pembiayaan.
Kopdit Pintu Air mengutus Ketua Komite Kantor Cabang Persiapan Kampung Sawah, Jakarta, Emanuel Migo ikut dalam pertemuan itu.
Yakobus berharap ada pertemuan lanjutan pra pelaksana agar diseminasi informasi serta mekanisme penerapannya dapat dilaksanakan tanpa ada hambatan yang berarti.
“Sebab, bila terjadi masalah, tentu akan berakibat buruk bukan hanya bagi koperasi desa tetapi juga berimbas pada Kopdit Pintu Air,” kata Jano.
Menjelang peringatan Hari Koperasi Nasional pada Juli dan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan RI pada Agustus, semangat gotong royong koperasi semakin ditegaskan. Tahun 2025 ini menjadi momentum istimewa: koperasi Indonesia merayakan usia ke-78, sementara Republik Indonesia memasuki usia ke-80.
“Harapan kami, masyarakat bisa melihat koperasi sebagai alat perjuangan ekonomi yang nyata,” ujarnya.
“Pemerintah sudah menunjukkan komitmennya dengan mengambil porsi 70 persen dalam menjalankan gerakan ini. Sisanya tergantung kesediaan masyarakat untuk terlibat aktif,” tambahnya.
Jano menekankan pentingnya niat baik dalam membangun usaha kolektif, karena koperasi sejatinya bukan hanya alat ekonomi, melainkan juga wadah kebersamaan.
“Kalau kita tanam yang baik, pasti kita akan tuai yang baik juga. Jangan sampai hasil jerih payah koperasi hanya dimanfaatkan oleh segelintir orang,” pungkasnya. (TN)