trustnews.id

ANCOL di Tengah Gelombang Baru Jakarta
Dok, Istimewa

ANCOL di Tengah Gelombang Baru Jakarta

NASIONAL Selasa, 19 Agustus 2025 - 09:55 WIB TN

TRUSTNEWS.ID - Ketika status ibu kota berpindah, dan wajah Jakarta dipertanyakan, Ancol berdiri sebagai penanda bahwa kota ini masih bisa dirayakan, dikunjungi, dan dinikmati bersama.

Tak hanya penanda, di tengah ambisi global Jakarta untuk menjadi kota wisata dunia dengan citra internasional dan infrastruktur canggih, Ancol justru hadir sebagai antitesis yang menyeimbangkan. Tak banyak kota megapolitan yang masih menyisakan ruang terbuka seluas ini di jantungnya.

Bagi PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk (PJAA), menjaga kawasan ini bukan hanya urusan kinerja keuangan, tapi bagian dari upaya merawat memori kolektif, merawat ruang yang menjembatani generasi dan kelas sosial.

Langkah itu tidak datang tanpa tantangan. Setelah pandemi, perusahaan pelat merah ini bangkit dengan perlahan namun pasti. Tahun 2022 menjadi titik balik, saat Ancol berhasil mencetak laba Rp154,2 miliar, setelah sebelumnya mengalami kerugian.

Ancol bukan hanya tempat bermain. Ia adalah bagian dari ruang hidup kota. Kami ingin Ancol tumbuh menjadi taman rekreasi kelas dunia, tanpa kehilangan jati dirinya sebagai ruang publik rakyat.

Lompatan kinerja berlanjut pada 2023, dengan pendapatan usaha tembus Rp1,27 triliun dan laba bersih naik lebih dari 50 persen. Kunjungan wisatawan pun melonjak drastis menjadi 11 juta orang, menggambarkan betapa kuat daya tarik kawasan seluas 552 hektare ini bagi warga Jabodetabek dan sekitarnya.

Namun, 2024 menjadi tahun penuh tantangan. Kenaikan biaya operasional dan fluktuasi ekonomi menyebabkan laba bersih turun menjadi Rp177 miliar. Meski begitu, pendapatan tetap terjaga di atas Rp1,2 triliun, sebuah indikasi bahwa Ancol masih menjadi pilihan utama warga dalam mencari ruang rekreasi yang terjangkau.

Lima dekade sudah Ancol hadir sebagai wajah hiburan kota. Namun beberapa tahun terakhir, semangatnya bertransformasi. Tak lagi sekadar destinasi keluarga akhir pekan, Ancol kini dirancang menjadi gerbang pesisir ibu kota, yang mampu menyambut wisatawan domestik dan mancanegara dalam skala lebih besar.

“Ancol bukan hanya tempat bermain. Ia adalah bagian dari ruang hidup kota. Kami ingin Ancol tumbuh menjadi taman rekreasi kelas dunia, tanpa kehilangan jati dirinya sebagai ruang publik rakyat,” ujar Eddy Prastiyo, Direktur Operasional PJAA.

Visi itu berpadu dengan ambisi Jakarta sebagai destinasi wisata dunia. Mengacu laporan resmi BPS (Badan Pusat Statistik) DKI Jakarta tahun 2023, sekitar 1,97 juta wisatawan mancanegara menyambangi Jakarta, menjadikannya salah satu kota dengan pertumbuhan wisata tercepat di dunia. Angka ini naik 109,06% dibandingkan 2022, yang hanya sebesar 938.991 orang.

Rinciannya, turis asal Cina menyumbang pengunjung terbanyak (319.802 orang/16,29%), disusul Malaysia (237.928 orang/12,12%) dan Singapura (153.254 orang/7,81%).

Informasi ini juga mendapat sorotan dalam laporan global dan media pariwisata yang menyebut Jakarta sebagai salah satu kota dengan pertumbuhan wisata internasional tercepat di kawasan Asia Tenggara.

Ditegaskan Eddy, PJAA ikut mendukung ambisi ini melalui kawasan Ancol Dreamland, yang dikenal sebagai taman rekreasi terpadu terbesar di Asia Tenggara, membentang seluas 552 hektare di pesisir Jakarta Utara.

Untuk mendukung transformasi ini, menurutnya, Ancol mulai membuka diri pada kolaborasi internasional. Pada akhir 2023, perusahaan memperkenalkan proyek Ancol Waterfront kepada calon investor, termasuk skema pengembangan berbasis transit di zona barat yang terhubung langsung dengan MRT Fase 2B.

Di sisi lain, PJAA juga memperkuat sistem pemesanan daring dan layanan multibahasa untuk menyambut wisatawan asing secara lebih profesional.

Langkah digital pun diperkuat. Layanan multibahasa, sistem pemesanan daring, serta integrasi dengan platform perjalanan global dirancang untuk menyambut pasar asing secara lebih profesional. Ancol bukan hanya destinasi lokal, tapi gerbang yang menyapa dunia dengan wajah kota yang ramah dan inklusif.

Tak kalah penting, menurutnya, PJAA tetap menjejak pada misi sosial. Program Sekolah Rakyat Ancol, yang memberikan akses pendidikan bagi anak-anak putus sekolah di sekitar kawasan, terus dilanjutkan dan telah meluluskan lebih dari 600 alumni. Atas program ini, perusahaan menerima Padmamitra Award dari Pemprov DKI, sebuah pengakuan bahwa bisnis dan kemanusiaan bisa berjalan seiring.

“Kami percaya, kota yang besar bukan hanya dibangun oleh gedung-gedung tinggi atau angka wisatawan, tapi oleh ruang-ruang yang mampu merawat kenangan warganya. Itulah napas yang kami jaga di Ancol,” pungkasnya. (TN)