trustnews.id

ESTIKA JASATAMA  Tumbuh di Tengah  Konsolidasi Asuransi
Dok,Istimewa

TRUSTNEWS.ID - Kisah PT Estika Jasatama tak lepas dari pembentukan Bank Mandiri, yang lahir pada 1999 dari peng gabungan empat bank milik negara: Bank Bumi Daya (BBD), Bank Dagang Negara (BDN), Bank Ekspor Impor Indonesia (Bank Exim), dan Bank Pembangunan Indonesia (Bapindo).

Masing-masing bank ini membawa perusahaan pialang asuransi sendiri. BBD 8 memiliki PT Estika Jasatama, Bapindo memiliki PT. Krida Upaya Tunggal, dan Bank Exim memiliki PT Caraka Mulia. Sementara itu, pialang asuransi milik BDN yaitu PT. Gelora Karya Jasatama, telah ditutup.

“Estika berakar dari BBD, dan kami telah berkembang menjadi pialang terde pan dalam lingkungan Bank Mandiri,” ujar Imam Sutarto, Direktur Utama PT Estika Jasatama, kepada TrustNews.

“Namun, ambisi kami selalu lebih besar dari sekadar melayani satu bank,” tambahnya.

Saat ini, menurutnya, lebih dari 60% pendapatan kami berasal dari klien non Bank Mandiri, termasuk institusi besar seperti BNI, BRI, Bank Syariah Indonesia (BSI), Bank Pembangunan Daerah, dan klien lanngsung yang berasal dari beber apa Perusahaan BUMN. Dalam perjala nannya, diversifikasi ini menjadi landasan kesuksesan Estika.

“Kami telah memposisikan diri sebagai mitra terpercaya di sektor keuangan dan di luar itu,” ujarnya.

“Kemampuan kami untuk menjalin kemitraan dengan bank lain dan korporasi besar membedakan kami,” tambahnya.

Perbedaan yang dimaksud Imam, Estika tetap fokus pada segmen korporasi atau dengan kata lain, perusahaan mengkhususkan diri dalam mengasu ransikan aset bernilai tinggi, termasuk bangunan, mesin, stok barang, inventaris, transportasi, dan bahkan penerbangan.

Sementara, pialang asuransi lainnya banyak melirik ke produk ritel seperti asuransi kesehatan, perjalanan, atau kendaraan bermotor. Peralihan ini terjadi terutama dengan munculnya platform digital yang merambah proses berasu- ransi.

“Kekuatan kami utamanya terletak pada proyek-proyek engineering dan konstruksi, seperti proyek pembangunan pabrik, hotel, rumah sakit, jalan tol, jembatan, bendungan, pembangkit listrik yang menyumbang sebagian besar bisnis Estika,” ungkapnya.

Fokus ini memungkinkan Estika untuk memanfaatkan sektor infrastruktur Indo nesia yang sedang booming. “Konstruksi dan engineering adalah keunggulan kami. Ini adalah risiko bernilai tinggi dan komprehensif yang membutuhkan keah lian mendalam,” ujarnya.

Selain infrastruktur, Imam menga takan, basis klien Estika mencakup usaha kecil dan menengah (UKM), perbankan korporasi, dan entitas komersial besar dalam portofolio Bank Mandiri. Di luar Mandiri, perusahaan ini telah menjalin kemitraan dengan bank-bank besar lain dan klien korporasi langsung.

“Kami juga melihat peluang di mana Bank seperti Bank Pembangunan Daerah, Bank Muamalat, Indonesia EximBank, dan Maybank, misalnya, yang tidak memiliki pialang sendiri. Di situlah kami masuk,” ujarnya.

Diakuinya, tantangan sekaligus pelu ang, yang lebih besar terletak pada pers yaratan permodalan untuk perusahaan asuransi yaitu POJK No.23 tahun 2023. Aturan ini mewajibkan ambang batas ekui tas yang lebih tinggi dan mengelompokkan perusahaan asuransi ke dalam tingkatan kelompok.

Secara spesifik, Kelompok Perusa haan Perasuransian dengan Ekuitas (KUPA, KPPE 1, dan KPPE 2). KPPE 2 berarti peru sahaan dalam kategori ini dianggap memi liki kekuatan keuangan yang lebih baik dibandingkan kategori lainnya, seperti KPPE 1 atau KUPA, yang memiliki pers yaratan modal lebih rendah.“Kami saat ini bekerja dengan 62 perusahaan asur ansi umum, 5 perusahaan asuransi jiwa, 5 perusahaan asuransi syariah, dan 4 peru sahaan penjaminan,” jelas Imam.

“Namun, dengan aturan permoda lan yang akan datang, kami memperkira kan pengurangan jumlah pemain secara signifikan, mungkin hingga setengahnya,” tambahnya.

Meskipun konsolidasi ini dapat mengurangi jumlah perusahaan asuransi, Imam melihatnya sebagai hal positif bagi Pialang Asuransi Estika. Dimana setiap perusahaan asuransi akan dapat member ikan akseptasinya lebih besar, sehingga menjadi solusi dalam sebuah polis asur ansi yang dibatasi oleh jumlah perta koasuransi

“Jumlah pemain yang lebih sedikit berarti perusahaan asuransi yang lebih besar dan kuat mendukung kami. Ini meningkatkan kapasitas kami untuk melayani klien dengan solusi yang lebih tangguh,” pungkasnya. (TN