trustnews.id

JBBoda Viva: Mengelola Risiko, Menata Pertumbuhan
Doc, istimewa

TRUSTNEWS.ID - Ketika pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi di atas 5%, banyak pelaku usaha memilih bersikap wait and see sebelum berbagi optimisme. Di ruang-ruang rapat korporasi, strategi ditahan, dan rencana ekspansi ditunda.

Namun, bagi Ricky S. Natapradja,  President Director PT JBBoda Viva Indonesia Reinsurance Brokers, situasi seperti itu justru menghadirkan peluang.

“Setiap kenaikan satu persen PDB berarti meningkatnya kebutuhan proteksi,” ujar Ricky S. Natapradja kepada TrustNews.

"Dari situ, kebutuhan akan produk asuransi dan reasuransi turut meningkat," tambahnya.

Nada bicaranya tenang, tapi penuh perhitungan. Ricky tahu bahwa pertumbuhan ekonomi tidak sekadar soal angka. Dia membaca di balik data, yakni meningkatnya aktivitas industri, ekspansi kredit, pembangunan infrastruktur, semuanya menandakan naiknya eksposur risiko.

"Kalau pertumbuhan ekonomi tetap di jalur yang tepat, sekitar 5,1%–5,5%, dampaknya akan terasa di sektor riil dan konsumsi masyarakat,” ujarnya.

Sektor asuransi sendiri kini menjadi pilar penting dalam ekosistem keuangan Indonesia. Industri ini, yang ditargetkan menyumbang 6,52% terhadap PDB jasa keuangan pada 2025, mencatat total aset mencapai Rp1.170,62 triliun hingga Agustus — naik 3,37% secara tahunan**.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memproyeksikan pertumbuhan aset untuk asuransi umum dan reasuransi sebesar 8–10% sepanjang tahun, melampaui pertumbuhan pendapatan premi yang masih moderat, 2,67% hingga Juli atau Rp91,13 triliun.

Pada kuartal pertama, premi asuransi umum tumbuh tipis 0,3% menjadi Rp30,5 triliun dengan 10 dari 15 lini bisnis mencatat kenaikan, meski rasio klaim meningkat ke 36% di tengah tekanan ekonomi.

Hingga Agustus, total premi komersial mencapai Rp219,52 triliun, naik 0,44%, sementara rasio kecukupan modal berbasis risiko masih sehat di 312,08%, jauh di atas ambang batas minimum 120%.

Transformasi digital yang dicanangkan OJK melalui roadmap 2023–2027, sejalan dengan deregulasi yang dipimpin Purbaya Yudhi Sadewa, membuka ruang bagi penetrasi asuransi yang masih di bawah 3% dari populasi 280 juta jiwa.

"Minimnya penetrasi asuransi justru menunjukkan potensi luar biasa,"ujar Ricky.

"Kelas menengah kita terus tumbuh, kesadaran terhadap perlindungan juga meningkat. Ini soal waktu dan strategi," tambahnya.

Optimisme Ricky tidak muncul dari ruang kosong. Sebagai bagian dari JB Boda Group, jaringan broker asal India dengan pengalaman lebih dari delapan dekade, JBBoda Viva menempatkan diri bukan sekadar perantara polis, melainkan jembatan risiko antara Indonesia dan pasar reasuransi global.

Ricky memahami lanskap lokal yang bergerak cepat, mulai dari pembangunan energi baru, infrastruktur, hingga digitalisasi UMKM, yang menciptakan kebutuhan perlindungan semakin kompleks

'Kami ingin jadi mitra yang bisa menjembatani kebutuhan itu, bukan hanya menjual produk," katanya.

Namun, jalan menuju pertumbuhan tidak selalu mulus. Ricky menyebut tantangan klasik yang terus membayangi industri ini, seperti rendahnya literasi keuangan, kesenjangan antara kebutuhan proteksi dan kemampuan membayar premi, serta ketimpangan distribusi asuransi di luar kota besar.

"Tantangannya adalah bagaimana kita bisa tumbuh seiring peningkatan kesadaran risiko di masyarakat,” ujarnya pelan.

Transformasi digital menjadi pilar utama strategi JBBoda Viva. Perusahaan mengembangkan platform berbasis data analytics untuk mempercepat penempatan risiko, menghubungkan reasuradur di berbagai negara, dan memberi real-time insight bagi klien di sektor energi, infrastruktur, dan maritim.

"Dunia reasuransi berubah.  Kami harus bergerak lebih cepat, lebih cerdas, dan lebih transparan," tegasnya.

Meski teknologi menjadi tulang punggung, Ricky menegaskan bahwa hubungan manusia tetap inti dari bisnis ini.

"Reasuransi pada dasarnya soal kepercayaan. Digitalisasi membantu efisiensi, tapi kredibilitas tetap yang utama," ujarnya.

Pendekatan itu juga diterapkannya dalam membangun tim dengan memadukan pengalaman senior dengan energi generasi muda.

"Senior menjaga fondasi, yang muda menantang cara lama berpikir," ujarnya.

"Kami punya kombinasi unik yang membuat kami adaptif sekaligus solid" tambahnya.

Ke depan, JBBoda Viva berambisi memperkuat posisinya di lini property, engineering, marine, dan energy, sekaligus memperluas cakupan ke specialty risks seperti risiko siber, tanggung jawab profesional, dan financial lines.

"Kami tidak mengejar volume," tegasnya.

"Yang kami cari adalah pertumbuhan berkelanjutan yakni profit sehat, hubungan jangka panjang dan reputasi yang kuat," pungkasnya. (TN)