trustnews.id

Pupuk Indonesia Digitalisasi Dorong Kinerja Positif
Foto: istimewa

Pupuk Indonesia Digitalisasi Dorong Kinerja Positif

BISNIS Selasa, 27 Oktober 2020 - 13:35 WIB TN

Membukukan kinerja konsolidasi positif per Agustus 2020 di tengah pandemi. Buah strategi yang dijalankan perseroan sejak dini, termasuk digitalisasi. 

PT Pupuk Indonesia (Persero) membukukan kinerja konsolidasi positif per Agustus 2020 meski dibayangi pandemi Covid-19. Ini ditunjukan dengan bertumbuhnya kinerja produksi dan penjualan sepanjang Januari - Agustus 2020, realisasi produksi pupuk sebesar 8.421.233 ton dan penjualan pupuk sebesar 9.060.274 ton. 
“Pupuk Indonesia tetap membukukan kinerja yang baik dan mengalami peningkatan dibandingkan periode yang sama pada tahun 2019," ujar Kepala Komunikasi Korporat PT Pupuk Indonesia (Persero), Wijaya Laksana menjawab TrustNews.
Kemampuan menjaga kinerja positif, lanjutnya, karena sejak dini perusahaan telah menjalankan strategi dalam rangka merespon pandemi. Strategi tersebut tertuang dalam lima prioritas, yakni:
Pertama, people first yaitu mengutamakan keselamatan dan keamanan karyawan dari risiko penularan virus. 
Kedua, kontinuitas operasional dengan memperketat pengamanan dan penerapan pengaturan operasional pabrik. 
Ketiga, prioritas menjaga ketahanan pangan dengan menjamin ketersediaan stok pupuk serta menjaga distribusinya tetap lancar hingga sampai ke tangan petani. 
“Prioritas keempat dan kelima yakni, menjaga keberlangsungan usaha dan mendukung penuh pemerintah serta masyarakat dalam penanggulangan Covid-19,” paparnya.
Selain itu, dalam kondisi era kebiasaan baru, lanjutnya, perusahaan terus memperkuat digitalisasi dalam menjalankan roda bisnis perusahaan. Untuk aspek produksi, perseroan telah menggunakan aplikasi ERP modul Production Planning (PP) & Plan Maintenance (PM) serta mengembangkan aplikasi Digital Fertilizer.
Digital fertilizer merupakan program tahun jamak yang dimulai pada triwulan III 2018 dan disepakati akan selesai pada akhir tahun 2020. Saat ini terdapat empat pabrik yang telah menjadi pilot plan dalam pengembangan program ini antara lain pabrik Pusri-IIB, Kujang-1B, PKT-5, dan PKG-1B.
Implementasi digital tersebut untuk menunjang kinerja produksi seperti peningkatan efisiensi, membantu terlaksananya program preventif dan predictive maintenance, guna meningkatkan realibility serta menurunkan angka shutdown di pabrik. Aplikasi ini juga membantu kelancaran dalam rencana perbaikan yang diperlukan.
"Predictive Maintenance di Pupuk Indonesia Group melalui penerapan Digital Fertilizer terdiri atas Process Monitoring, Asset Monitoring, Reliability & Maintenance dan Digital Asset. Aplikasi ini mampu membantu kelancaran dalam rencana perbaikan yang diperlukan tiap pabrik," katanya.
Program digitaliasi yang dilakukan tersebut, lanjut Wijaya Laksana,  perseroan tengah menjalankan transformasi untuk memperluas bisnis perusahaan menjadi penyedia produk nutrisi tanaman dan solusi pertanian. 
“Dalam era disrupsi saat ini, ditambah dengan pentingnya peran pertanian terhadap ketahanan pangan di masa pandemi COVID-19, Kami harus bisa menyediakan produk dan layanan lengkap terhadap dunia pertanian, sehingga bisa terus mendorong produktivitas pertanian di Indonesia,” paparnya.
Pada saat yang bersamaan, tambah Wijaya, dalam tiga tahun terakhir, Pupuk Indonesia mampu menurunkan rasio penggunaan bahan baku untuk produksi (consumption rate). setelah menjalankan sejumlah strategi untuk meningkatkan daya saing produk di pasar global, salah satunya revitalisasi pabrik. Termasuk menghemat konsumsi gas untuk sejumlah kegiatan di luar produksi inti.
“Pengurangan penggunaan gas melalui substitusi bahan bakar untuk pembangkit listrik dan steam, dan menggantinya dengan batu bara,” ujarnya mencontohkan.
Wijaya Laksana juga mengatakan, efisiensi ke depan pun diprediksi akan semakin meningkat,  dikarenakan pemerintah telah menetapkan kebijakan penyesuaian harga gas bagi industri pupuk.  Kebijakan ini dapat memberi manfaat efisiensi yang cukup signifikan terhadap ongkos produksi dimana 70% komponen biayanya adalah harga gas. 
“Kebijakan ini pun pada akhirnya akan mengurangi beban subsidi pemerintah untuk komoditas pupuk,” pungkasnya. (TN)